Minggu, 27 Mei 2012

SIAPAKAH GURUMU... PART IV


Istilah guru dalam bahasa Jawa mempunya arti digugu dan ditiru yang artinya adalah digugu ucapanya dan dan ditiru perbuatanya. Dalam bahasa Inggris guru itu di istilahkan dengan “teacher” yang berarti pengajar, dan “tutor” yang berarti guru pribadi atau guru yang mengajar di rumah.

Dalam bahasa Arab kata guru dijumpai pada kata, ustadz, mudarris, mu’alim, dan muaddib. Kata ustadz jama’nya asaatid yang berarti teacher atau guru, profesor (gelar akademik), jenjang di bidang intelektual, pelatih, penulis dan penyair. Adapun mudarris berarti teacher (guru), instructor (pelatih), dan lecturer (dosen). Selanjutnya kata mu’allim yang berarti teacher (guru), trainer (pemandu). Kata mu’addib berarti educator (pendidik) atau teacher in qur’anic scholl (guru dalam lembaga pendidikan Al-Qur’an).[1]
Istilah tersebut diatas secara keseluruhan terhimpun dalam kata “pendidik”, karena seluruh kata tersebut mengacu pada seseorang yang memberikan pengetahuan, ketrampilan atau pengalaman kepada orang lain.
Kata-kata yang bervariasi diatas menunjukan adanya perbedaan ruang gerak dan lingkungan dimana pengetahuan dan ketrampilan diberikan. Jika pengetahuan dan ketrampilan itu diberikan disekolah maka disebut “teacher”, di perguruan tinggi disebut “lecturer atau profesor”, dirumah-rumah secara pribadi disebut “tutor”, di pusat-pusat latihan disebut “instructur atau trainer”, dan di lembaga-lembaga pendidikan yang mengajarkan agama disebut “educator”.
Menurut istilah, secara fungsional kata guru juga bisa diartikan sebagai “pendidik” yakni seseorang yang melakukan kegiatan dalam memberikan pengetahuan, ketrampilan, pendidikan, pengalaman dan sebagainya. Dan orang yang melakukan kegiatan ini bisa siapa saja dan dimana saja. Di rumah, orang yang melakukan tugas tersebut adalah orang tua, karena secara moral dan teologis merekalah yang diserahi tanggung jawab pendidikan anaknya. Selanjutnya disekolah tugas tersebut dilakukan oleh guru, dan di masyarakat dilakukan oleh organisasi-organisasi kependidikan dan lain sebagainya. Atas dasar ini maka yang termasuk dalam pendidik/guru itu bisa kedua orang tua, guru, tokoh masyarakat dan lain sebagainya.
Hadari Nawawi menjelaskan bahwa guru adalah orang yang kerjanya mengajar dan memberikan pelajaran disekolah/kelas. Secara lebih khusus lagi ia mengatakan guru adalah “orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam membantu anak-anak mencapai kedewasaan masing-masing”.
Guru dalam pengertian diatas menurutnya bukanlah orang yang sekedar berdiri di depan kelas untuk menyampaikan materi pengetahuan tertentu, akan tetapi adalah anggota masyarakat yang harus ikut aktif dan berjiwa bebas serta kreatif dalam mengarahkan perkembangan anak didiknya untuk menjadi anggota masyarakat yang dewasa. Dalam pengertian diatas, terkesan adanya tugas yang sedemikian berat yang harus dipikul oleh seorang pendidik, kususnya guru. Tugas tersebut , selain memberikan pelajaran dimuka kelas, juga harus membantu peserta didik mencapai kedewasaan.


[1] Zainuddin, Seluk-Beluk Pendidikan dari Al-Ghazali (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), 50

Tidak ada komentar:

Posting Komentar