Kamis, 17 Mei 2012

ETIKA MURID DALAM MENUNTUT ILMU (Telaah Atas Pemikiran Al-Ghozali)


ETIKA MURID DALAM MENUNTUT ILMU(Telaah Atas Pemikiran Al-Ghozali) 
Manusia diciptakan Allah selain menjadi hamba-Nya, juga menjadi khalifah di muka bumi.[1] Hal ini mengakibatkan manusia dituntut untuk menjalankan akhlak vertical yang baik, sekaligus tidak mengabaikan akhlak Horizontal-nya.[2] Untuk memenuhi kedua tuntutan  tersebut, manusia memerlukan pendidikan.
Dalam bahasa Indonesia, istilah pendidikan berasal dari kata “ didik” dan akhiran “an” mengandung arti perbuatan (hal, cara dan sebagainya).[3] Istilah pendidikan ini semuila berasal dari bahas yunani yaitu “paedagogies”, yang berarti bimbingan diberikan kepada anak. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa inggris dengan ”education” yang berarti pengembangan atau bimbingan. Dalam bahasa Arab itilah ini diterjemahkan dengan  ”tarbiyah” yang berarti pendidikan.[4]
Peserta didik merupakan salah satu komponen dalam pendidikan Islam. Peserta didik merupakan “raw material” (bahan mentah) di dalam proses transformasi yang disebut pendidikan.[5] Agar proses transformasi ilmu dalam suatu pendidikan ini dapat berhasil, perlu adanya suatu etika atau norma-norma yang harus ditaati dan dilakukan oleh pelaku dari proses pendidikan yang salah satunya adalah peserta didik.
Dewasa ini sering kita jumpai dalam masyarakat oarang-orang yang cerdas dan terdidik dalam suatu keilmuan. Namun orang-orang tersebut mempunyai etika atau akhlak yang kurang baik. Sehingga mengakibatkan ilmu yang diperolehnya tersebut kurang bermanfaat baik bagi dirinya maupun orang lain. Sehingga pembahasan tentang etika peserta didik dalam menuntu ilmu ini dapat dikatakan penting dalam dunia pendidikan, karena menyangkut tentang eksistensi peserta didik dimanapun dia berada.
Etika adalah adat, akhlak, watak, perasaan, sikap dan cara berfikir. Etika juga dapat diartikan sebagai suatu nilai-nilai atau norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah laku.[6] Terkait dengan pembahasan ini, yang penulis maksud adalah adat, sikap, sikap, cara berfikir, dan bertingkah laku seseorang dalam menuntut ilmu.
Telah banyak pemikir-pemikir dalam dunia pendidikan Islam yang menelurkan konsep tentang etika ini, yang salah saatunya adalah Al-Ghozali. Al-Ghozali adalah ahli pikir ulung yang riwayat hidup dan pendapat-pendapatnya telah banyak diungkap dan dikaji oleh para pengarang baik dalam bahasa arab, inggris, maupun bahasa dunia lainnya, termasuk bahasa Indonesia. Hal itu sudah selayaknya bagi para pemikir generasi sesudahnya, karena dengan mengkaji hasil pemikiran orang-orang terdahululah dapat ditemukan dan dikembangkan pemikiran-pemikiran baru.[7]
Salah satu pemikiran Al-Ghozali tentang etika peserta didik termuat dalam kitab Risalah Ayyuh Al-Walad. Kitab ini  merupakan salah satu kitab yang jamak digunakan di berbagai pesantren yang dikategorikan dalam kitab-kitab tentang Akhlak. Dalam kitab Ayyuh Al-Walad ini sangat luar biasa mengenai etika murid kepada gurunya



[1] Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Cet. II (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), 141.
[2] Suwito, Filsafat Pendidikan Akhlak; Kajian Atas Dasar, Paradigma dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan (Yogyakarta: Belukar, 2004), 15.
[3] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), 16.
[4] Penggunaan istilah al-tarbiyah, walaupun memiliki banyak arti seperti makna: tumbuh, berkembang, memelihara, merawat, mengatur dan menjaga kelestarian atas eksistensinya. Namun istilah ini sering digunakan oleh pakar pendidikan Islam dewasa ini.
[5] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam., 77.
[6] Suwito, Filsafat Pendidikan Akhlak: Kajian Atas Dasar Asumsi Dasar, Paradigma dan kerangka Teori Ilmu Pengetahuan. 31-34.
[7] Abidin Ibnu Rusn, Pemikiran Al-Ghozali Tentang Pendidikan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), 1.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar