Istilah guru dalam bahasa Jawa mempunya arti digugu dan ditiru yang artinya adalah digugu ucapanya
dan dan ditiru perbuatanya. Dalam bahasa Inggris guru itu di istilahkan dengan “teacher” yang berarti pengajar, dan “tutor” yang berarti guru pribadi atau
guru yang mengajar di rumah.
Dalam bahasa Arab kata guru dijumpai pada kata,
ustadz, mudarris, mu’alim, dan muaddib. Kata ustadz jama’nya asaatid
yang berarti teacher atau guru,
profesor (gelar akademik), jenjang di bidang intelektual, pelatih, penulis dan
penyair. Adapun mudarris berarti
teacher (guru), instructor
(pelatih), dan lecturer (dosen).
Selanjutnya kata mu’allim yang berarti teacher (guru), trainer
(pemandu). Kata mu’addib berarti educator
(pendidik) atau teacher in qur’anic scholl (guru dalam lembaga
pendidikan Al-Qur’an).[1]
Istilah tersebut diatas secara keseluruhan terhimpun
dalam kata “pendidik”, karena seluruh kata tersebut mengacu pada seseorang yang
memberikan pengetahuan, ketrampilan atau pengalaman kepada orang lain.
Kata-kata yang bervariasi diatas menunjukan adanya
perbedaan ruang gerak dan lingkungan dimana pengetahuan dan ketrampilan
diberikan. Jika pengetahuan dan ketrampilan itu diberikan disekolah maka
disebut “teacher”, di perguruan tinggi disebut “lecturer atau
profesor”, dirumah-rumah secara pribadi disebut “tutor”, di
pusat-pusat latihan disebut “instructur atau trainer”, dan di
lembaga-lembaga pendidikan yang mengajarkan agama disebut “educator”.
Menurut istilah, secara fungsional kata guru juga bisa
diartikan sebagai “pendidik” yakni seseorang yang melakukan kegiatan dalam
memberikan pengetahuan, ketrampilan, pendidikan, pengalaman dan sebagainya. Dan
orang yang melakukan kegiatan ini bisa siapa saja dan dimana saja. Di rumah,
orang yang melakukan tugas tersebut adalah orang tua, karena secara moral dan
teologis merekalah yang diserahi tanggung jawab pendidikan anaknya. Selanjutnya disekolah tugas tersebut
dilakukan oleh guru, dan di masyarakat dilakukan oleh organisasi-organisasi
kependidikan dan lain sebagainya. Atas dasar ini maka yang termasuk dalam
pendidik/guru itu bisa kedua orang tua, guru, tokoh masyarakat dan lain
sebagainya.
Hadari Nawawi menjelaskan bahwa guru adalah orang yang
kerjanya mengajar dan memberikan pelajaran disekolah/kelas. Secara lebih khusus
lagi ia mengatakan guru adalah “orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan
pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam membantu anak-anak mencapai
kedewasaan masing-masing”.
Guru dalam pengertian diatas menurutnya bukanlah orang
yang sekedar berdiri di depan kelas untuk menyampaikan materi pengetahuan
tertentu, akan tetapi adalah anggota masyarakat yang harus ikut aktif dan
berjiwa bebas serta kreatif dalam mengarahkan perkembangan anak didiknya untuk
menjadi anggota masyarakat yang dewasa. Dalam
pengertian diatas, terkesan adanya tugas yang sedemikian berat yang harus
dipikul oleh seorang pendidik, kususnya guru. Tugas tersebut , selain
memberikan pelajaran dimuka kelas, juga harus membantu peserta didik mencapai
kedewasaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar