Pendahuluan
Semakin banyaknya lahir pemikir-pemikir intelektual, semakin menumpuk pula pekerjaan-pekerjaan problematika pendidikan yang signifikan. Gejolak tersebut dirasa dengan semakin parahnya suatu kasus dan pelanggaran, Baik dari anak didik sampai pendidiknya. Sebagian besar pemahaman suatu pendidikan hanya sebatas pragmatis saja.

Pendidikan merupakan bagian vital dalam kehidupan manusia. Pendidikan Islam dengan berbagai coraknya berorientasi memberikan bekal kepada manusia atau peserta didik untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Oleh karena itu, semestinya pendidikan Islam selalu diperbaharui konsep dan aktualisasinya dalam rangka merespon perkembangan zaman yang selalu dinamis dan temporal, agar peserta didik dalam pendidikan Islam tidak hanya berorientasi pada kebahagiaan hidup setelah mati (eskatologis) tetapi kebahagiaan hidup di dunia juga bisa diraih.
Devinisi pendidikan menurut para ahli, diantaranya Menurut John Dewey bahwa pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi di dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk untuk menghasilkan kesinambungan social. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang belum dewasa dan kelompok dimana dia hidup.[1]
Pendidikan menurut UU Sisdiknas 2003 Pasal 1 ayat (1) adalah Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.[2]
Pendidikan menurut islam, Abudin Nata menyatakan bahwa ciri-ciri pendidikan islam adalah :
· Mengarahkan manusia agar menjadi khalifah tuhan di muka bumi dengan senbaik-baiknya.
· Mengarahkan agar manusia melaksanakan tugas kekhalifahanya di bumi dilaksanakan dalam rangka beribadah kepada allah swt.
· Mengarahkan manusia agar ber akhlaq mulia.
· Membina dan mengarahkan potensi, jiwa, akal, dan jasmaninya sehingga memiliki ilmu, akhlaq, tyang dapat menunjang tugas kekhalifahanya.
· Mengarahkan agar manusia dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akherat.[3]
Pemikiran Tentang Tujuan Pendidikan Islam
secara etimologi pemikiran adalah berarti proses, cara atau perbuatan memikir; yaitu menggunakan budi untuk memutuskan suatu persoalan dengan mempertimbangkan segala sesuatu dengan bijaksana.[4] Secara terminologis bahwa pemikiran pendidikanIslam pada hakikatnya adalah konsep berfikir tentang kependidikan yang bersumber atau belandaskan pada ajaran Islam tentang hakikat kemampuan manusia untuk dapat dibina dan dikembangkan serta dibimbing menjadi muslim yang seluruh pribadinya dijiwai oleh ajaran Islam.[5]
Berpijak dari definisi di atas maka yang dimaksud dengan pemikiran pendidikan Islam adalah serangkaian proses kerja akal dan kalbu yang dilakukan secara bersungguh-sungguh dalam melihat berbagai persoalan yang ada dalam pendidikan Islam dan berupaya untuk membangun sebuah paradigma pendidikan yang mampu menjadi wahana bagi pembinaan dan pengembangan peserta didik secara paripurna.[6] Melalui upaya ini diharapkan agar pendidikan yang ditawarkan mampu berapresiasi terhadap dinamika peradaban modern secara adaptik dan proporsional, tanpa harus melepaskan nilai-nilai Ilahiyah sebagai nilai warna dan nilai control.
Esensi karakteristik pendidikan islam adalah beribadah kepada allah swt, dan konsep tujuan pendidikan islam tidak lepas daritujuan hidup manusia yaitu untuk menjadikan pribadi-pribadi yanghamba allah swt yang bertaqwa kepadanya. Dan dapat mencapai kehidupan yang bahagia di dunia dan di akherat. Pendidikan islammerupkan salah satu aspek dari ajaran islam secara keseluruhan., karenanya tujuan pendidikan islam tidak terlepas dari tujuan hidup manusia tidak terlepas dari tujuan hidup manusia dalam islam yaitu beribadah kepadanya.[7]
M. arifin memandang bahwa pembicaraan tentang tujuan pendidikan islam adalah sama hanya dengan pembicaraan tentang nilai-nilai ideal yang bercorak islami. Hal itu berarti bahwa tujuan pendidikan islam itu tidak lain adalah idealitas islami, yang mengandung nilai-nilai sikap dan perilaku manusia yang dilandasi dan dijiwai oleh iman dan taqwa kepada Allah SWT.
Jadi secara sederhana tujuan pendidikan islam itu adalah untuk menigkatkan kualitas ke-abdulla-an dan ke-khalifah-an manusia di muka bumi.[8]
Tujuan pendidikan islam adalah menyadarkan manusia agar dapat mewujudkanpenghambaan diri kepada Allah sang pencipta baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama.[9]
Tujuan pendidikan islam pada hakikatnya sama sesuai dengan tujuan diturunkannya agama islam itu sendiri, yaitu untuk membentuk manusia muttaqin yang rentangannya berdimensi infinitum (tidak terbatas menurut jangkauan manusia), baik secara linier maupun secara algoritmik (berurutan secara logis) berada dalam garis mukmin-muslim-muhsin dengan perangkat komponen, variabel dan parameternya masing-masing yang secara kualitatif bersifat kompetitif.
Oleh karena itu, tujuan pendidikan islam dapat dipecah menjadi tujuan-tujuan berikut ini:
1. Membentuk manusia muslim yang dapat melaksanakan ibadah mahdhah.
2. Membentuk manusia muslim yang disamping dapat melaksanakan ibadah mahdhahdapat juga melaksanakan ibadah muamalah dalam kedudukannya sebagai orang perorang atau sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan tertentu.
3. Membentuk warga negara yang bertanggung jawab kepada masyarakat dan bangsanyadalam rangka bertanggung jawab kepada Allah penciptanya.
4. Membentuk dan mengembangkan tenaga professional yang siap dan terampil atau tenaga setengah terampil untuk memungkinkan memasuki teknostruktur masyarakatnya.
5. Mengembangkan tenaga ahli dibidang ilmu (agama dan ilmu-ilmu islami lainnya).[10]
Tujuan terakhir pendidikan islam adalah perwujuadan penyerahan mutlak kepada Allah, baik pada tingkat individu, masyarakat maupun kemanusiaan pada umumnya.
Para ahli pendidikan telah memberikan definisi tentang tujuan pendidikan islam, dimanarumusan atau definisi yang satu berbeda dari definisi lain. Meskipun demikian, pada hakikatnya rumusan dari tujuan pendidikan islam adalah sama, mungkin hanya redaksi dan penekanannya saja yang berbeda. Berikut ini akan kami kemukakan beberapa definisi pendidikan islam yang dikemukakan oleh para ahli:
Naquib al-attas menyatakan bahwa tujuan pendidikan yang penting harus diambil dari pandangan hidup (philosophy of life). Jika pandangan hidup itu islam maka tujuannyaadalah membentuk manusia sempurna (insan kamil) menurut islam.
Abd ar-rahman saleh abdullah mengungkapkan bahwa tujuan pokok pendidikan islam mencakup tujuan jasmaniah, tujuan rohaniah dan tujuan mental. Belau mengklasifikasikantujuan pendidikan dalam tiga bidang, yaitu: fisik-materiil, ruhani-spiritual dan mental-emosional.
Muhammad athiyah al-abrazy merumuskan tujuan pendidikan islam secara lebih rinci. Diamenyatakan bahwa tujuan pendidikan islam adalah untuk membentuk akhlak mulia,persiapan menghadapi kehidupan dunia-akhirat, persiapan untuk mencari rizki, menumbuhkan semangat ilmiah dan menyiapkan professionalisme subjek anak didik.
Abd ar-rahman an-nahlawi berpendapat bahwa tujuan pendidikan islam adalahmengembangkan pikiran manusia dan mengatur tingkah laku serta perasaan mereka berdasarkan islam yang dalam proses akhirnya bertujuan untuk merealisasikan ketaatan dan penghambaan kepada Allah di dalam kehidupan manusia, baik individu maupun masyarakat.
Abdul fatah jalal menyatakan bahwa tujuan pendidikan islam adalah mewujudkan manusia yang mampu beribadah kepada Allah, baik dengan pikiran, amal maupun perasaan.
Umar Muhammad at-Taumi asy-Syaibani mengemukakan bahwa tujuan tertinggi dari pendidikan islam adalah persiapan kehidupan dunia dan akhirat. Tujuan pendidikan adalah untuk memproses manusia yang siap untuk berbuat dan memakai fasilitas dunia ini guna beribadah kepada Allah, bukan manusia yang siap pakai dalam arti lembaga, pabrik atau yang lainnya, hanya ditujukan sebagai alat produksi tenaga kerja dan memperlakukan manusia bagaikan mesin dan robot. Pendidikan seperti ini tidak akan mampu mencetak manusia terampil dan kreatif yang memiliki kebebasan dan kehormatan.
Semua definisi tentang tujuan pendidikan tersebut secara praktis bisa dikembangkan dandiaplikasikan dalam sebuah lembaga yang mampu mengintegrasikan, menyeimbangkan danmenyeimbangkan semuanya dalam sebuah institusi pendidikan. indikator-indikator yang dibuat hanyalah untuk mempermudah capaian tujuan pendidikan dan bukan untuk membelah dan memisahkan antara tujuan yang satu dengan tujuan yang lain.[11]
Tujuan akhir pendidikan muslim terletak dalam perwujudan ketundukan yang sempurna kepada Allah baik secara pribadi, komunitas maupun seluruh umat manusia.[12]
Tujuan khusus pendidikan islam adalah tahap-tahap pengguasaan yang harus ditempuh anak didik terhadap bimbingan yang diberikan pada tiga potensi anak didik yaitu potensi aqliyah, jismiyah dankhuluqiyah. Secara serasi selaras dan seimbang.[13]
Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah. Tujuan hidup menusia itu menurut Allah ialah beribadah kepada Allah. Seperti dalam surat a Dzariyat ayat 56 :
“ Dan Aku menciptakan Jin dan Manusia kecuali supaya mereka beribadah kepada-Ku”.
Jalal menyatakan bahwa sebagian orang mengira ibadah itu terbatas pada menunaikan shalat, shaum pada bulan Ramadhan, mengeluarkan zakat, ibadah Haji, serta mengucapkan syahadat. Tetapi sebenarnya ibadah itu mencakup semua amal, pikiran, dan perasaan yang dihadapkan (atau disandarkan) kepada Allah. Aspek ibadah merupakan kewajiban orang islam untuk mempelajarinya agar ia dapat mengamalkannya dengan cara yang benar.
Ibadah ialah jalan hidup yang mencakup seluruh aspek kehidupan serta segala yang dilakukan manusia berupa perkataan, perbuatan, perasaan, pemikiran yang disangkutkan dengan Allah.
Menurut Al Syaibani, tujuan pendidikan Islam adalah :
1. Tujuan yang berkaitan dengan individu, mencakup perubahan yang berupa pengetahuan, tingkah laku masyarakat, tingkah laku jasmani dan rohani dan kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki untuk hidup di dunia dan di akhirat.
2. Tujuan yang berkaitan dengan masyarakat, mencakup tingkah laku masyarakat, tingkah laku individu dalam masyarakat, perubahan kehidupan masyarakat, memperkaya pengalaman masyarakat.
3. Tujuan profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu, sebagai seni, sebagai profesi, dan sebagai kegiatan masyarakat.
Menurut Al Abrasyi, merinci tujuan akhir pendidikan islam menjadi:
1. Pembinaan akhlak.
2. menyiapkan anak didik untuk hidup dudunia dan akhirat.
3. Penguasaan ilmu.
4. Keterampilan bekerja dalam masyrakat.
Menurut Asma Hasan Fahmi, tujuan akhir pendidikan islam dapat diperinci menjadi :
1. Tujuan keagamaan.
2. Tujuan pengembangan akal dan akhlak.
3. Tujuan pengajaran kebudayaan.
4. Tujuan pembicaraan kepribadian.
Menurut Munir Mursi, tujuan pendidikan islam menjadi :
1. Bahagia di dunia dan akhirat.
2. menghambakan diri kepada Allah.
3. Memperkuat ikatan keislaman dan melayani kepentingan masyarakat islam.
4. Akhlak mulia.[14]
Menurut Abdurrahman saleh Abdullah dalam bukunya ‘Educational Theory A Qur’anc Uotlook’ bahwa pendidikan islam bertujuan untuk membentuk kepribadian sebagai kholifah Allah Swt. Atau sekurang-kurangnya mempersiapkan kejalan yang mengacu kepada tujuan akhir. Tujuan utama khalifah allahberiman kepada allah dan tunduk serta patuh secara totalkepada-Nya. Dan tujuan pendidikan islam itu terdiri dari tiga komponen sifat dasar manusia yaitu: tubuh, ruh dan akal. Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pendidikan islam dapat diklasifikasikan kepada :
1. Tujuan pendidikan jasmani (Ahdaf Al-Jismiyah)
2. Tujuan pendidikan rohaniah (Ahdaf Al-Ruhaniayah)
3. Tujuan sosial (Ahdaf Al-Ijtimaiyyah)
4. Tujuan pendidikan akal (Al-Ahdaf Al-Aqliyah)
Menurut Imam Al-Ghozali yang dikutip oleh Fatiyah Hasan Sulaiman menjelaskan bahwa tujuan pendidikan islam diklasifikasikan kepada :
1. Membentuk insan purna yang pada akhirnya dapat mendekatkan diri kepada Allah Swt.
2. Membentuk insane purna untuk memperoleh kebahagian hidup baik didunia maupun diakherat.
Ibn Khuldun merumuskan tujuan pendidikan islam sebagaimana yng dikutip Al-Athiyah Al-Abrasyi, yaitu:
1. Tujuan yang berorientasi akherat, yaitu membentuk hamba-hamba Allah yang dapat melaksanakan kewajiban-kewajibannya kepada Allah.
2. Tujuan yang berorientasi dunia, yaitu membentuk manusia-manusia yang mampu menghadapi segala bentuk kehidupan yang lebih layak dan bermanfaat bagi orang lain.
Menurut M. Djunaidi Dhany. Tujuan pendidikan islam adalah sebagai berikut :
1. Pembinaan kepribadian anak didik yang sempurna yang terdiri dari: pendidikan harus dapat membentuk pribadi siswa yang mana nantinya bisa menjadi bekal hidupbermasyarakat, sebagai individu dan sebagai pekerja.
2. Peningkatan moral, tingkah laku yang baik dan menanamkan dan meningkatkan rasa kepercayaan anak terhadap agama dan kepada Tuhan.
3. Mengembangkan intelegensi anak secara efektif dan efisien agar mereka siap untuk mewujudkan kebahagiannya dimasa mendatang.
Hassan Langgulung  menjelaskan bahwa tujuan pendidikan harus dikaitkan dengan tujuan hidup manusia atau lebih tegasnya tujuan pendidikan adalah untuk menjawab persoalan untuk apa kita hidup? Hal ini senada dengan (QS.az-zariyat/51: 56).[15]
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, maka dapat penulis simpulkan bahwa tujuan pendidikan islam pada intinya adalah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia yang menghambakan kepada Allah. Yang dimaksud menghambakan diri ialah beribadah kepada Allah.
Banyak sekali konsep yang ditawarkan oleh para ahli tentang tujuan pendidikan islam, baik pada zaman klasik, Zaman pertengahan maupun zaman modern ini. Namun dapat dipahami bahwa beragamnya konsep dan teori tujuan pendidikan tersebut merupakan bukti adanya usaha yang dilakukan para intelektual muslim dan masyarakat muslim umumnya untuk menciptakan suatu sistem yang baik bagi manusia.
Namun demikian berkembangnya pemikiran tentang tujuan pendidikan islam tidak pernah melenceng dari prinsip dasar yang menjadi asas berpijak dalam pengembangan tujuan pendidikan islam yang dimaksud. Diantara prinsip-prinsip tersebut adalah prinsip universal, keseimbangan, kejelasan, dinamis, dan relevan.


[1] A. Yunus, Filsafat Pendidikan (Bandung: CV. Citra Sarana Grafika, 1999), 7.
[2] http://ayatulhaq.wordpress.com/2008/06/14/tujuan-pendidikan-Islam/ diakses tgl 03 jan 09
[3] Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta : Logos Wacana Ilmu,1999), 53.
[4] Anton M. Moeliono, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), 682-683.
[5] M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bina Aksara, 1987), ix.
[6] Samsul Nizar, Pengantar Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam (Jakarta: Gaya Media Pratama), 7.
[7] Miftahul Ulum Dkk, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam (Ponorogo, Stain Po Press, 2007), 37.
[8] Moch. Eksan, Kiai Kelana-Biografi Kiai Muchith Muzadi (Yokyakarta: LKIS, 2000), 34-35.
[9] Adi sasono dkk, Solusi islam atas problematika umat: ekonomi, pendidikan dan dakwah(jakarta: gema insani press, 1998), 87.
[10] Jusuf Amir Feisel, Reorientasi Pendidikan Islam, 96.
[11] Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam (Yogyakarta: LKIS, 2009), 27-30.
[12] Ali Ashraf, Horizon Baru Pendidikan Islam (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1986), 107.
[13] Moh. User Usman, Menjadi Guru Professional (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), 4
[14] Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, 49.
[15] Arief Armai, Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam (Jakarta: Ciputat Press, 2002), 24.