Selasa, 03 April 2012

DINAMIKA PESANTREN MENUJU LINGKUNGAN BELAJAR YANG KONDUSIF

DINAMIKA PESANTREN MENUJU LINGKUNGAN 
BELAJAR YANG KONDUSIF


(Studi Kasus Di Pondok Pesantren Darul Huda Putra Mayak Ponorogo)

 


SKRIPSI

 






 


Oleh

TAMRIN FATHONI

NIM : 243 042 086

Jurusan Tarbiyah

Program Studi Pendidikan Agama Islam

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PONOROGO
MEI 2008  
DINAMIKA PESANTREN MENUJU LINGKUNGAN
BELAJAR YANG KONDUSIF
(Studi Kasus Di Pondok Pesantren Darul Huda Putra Mayak Ponorogo)

 


SKRIPSI

Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Ponorogo
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam
Menyelesaikan Program Sarjana
Pendidikan Agama Islam
 







Oleh

TAMRIN FATHONI

NIM : 243 042 086

Jurusan Tarbiyah

Program Studi Pendidikan Agama Islam

 

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(STAIN) PONOROGO
MEI 2008
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi atas nama Saudara:

Nama                  :     TAMRIN FATHONI
NIM                   :     243 042 086
Jurusan               :     Tarbiyah
Program Studi    :     Pendidikan Agama Islam
Judul                  :     Dinamika Pesantren Menuju Lingkungan Belajar Yang Kondusif (Studi Kasus Di Pondok Pesantren Darul Huda Putra Mayak Ponorogo)

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji dalam ujian munaqasah

Pembimbing I






Drs. H. SUGIHANTO, M.Ag.

NIP: 150 206 247
Tanggal      April 2008


Pembimbing II






Drs. H. SUTOYO, M.Ag.

NIP: 150 318 326
Tanggal      April 2008

Mengetahui,
Ketua Program Studi PAI
STAIN Ponorogo




BASUKI, M.Ag
NIP: 150 327 277








DEPARTEMEN AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PONOROGO

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan pada sidang munaqosah di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ponorogo pada:
Hari                   : Selasa       
Tanggal             : 27 Mei 2008
dan  telah  diterima sebagai  bagian dari persyaratan untuk memperoleh gelar   Sarjana Agama dalam bidang Pendidikan Agama Islam, pada:
Hari                   : .............................................................................            
Tanggal             : .............................................................................
Ponorogo, 26 Mei 2008
Mengesahkan,
Ketua STAIN Ponorogo


Drs. H. A. RODLI MAKMUN, M.Ag.
NIP. 150206247

Tim Penguji :
Ketua Sidang            :     Drs. Saifullah M.Ag.                         (……………………....)
Sekretaris Sidang      :     Drs. H. Sutoyo, M.Ag.                     (……………………....)
Penguji I                    :     Drs. Imam Sayuti Farid M.Si            (……………………....)
Penguji II                  :     Drs. H. Sugihanto, M.Ag.                 (……………………....)
MOTTO

<§øÿtRur $tBur $yg1§qy ÇÐÈ $ygyJolù;r'sù $yduqègéú $yg1uqø)s?ur ÇÑÈ ôs% yxn=øùr& `tB $yg8©.y ÇÒÈ ôs%ur z>%s{ `tB $yg9¢yŠ ÇÊÉÈ


Artinya :  ”Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaan-Nya). Maka Allah meng- ilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu. Dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.”[*]


$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#þqè% ö/ä3|¡àÿRr& ö/ä3Î=÷dr&ur #Y$tR $ydߊqè%ur â¨$¨Z9$# äou$yfÏtø:$#ur $pköŽn=tæ îps3Í´¯»n=tB ÔâŸxÏî ׊#yÏ© žw tbqÝÁ÷ètƒ ©!$# !$tB öNèdttBr& tbqè=yèøÿtƒur $tB tbrâsD÷sム

Artinya :  “ Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”[†]


ABSTRAK


Tamrin Fathoni. 2008. Dinamika Pesantren Menuju Lingkungan Belajar Yang Kondusif (Studi Kasus Di Pondok Pesantren Darul Huda Putra Mayak Ponorogo). Skripsi. Program Studi Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ponorogo. Pembimbing (I) Drs. H. Sugihanto M. Ag, (II) Drs. H. Sutoyo M. Ag.

Kata kunci: Lingkungan Belajar, Pondok Pesantren Darul Huda, Kondusif.

Lingkungan pondok pesantren, entah itu salafiah ataupun modern sering kali diidentikan dengan tempat yang kumuh, kotor, tidak teratur dan kurang menghargai aspek kebersihan dan kerapian. Hal ini disebabkan karena para santri sibuk untuk belajar atau mengaji, sehingga melupakan aspek-aspek tersebut.
Pondok Pesantren Darul Huda Mayak Ponorogo sebagai salah satu Pondok Pesantren di wilayah Ponorogo mengalami perkembangan yang cukup pesat bila dibandingkan dengan pondok-pondok lainnya. Perkembangan tersebut bersifat menyeluruh mulai dari sistem pendidikan, maupun sarana dan prasarana yang ada.
Dari latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian lingkungan Pondok Pesantren Darul Huda Putra Mayak Ponorogo dengan judul dinamika pesantren menuju lingkungan belajar yang kondusif (studi kasus di Pondok Pesantren Darul Huda Putra Mayak Ponorogo) denga rumusan masalah sebagai berikut: 1). Bagaimana lingkungan belajar di Pondok Pesantren Darul Huda Putra Mayak Ponorogo? 2). Apa upaya-upaya pengurus Pondok Pesantren Darul Huda Putra Mayak Ponorogo dalam meningkatkan lingkungan belajar yang kondusif? 3). Faktor-faktor apa saja yang mendukung dan penghambat dalam meningkatkan lingkungan belajar yang kondusif Pondok Pesantren Darul Huda Putra Mayak Ponorogo?
Melalui pendekatan kualitatif yang memiliki karakteristik alami sebagai sumber data langsung dan analisis induktif, dari penelitian ini ditemukan bahwa Lingkungan belajar di Pondok Pesantren Darul Huda Putra Mayak ponorogo mengalami peningkatan yang sangat pesat, dari suatu lingkungan belajar dengan sarana dan prasarana yang sangat sederhana menjadi lingkungan belajar yang memiliki sarana dan prasarana yang kondusif terhadap kegiatan belajar santri. Lingkungan belajar di Pondok Pesantren Darul Huda Putra Mayak Ponorogo dapat dikatakan sebagai lingkungan belajar yang kondusif.

Penulis menyarankan supaya hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam upaya merumuskan kebijakan-kebijakan yang terkait dengan pendidikan di lingkungan Pondok Pesantren Darul Huda.

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah merupakan mutiara kata yang paling indah nan pantas kita ucapkan kehadirat Allah SWT. Sungguh agung nikmat-Nya dan sungguh luas rahmat­-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi kami yang berjudul Dinamika Pesantren Menuju Lingkungan Belajar Yang Kondusif (Studi Kasus Di Pondok Pesantren Darul Huda Putra Mayak Ponorogo)  dapat berjalan dengan lancar dan tanpa kendala yang berarti.
Tidak lupa saya memohon doa agar senantiasa shalawat serta salam tetap terlimpahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW, sang revolusioner sejati yang telah memperjuangkan dan membimbing umat manusia ke jalan yang diridhoi Allah.
Upaya meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar para siswa di setiap jenjang dan tingkat pendidikan perlu diwujudkan agar diperoleh kualitas sumber daya manusia Indonesia yang dapat menunjang pembangunan nasional. Upaya tersebut menjadi tugas dan tanggung jawab semua tenaga kependidikan. Salah satu komponen tersebut yang paling berperan dalam hal ini adalah seorang guru. Guru dalam hal ini mempunyai peranan yang sangat menentukan keberhasilan proses ini, sebab gurulah yang secara langsung berperan membina para siswa di sekolah melalui proses belajar­mengajar. Oleh karena itu, upaya meningkatkan kualitas pendidikan harus lebih banyak dilakukan para guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik dan pengajar.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru adalah dalam penggunaan metode  pembelajaran. Dalam proses belajar-mengajar guru harus memilih metode yang tepat sehingga kompetensi yang diharapkan dikuasai oleh anak didik dapat tercapai. Penggunaan metode pengajaran yang tepat, dapat mempertinggi kualitas proses belajar-mengajar yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas hasil belajar para siswa.
Ucapan terima kasih kepada orang tua saya, yang telah mendidik saya pertama kali, karena beliaulah yang telah mendidik kami dalam kehidupan sehari-hari dan yang telah memberikan kesempatan lagi untuk mencari pendidikan yang lebih baik lagi.
Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Drs. H. Sugianto. M. Ag, dan Bapak Drs. H. Sutoyo. M. Ag, selaku dosen pembimbing I dan II, yang telah membimbing saya dari awal sampai terselesaikannya laporan tugas skripsi ini. Tiada kata yang paling indah selain ucapan terima kasih kepada dosen pembimbing atas pengorbanan waktu,  tenaga dan fikiran demi selesainya dan kesempurnaan Tugas Akhir ini.
Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada para sahabatku dan seluruh teman-teman seperjuangan di Fakultas Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam, yang telah ikut serta memberi motivasi, saran, kritik dan gagasan demi terselesaikannya laporan tugas skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa kesempurnaan yang nyata hanyalah milik Allah SWT semata, namun sejuta salah dan khilaf adalah milik kita sebagai hamba-Nya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi sempurnanya laporan ini. Penulis berharap semoga  laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya pengajar dan pecinta ilmu pengetahuan pada umumnya.




Penyusun

Tamrin Fathoni




DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .........................................................................................      i
HALAMAN JUDUL..............................................................................................     ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING  ...................................................    iii
HALAMAN PENGESAHAN ..............................................................................    iv
HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................     v
MOTTO ..................................................................................................................    vi
ABSTRAK .............................................................................................................   vii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................    ix
PEDOMAN TRANSLITERASI .......................................................................... xvii
BAB I     :  PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang ................................................................................     1
B.     Fokus Penelitian ..............................................................................     3
C.     Rumusan Masalah ...........................................................................     3
D.     Tujuan Penelitian ............................................................................     3
E.      Manfaat Penelitian ..........................................................................     4
F.      Telaah Pustaka  ...............................................................................     5
G.     Metode Penelitian ...........................................................................     6
1.       Pendekatan Dan Jenis Penelitian...............................................    6
2.       Kehadiran Peneliti ....................................................................     9
3.       Sumber Data .............................................................................     9
a.       Sumber data primer ........................................................     9
b.      Sumber data skunder .....................................................   10
4.       Prosedur Pengumpulan Data ....................................................    11
5.       Analisa Data .............................................................................   12
6.       Pengecekan Keabsahan Data ....................................................   13
7.       Tahapan-Tahapan Penelitian .....................................................   13
H.     Sistematika Pembahasan .................................................................   15

BAB II   : LINGKUNGAN BELAJAR YANG KONDUSIF
A.     Lingkungan Belajar .........................................................................   17
1.       Pengertian Lingkungan Belajar ................................................   17
2.       Jenis-jenis lingkungan belajar ...................................................   20
3.       Syarat-syarat lingkungan belajar................................................   22
B.     Lingkungan Belajar Yang Kondusif................................................   24
C.     Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lingkungan Belajar Yang Kondusif                29
1.      Faktor eksternal (pemenuhan kebutuhan fisik) ..........................   29
2.      Faktor internal (pemenuhan kebutuhan akan rasa aman, dicintai, dan dihargai)              32
D.     Dinamika pesantren sebagai lingkungan belajar..............................
BAB III  : DINAMIKA PONDOK PESANTREN DARUL HUDA MENUJU LINGKUNGAN BELAJAR YANG KONDUSIF
A.     Paparan Data Umum .......................................................................   36
1.      Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Darul Huda ...................   36
2.      Letak Geografis..........................................................................   38
3.      Sarana dan Prasarana .................................................................   39
4.      Struktur Organisasi ....................................................................   40
B.     Paparan Data Khusus ......................................................................   41
1.      Lingkungan Belajar di Pondok Pesantren Darul Huda Putra ....   41
2.      Upaya-upaya Pengurus Pondok Pesantren Darul Huda Putra Dalam Meningkatkan Lingkungan Belajar Yang Kondusif ..........................................    42     
3.      Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Meningkatkan Lingkungan Belajar Yang Kondusif Di Pondok Pesantren Darul Huda Putra ...................    60
C.     Rekapitulasi Hasil Temuan Penelitian .............................................   64
BAB IV  :  ANALISIS DINAMIKA PONDOK PESANTREN DARUL HUDA PUTRA MENUJU LINGKUNGAN BELAJAR YANG KONDUSIF     
1.      Analisis Tentang Lingkungan Belajar di Pondok Pesantren Darul Huda Putra               67
2.      Analisis Tentang Upaya-upaya Pengurus Pondok Pesantren Darul Huda Putra Dalam Meningkatkan Lingkungan Belajar Yang Kondusif ..................    68
3.      Analisis Tentang Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Meningkatkan Lingkungan Belajar Yang Kondusif Di Pondok Pesantren Darul Huda Putra            70
BAB V   : PENUTUP
A.     Kesimpulan .....................................................................................   72
B.     Saran ...............................................................................................   73
DAFTAR PUSTAKA                                             
LAMPIRAN
BIOGRAFI PENULIS











DAFTAR LAMPIRAN



NO

LAMPIRAN

Lampiran : 1
Pedoman Wawancara
Lampiran : 2
Jadwal Wawancara
Lampiran : 3
Transkip Wawancara
Lampiran : 4
Jadwal Observasi
Lampiran : 5
Transkip Observasi
Lampiran : 6
Jadwal Dokumentasi
Lampiran : 7
Transkip Dokumentasi
Lampiran : 8
Surat Peryataan Wawancara


















PEDOMAN TRANSLITERASI


1.       Sistem transliterasi Arab-Indonesia yang dijadikan pedoman dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

ء
=

ز
=
z

ق
=
q
ب
=
b

س
=
s

ك
=
k
ت
=
t

ش
=
sy

ل
=
l
ث
=
ts

ص
=
sh

م
=
m
ج
=
j

ض
=
dh

ن
=
n
ح
=
h

ط
=
th

و
=
w
خ
=
kh

ظ
=
zh

ه
=
h
د
=
d

ع
=

ي
=
y
ذ
=
dz

غ
=
gh




ر
=
r

ف
=
f





2.       Untuk membunyikan bunyi hidup panjang (madd) digunakan tanda (‾ atau ˆ) di atas vocal â, î, dan Û.
3.       Bunyi hidup ganda/diftong ditransliterasikan dengan menggabung dua dua huruf  “ay” dan “aw”.
Contoh:
Bayna, alayhim, qawl, mawdhÛ’ah.
4.       Kata-kata yang ditransliterasikan dan kata dari bahasa asing yang belum terserap menjadi bahasa Indonesia baku harus dicetak miring, kecuali untuk nama orang atau lembaga.
5.       Bunyi huruf akhir sebuah kata tidak dinyatakan dalam transletirasi, transliterasi hanya berlaku pada huruf konsonan akhir.
Contoh:
Inn al-dîn bukan inna al-dîna; ‘ind Allâh bukan  ‘inda  Allâhi.
6.       Kata yang berakhiran dengan tâ’ marbÛ­­­­­tah dan berkedudukan sebagai sifat (na’t) dan idhâfah ditrasnliterasikan dengan “ah” sedangkan mudhâf dengan “at”.
Contoh:
Subbah Sayyi’ah, dhawâbith al-qirâ’ah.
7.       Kata yang berakhiran dengan yâ’ musyaddadah (ber-tasydîd) ditransliterasikan dengan î; jika î diikuti dengan tâ’ marbÛthah, transliterasinya adalah dengan îyah; jka berada di tengah, yâ’ musyaddadah ditransliterasikan dengan yy.
Contoh:
Al-Ghazâlî, al-Nawâwî,
Ibnu Taymîyah, Ibn al-Qayyim al-Jawzîyah.
Sayyid, muayyid, muqayyid.




[*] Al-Qur’an, 91 : 7-10.
[†] Al-Qur’an, 66 : 6

BAB I

PENDAHULUAN


A.     Latar Belakang
Tahap awal dari proses pembelajaran adalah penciptaan dapat menyiapkan suasana yang kondusif. untuk bisa menciptakan lingkungan atau sekolah yang kondusif dan mendukung proses pembelajaran, maka sekolah haruslah memberikan kesan sebagai suatu tempat yang menghargai murid sebagai seorang manusia, yang pemikiran dan idenya dihargai sepenuhnya. untuk menciptakan kondisi ini.[1]
Lingkungan yang memungkinkan belajar siswa misalnya: gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, pusat sarana belajar, museum, taman, kebun binatang, rumah sakit, pabrik, dan tempat-tempat lain yang sengaja dirancang untuk tujuan belajar siswa atau yang dirancang untuk tujuan lain tetapi dimanfaatkan untuk belajar siswa-siswa.[2]
Lingkungan belajar di pondok pesantren sering dianggap sebagai suatu lingkungan belajar yang kumuh, kotor dan tidak sehat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya santri yang terkena penyakit kulit dan berbagai penyakit lain yang muncul dari lingkungan yang tidak sehat.
Walaupun demikian, pondok pesantren terus berusaha untuk meningkatkan sarana dan prasarana serta program-program untuk meningkatkan lingkungan belajar yang kondusif, yang dapat mendukung proses kegiatan pendidikannya.
Pondok pesantren darul huda merupakan salah satu pondok yang ada di Ponorogo, yang mana dalam perkembangannya juga menghadapi masalah-masalah yang terkait dengan lingkungan belajar.
Fenomena awal yang penulis temukan sebagai hasil wawancara dengan sebagian anggota bidang kebersihan dan observasi di pondok pesantren darul huda ditemukan bahwa pengurus telah berupaya untuk meningkatkan lingkungan  pesantren yang bersih dan nyaman untuk belajar santri, dengan menjadwal piket bersih-bersih kamar setiap pagi dan sore, mengepel halaman kamar dan mencuci bak sampah disetiap minggunya, bersih-bersih diseluruh lingkungan pondok disetiap bulannya, juga ada lomba kamar, agar kamar indah disetiap tahunnya.[3]
Maka berpijak dari latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk mengkaji dan meneliti lebih lanjut tentang bagaimana dinamika lingkungan belajar darul huda, dinamika upaya-upaya pengurus serta dinamika faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan lingkungan belajar yang kondusif. Di Pondok Pesantren Darul Huda Putra Mayak Ponorogo.
Untuk selanjutnya mengenai masalah ini akan dibahas dalam bentuk skripsi yang berjudul “DINAMIKA PESANTREN MENUJU LINGKUNGAN BELAJAR YANG KONDUSIF (Studi Kasus di Pondok Pesantren Darul Huda Putra Mayak Ponorogo)”.
B.     Fokus Penelitian
Fokus penelitian yang dilakukan peneliti disini adalah pada aspek lingkungan belajar yakni membidik upaya-upaya yang dilakukan oleh pengurus Pondok Pesantren Darul Huda Putra Mayak Ponorogo dalam meningkatkan lingkungan belajar yang kondusif.
C.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang sebagaimana yang telah diuraikan di atas, maka  dapat dirumuskan pokok masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana lingkungan belajar di Pondok Pesantren Darul Huda Putra Mayak Ponorogo?
2.      Apa upaya pengurus Pondok Pesantren Darul Huda Putra dalam meningkatkan lingkungan belajar yang kondusif?
3.      Faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat dalam meningkatkan lingkungan belajar yang  kondusif di Pondok Pesantren Darul Huda Putra Mayak Ponorogo?
D.     Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui lingkungan belajar di Pondok Pesantren Darul Huda Putra.
2.      Untuk mengetahui upaya pengurus Pondok Pesantren Darul Huda Putra dalam meningkatkan lingkungan belajar yang sehat dan kondusif.
3.      Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat dalam meningkatkan lingkungan belajar yang sehat dan kondusif di Pondok Pesantren Darul Huda Putra.
E.     Manfaat Penelitian
Manfaat atau kegunaan dari penelitian yang ingin dicapai dalam penyusunan skripsi ini adalah:
1.      Aspek teoritis
Diharapkan dapat dijadikan sebagai sumbangan untuk perkembangan ilmu pengetahuan khususnya terhadap pendidikan agama Islam dalam meningkatkan lingkungan belajar yang kondusif.
2.      Aspek praktis
Diharapkan penelitian ini berguna bagi:
a.       Pengurus pondok pesantren darul huda putra:
Sebagai acuan dalam membuat kebijakan-kebijakan yang terkait dengan peningkatan lingkungan belajar yang kondusif di Pondok Pesantren Darul Huda Putra Mayak Ponorogo.
b.      Bagi lembaga-lembaga pendidikan pesantren umum:
Sebagai acuan dalam membuat kebijakan-kebijakan yang terkait dengan peningkatan lingkungan belajar yang kondusif.
F.      Telaah Pustaka
Dari hasil penelitian yang terkait dengan Pondok Pesantren Darul Huda Mayak Ponorogo yang dilakukan oleh mahasiswi STAIN Ponorogo diantaranya sebagai berikut:
Hasil penelitian yang terkait dengan Pondok Pesantren Darul Huda Mayak Ponorogo dari Siti Aisyah selesai pada tahun 2007 mencoba mengkaji penelitian Qism al Amn dengan judul Upaya Qism al-Amn Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Santriwati Di Pondok Pesantren Darul Huda Mayak Ponorogo sebagai berikut:
1.      Profil tata tertib yang ada di Pondok Pesantren Darul Huda putri Mayak Ponorogo sangatlah sistematis karena tata tertib tersebut sudah dijadikan peraturan yang baku yang dijadikan undang-undang bagi setiap santri yang didalamnya terdapat hak dan kewajiban serta hukuman bagi yang melanggar yang kesemuanya sudah disesuaikan dengan kemampuan santri, sehingga tidak ada alasan bagi santri untuk tidak mentaatinya, dari pelanggaran yang bersifat ringan sampai pada pelanggaran yang bersifat berat.
2.      Bentuk-bentuk pelanggaran yang dilakukan santriwati Pondok Pesantren Darul Huda putri Mayak Ponorogo dapat dikategorikan dengan tiga kriteria, yaitu kriteria ringan contohnya pulang melebihi hari yang ditentukan tanpa membuat surat keterangan baik itu dari kepala desa maupun dari dokter, kriteria pelanggaran berat contohnya hubungan putra putri.
3.      Untuk bentuk-bentuk peningkatan kedisiplinan santriwati yang dilakukan oleh Qism al-Amn ada empat cara. Pertama, yaitu pendekatan secara umum atau sosialisasi yang dilakukan seminggu sekali. Kedua, dengan tindakan dengan hukuman bagi santri yang melanggar peraturan. Ketiga, dengan bimbingan secara khusus bagi santri yang benar-benar bermasalah. Keempat, yakni dengan bekrja sama dengan BP sekolah pagi, kemudian itu bisa dijadikan pertimbangan mulai segi efektifnya.
4.      Implikasi peningkatan kedisiplinan yang dilakukan Qism al-Amn terhadap santri sangatlah berarti yang mana adanya peningkatan  tersebut semua kegiatan dan santriwati pun dapat dengan  mudah dalam mencapai tujuannya, yakni berilmu, beramal, bertaqwa dan berakhlakul karimah.[4]
Juga hasil penelitian yang terkait dengan Pondok Pesantren Darul Huda Mayak Ponorogo dari Yuni Astuti selesai pada tahun 2007 mencoba mengkaji penelitian Aktualisasi Nilai-nilai Kecakapan Hidup Melalui Metode Sorogan Dalam Pembelajaran Kitab Kuning (Studi Kasus di Pondok Pesantren Darul Huda Mayak Ponorogo) sebagai berikut:
1.      Pembelajaran kitab kuning melalui metode sorogan yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Darul Huda Mayak Ponorogo mengandung nilai (Personal Skill) atau kecakapan kepribadian, didalamnya yaitu dengan anak mampu menghayati meteri isinya sebagai hamba Allah, pada materi-materi tertentu seperti dalam kitab Sulamu al-Taufiq bab kewajiban mukallaf. Selain itu santri dapat mengetahuai kelemahan dan kelebihan masing-masing, hubungan guru dan murid menjadi lebih akrab dan dapat melatih mental. Hal yang dialami santri tersebut merupakan esensi dan nilai-nilai yang terkait dengan Personal Skill atau kecakapan kepribadian.
2.      Sorogan yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Darul Huda Mayak Ponorogo mengandung nilai-nilai (Thingking Skill) kecakapan berpikir. Seperti dalam pembelajaran Safinah an-Najah bab thoharoh bahwasa dalam pelaksanaan anak mampu menggali informasi, mengolahnya, dan dapat memecahkan secara kreatif. Dan nilai-nilai yang terkandung tersebut merupakan esensi dan nilai (Thingking Skill) kecakapan berpikir.
3.      Pembelajaran kitab kuning yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Darul Huda Mayak Ponorogo mengandung nilai (Sosial Skill) kemampuan sosial. Serta dalam pembelajaran dalam kitab Fathu al-Khorib bab mu’amalah hal ini dapat digambarkan dengan anak yang mau bekerjasama dengan teman-temannya dan mampu menyampaikan pada temannya serta memahamkannya. Dari keterangan di atas ditemukan esensi dari kecakapan sosial. Dan kegiatan sorogan anak dapat bekerjasama dengan temannya dan dapat berkomunikasi dengan empati.
4.      Pembelajaran kitab kuning yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Darul Huda Mayak Ponorogo mengandung nilai akademik skill. Seperti dalam kitab Fathu al-Khorib bab munakahat. Hal tersebut dapat di gambarkan dengan adanya kemampuan santri dalam mengidentifikasi suatu masalah dan mampu menghubungkannya dengan fenomena tertentu dan dapat meneliti suatu masalah karena ingin mengetahuinya. Dan keterangan tersebut merupakan esensi dan nilai  Academic Skill.
5.      pembelajaran kitab kuning dengan metode sorogan yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Darul Huda terdapat indikasi nilai kecakapan kejuruan (Vocational Skill) karena di dalamnya terdapat proses untuk menjadi ahli agama, guru, da’i, dan sebagainya.[5]
Dari hasil telaah pustaka terhadap hasil penelitian terdahulu belum ada yang membahas tentang Dinamika Pesantrem Menuju Lingkungan Belajar Yang Kondusif (Studi Kasus Di Pondok Pesantren Darul Huda Mayak Ponorogo).
G.     Metode Penelitian
1.      Pendekatan Dan Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan metodologi penelitian dengan pendekatan kualitatif yang memiliki karakteristik alami sebagai sumber data langsung. Deskriptif proses lebih dipentingkan dari pada hasil analisis dalam penelitian kualitatif cenderung dilakukan secara analisis induktif dari hasil penelitian lebih menekankan makna “dari pada” pada generalisasi.[6]
Jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah studi kasus penelitian lapangan (field research) dapat juga dianggap sebagai pendekatan luas dalam penelitian kualitatif. Ide pentingnya adalah bahwa peneliti berangkat ke “lapangan” untuk mengadakan pengamatan tentang suatu fenomena dalam suatu keadaan alamiah. Dalam hal demikian, maka pendekatan ini terkait erat dengan pengamatan peran serta peneliti lapangan biasanya membuat catatan lapangan secara ekstensif yang kemudian dibuatkan kodenya dan dianalisis dalam berbagai cara.[7]
2.      Kehadiran Peneliti
Peneliti kualitatif berusaha berinteraksi dengan subjek penelitinya secara alamiah, tidak menonjol dan dengan cara yang tidak memaksa. Jika peneliti memperlakukan subjek sebagai subjek penelitiandan mungkin tidak bertindak dan bereaksi secara alamiah dalam latar alamiah. Justru penelitian kualitatif tertarik untuk menyidik orang-orangdalam latar alamiah tentang bagaimana mereka berfikir dan bertindak menurut cara mereka. Dalam hal ini diusahakan agar jangan sampai terjadi okleh kehadiran seorang peneliti, tindakan dancara para subjek menjadi berubah.[8]
3.      Sumber Data
a.       Sumber data primer
Dokumentasi Pondok Pesantren Darul Huda Putra ini adalah tentang:
1)      Sarana dan prasarana Pondok Pesantren Darul Huda Putra.
2)      Program kerja Pengurus Pondok Pesantren Darul Huda Putra Mayak Ponorogo.
3)      Peraturan-peraturan dan tata tertib Pondok Pesantren Darul Huda Putra.
b.      Sumber data skunder
1)      Dokumentasi tentang upaya pengurus Pondok Pesantren Darul Huda Mayak Ponorogo.
2)      Informan dari pihak yang bukan pengurus yang mengetahui tentang kinerja pengurus.
4.      Prosedur Pengumpulan Data
Peneliti dapat melaksanakan penelitian untuk mengumpulkan data agar tidak terjadi kerancuan, maka tidak terlepas dari metode di atas yaitu peneliti mengunakan metode:
a.       Teknik intervew
Teknik intervew dikenal dengan teknik  wawancara. Teknik wawancara ini di gunakan sebagai tehnik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya lebih sedikit atau kecil. Sutrisno Hadi mengemukakan  bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan metode interview dan juga angket (kuesioner) adalah sebagai berikut:
1)      Bahwa subjek atau responden adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri.
2)      Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya.
3)      Bahwa interprestasi subjek tentang pernyataan-pernyataan yang diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti.[9]
Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan telepon atau yang lain, diantaranya sebagai berikut:
1)      Wawancara terstruktur
Dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan data instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya telah disiapkan.
2)      Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.[10]
Sedangkan yang penulis  gunakan untuk memperoleh data yaitu dalam bentuk intervew yang tidak terstruktur, dimana penulis menggunakan pertanyaan yang berdasarkan  pada poin-poin yang telah disiapkan, dan tidak menutup  kemungkinan merubah atau menambah pertanyaan yang digunakan.
b.      Teknik observasi
Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang komplek, suatu proes yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantaranya yang terpenting adalah proses pengamatan dan ingatan.[11] Dalam penelitian ini, observasi dilakukan pada saat belajar santri di Pondok Pesantren Darul Huda Mayak Ponorogo.
c.       Teknik dokumentasi
Dokumen bisa berbentuk gambar, tulisan, atau karya-karya monumental seseorang. Hasil penelitian dari observasi atau wawancara ini akan lebih dapat dipercaya apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada. Dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan data dengan jalan menyelidiki dokumen. Dokumen yang sudah ada dan mungkin tempat penyimpanan informasi. Dokumen tidak hanya digunakan sebagai bahan penelitian yang bersifat sejarah saja, tetapi juga bisa digunakan pada penelitian yang lain atau yang bersifat masa sekarang.[12]
Metode ini digunakan dalam penelitian untuk mengumpulkan data-data dokumen yang ada seperti sejarah berdirinya pondok Pesantren Darul Huda, struktur organisasi dan lain-lain.
5.      Analisa Data
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data dari Mils dan Heberman, yang menggunakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan dengan cara interaktif dan berlangsung secara terus menerus pada tahapan penelitian, sehingga sampai tuntas dan datanya sampai jenuh.
Adapun langkah-langkah analisisnya sebagai berikut:
a.       Mereduksi data adalah merangkum, memilah hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, membuat kategori. Dengan demikian data yang telah direduksikan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data.
b.      Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data atau menyajikan data kedalam pola yang dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, grafik, matrik, network, dan cari. Bila pola-pola yang ditemukan telah didukung oleh data selama penelitian, maka pola tersebut sudah menjadi pola baku yang selanjutnya akan didisplaykan pada laporan penelitian.
c.       Langkah ketiga adalah analisis data kualitatif, dalam penelitian ini adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.[13]
6.      Pengecekan Keabsahan Data
Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep kesahihan (validitas) dan keandalan (reliabilitas).[14]Dalam hal ini peneliti menggunakan teknik keikutsertaan yang diperpanjang. Untuk itu peneliti akan berada di lokasi penelitian di Pondok Pesantren Darul Huda Mayak Ponorogo sampai tercapainya kejenuhan pengumpulan data.
7.      Tahapan-Tahapan Penelitian
Ada enam tahap kegiatan yang akan dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini, yaitu:
a.       Menyusun rancangan penelitian
Yakni hal-hal yang diperlukan dalam melakukan penelitian, baik yang berupa tertulis seperti soal-soal/pertanyaaan yang akan diajukan pada informan maupun alat-alat lain yang digunakan sebagai bukti penelitian.
b.      Memilih lapangan penelitian
Langkah yang di tempuh dalam penentuan lapangan penelitian adalah dengan jalan mempertimbangkan teori substantif dan dengan mempelajari serta mendalami dan menjajaki lapangan  untuk melihat apakah terdapat kesesuaian dengan kenyataan di lapangan.
c.       Mengusus perizinan
Tugas peneliti disini adalah perlu mengetahui siapa saja yang berwenang memberikan izin bagi pelaksaan penelitian.[15]Pertama-tama yang peneliti lakukan adalah meminta ijin untuk melakukan penelitian kepada Pengurus Pondok Pesantren Darul Huda, bahwa peneliti akan melakukan penelitian mengenai dinamika pesantren menuju lingkungan belajar yang kondusif.
d.      Menjajaki dan menilai lapangan
Maksud dan tujuan penjajakan lapangan adalah berusaha mengenal segala unsur lingkungan, sosial, fisik, dan keadaan alam. Jika peneliti telah mengenalnya, maksud dan tujuan lainnya ialah untuk membuat peneliti mempersiapkan diri, mental, maupun fisik serta mempersiapkan perlengkapan yang diperlukan. Pengenalan lapangan dimaksudkan pula untuk menilai keadaan, situasi, latar, dan konteksnya apakah terdapat kesesuaian dengan masalah hipotesis kerja teori substantif seperti yang digambarkan dan dipikirkan sebelumnya oleh peneliti.[16]


e.       Memilih dan memanfaatkan informan
Informan adalah orang dalam yang pada latar penelitian. Informan adalah orang  yang di yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Kegunaan informan bagi peneliti adalah membantu agar secepatnya tetap seteliti mungkin dapat membenamkan diri dalam konteks setempat dan agar dalam waktu yang relatif singkat banyak informasi yang terjaring.[17]
f.       Menyiapkan perlengkapan penelitian
Sebelum penelitian dimulai, peneliti melakukan perijinan terlebih dahulu, kemudian melakukan kontak dengan daerah yang menjadi latar penelitian melalui orang dikenal sebagai penghubung terhadap penelitian yang kita lakukan. Persiapan alat tulis seperti bolpoint, kertas, buku catatan, map, klip, dan alat perekam. Kemudian persiapan jadwal wawancara, dan persiapan biaya pada tahap analisa data peneliti mempersiapkan kertas folio, map, kertas HVS, dan komputer.[18]
H.     Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan skripsi ini terbagi menjadi lima bab yang masing-masing dapat diuraikan.
Bab pertama pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab kedua dinamika lingkungan belajar yang kondusif di pesantren meliputi pengertian lingkungan belajar,lingkuingan belajar yang kondusif, faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan belajar yang kondusif dan dinamika pesantren sebagai lingkungan belajar.
Bab ketiga dinamika pondok pesantren darul huda putra menuju lingkungan belajar yang kondusif diantaranya paparan data umum yang meliputi: sejarah berdirinya, letak geografis, sarana dan prasaran serta struktur organisasi. Dan paparan data khusus meliputi: Lingkungan Belajar Di Pondok Pesantren Darul Huda Putra, upaya-upaya pengurus Pondok Pesantren Darul Huda Putra serta faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan lingkungan belajar yang kondusif.
Bab keempat analisis dinamika pondok pesantren darul huda putra menuju lingkungan belajar yang kondusif meliputi analisis data tentang lingkungan belajar di pondok pesantren darul huda putra, analisis upaya-upaya pengurus pondok pesantren darul huda putra dalam meningkatkan lingkungan belajar yang kondusif dan faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan lingkungan belajar yang kondusif.
Bab kelima membahas penutup, yang didalamnya berisi tentang kesimpulan dan saran.

BAB II
DINAMIKA LINGKUNGAN BELAJAR YANG KONDUSIF
DI PESANTREN


A.     Lingkungan Belajar
1.      Pengertian Lingkungan Belajar
Sebelum membahas lebih lanjut tentang lingkungan belajar, penulis akan memaparkan sedikit pengertian belajar. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada disekolah maupun dilingkungan rumah atau keluarga sendiri.
Selanjutnya sebagai landasan untuk memberikan pemahaman yang lebih teoritis beberapa definisi tentang belajar sebagai berikut:
a.      

18
 
Belajar adalah suatu usaha. Perbuatan yang dilakukan secara sungguh-sungguh, dengan sistematis, mendayagunakan semua potensi yang dimiliki, baik fisik, mental serta dana, panca indra, otak dan anggota tubuh lainnya, demikian pula aspek-aspek kejiwaan seperti intelegensi, bakat, motivasi, minat, dan sebagainya.[1]
b.      Lyle, JR., Bruce R. Ekstrand mengatakan ”learning is any relatively permanent change change in behaviour traceable to experience and practice”belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang diakibatkan oleh pengalaman dan latihan-latihan.
c.       Guilford mengatakan ”learning is any cange in behavior resulling from stimulation” (belajar adalah perubahan tingkah laku yang dihasilkan dari rangsangan).[2]
d.      Belajar adalah suatu proses aktif, yang dimaksud aktif disini ialah bukan hanya aktivitas yang nampak seperti gerakan-gerakan badan, akan tetapi juga aktifitas-aktifitas mental, seperti proses berfikir, mengingat dan sebagainya.[3]
Sedangkan yang dimaksud dengan lingkungan adalah sesuatu yang berada di luar diri anak didik dan mempengaruhi perkembangannya. Sebagian orang biasanya mengartikan lingkungan secara sempit, seolah-olah lingkungan hanyalah alam sekitar diluar diri manusia atau individu. Lingkungan itu sebenarnya mencakup segala material dan stimulus didalam dan di luar diri individu, baik yang bersifat fisiologis, psikologis maupun sosial kultural. Dengan demikian lingkungan dapat diartikan secara fisiologis, secara psikologis dan secara sosio-kultural.
Secara fisiologis, lingkungan meliputi segala kondisi dan material jasmaniah di dalam tubuh seperti gizi, vitamin, air, zat asam, suhu, sistem saraf, peredaran darah, pernapasan, pencernaan makanan, kelenjar-kelenjar indoktrin, sel-sel pertumbuhan dan kesehatan jasmani.
Secara psikologis, lingkungan mencakup segenap stimulasi yang yang diterima oleh individu mulai sejak dalam konsensi, kelahiran sampai matinya. Stimulasi itu misalnya berupa: sifat-sifat ”genes”, interaksi ”genes”, selera, keinginan, perasaan, tujuan-tujuan, minat, kebutuhan, kemauan, emosi dan kapasitas intelektual.
Secara sosio kultural, lingkungan mencakup segenap stimulasi, interaksi, dan kondisi dalam hubungannya dengan perlakuan ataupun karya orang lain. Yang termasuk dalam linkungan ini adalah pola hidup keluarga, pergaulan kelompok, pola hidup masyarakat, latihan, belajar, pendidikan, pengajaran, bimbingan dan penyuluhan.[4]
Menurut Sartain (seorang psikolog Amerika) mengatakan bahwa yang dimaksud lingkungan sekitar adalah meliputi semua kondisi dalam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku manusia, pertumbuhan, perkembangan kecuali gen-gen. Dan bahkan gen-gen dapat pula dipandang sebagai menyiapkan lingkungan bagi gen lain.[5]
Lingkungan yang memungkinkan belajar siswa misalnya: gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, pusat sarana belajar, museum, taman, kebun binatang, rumah sakit, pabrik, dan tempat-tempat lain yang sengaja dirancang untuk tujuan belajar siswa atau yang dirancang untuk tujuan lain tetapi kita manfaatkan untuk belajar siswa-siswa kita.[6]
Dalam pendidikan, lingkungan merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan dan kegagalan siswa dalam belajar. Apabila belajar dengan baik, tapi bila lingkungannya buruk maka mustahil dia bisa belajar dengan baik.
Dari beberapa definisi di atas dapat dikemukakan bahwa maksud lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di luar diri manusia dan mempengaruhi perkembangannya. Sedangkan lingkungan belajar adalah lingkungan tempat anak didik mendapat pendidikan atau tempat anak didik belajar yang sering disebut milieu atau environment.
2.      Jenis-jenis lingkungan belajar
Menurut Sartain lingkungan itu dibagi menjadi tiga bagian sebagai berikut:
a.       Lingkungan alam atau luar (external or physical environmet)
Yang dimaksud dengan lingkungan alam atau luar ialah segala sesuatu yang ada dalam dunia ini yang bukan manusia, seperti: air, iklim, hewan, dan sebagainya. Jadi, sesungguhnya sangat sukar bagi kita untuk menarik batas yang tegas antara ”diri kita sendiri” dengan ”lingkungan kita”.
b.      Lingkungan dalam (internal environment)
Yang dimaksud dengan lingkungan dalam ialah segala sesuatu yang termasuk lingkungan luar/alam. Akan tetapi makanan yang sudah di dalam perut kita, kita akan berada antara eksternal dan internal environment kita. Karena makanan yang sudah dalam perut kita sudah atau sedang dalam pencernaan dan peresapan ke dalam pembuluh-pembuluh darah. Makanan dan air yang telah berada di dalam pembuluh-pembuluh darah atau di dalam cairan limpa, mereka mempengaruhi tiap-tiap sel di dalam tubuh, dan benar-benar termasuk ke dalam internal environment atau lingkungan dalam.
c.       Lingkungan sosial atau masyarakat (social environmet)
Yang dimaksud dengan lingkungan sosial ialah semua orang atau manusia lain yang mempengaruhi kita. Pengaruh lingkungan sosial itu ada yang kita terima secara langsung dan ada yang tidak langsung. Pengaruh secara lengsung, seperti dalam pergaulan sehari-hari dengan orang lain, dengan keluarga kita, teman-teman kita, kawan sekolah, sepekerjan, dan sebagainya.[7]
Juga perlu diketahui bahwa dari semua lingkungan masyarakat yang dapat digunakan dalam proses pendidikan dan pengajaran secara umum dapat dikategorikan menjadi tiga macam lingkungan belajar yaitu sebagai berikut:
a.       Lingkungan sosial
Lingkungan sosial sebagai sumber balajar berkenaan dengan interaksi manusia dengan kehidupan masyarakat, seperti organisasi sosial, sdat dan kebiasaan, mata pencaharian, kebudayaan, pendidikan, kependudukan, struktur pemerintahan, agama dan sistem nilai.
b.      Lingkugan alam
Lingkungan alam berkenaan dengan segala sesuatu yang sifatnya alamiah seperti keadaan geografis, iklim, suhu udara, musim, curah hujan, flora, fauna, sumber daya alam.
c.       Lingkungan buatan
Lingkungan yang sengaja diciptakan atau dibangun manusia untuk tujuan-tujuan tertentu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Lingkungan buatan ini antara lain irigasi atau pengairan, bendungan, pertamanan, kebun binatang, perkebunan, penghijauan, dan pembangkit tenaga listrik.[8]
3.      Syarat-syarat lingkungan belajar
Ruang belajar mempunyai peranan yang cukup besar dalam menentukan hasil belajar yang memenuhi hasil belajar seseorang. Setiap siswa hendaknya memilih ruang belajar yang memenuhi persyaratan fisik tertentu. Persyaratan yang diperlukan untuk ruang belajar adalah sebagai berikut:
a.       Bebas dari gangguan
Vocsk mengatakan bahwa kesunyian tidaklah esensial untuk belajar dan tidak ada tempat yang mutlak sunyi. Tetapi, jika anda punya motivasi dan daya konsentrasi kuat, ditepi jalanpun bisa jadi sunyi buat anda. Kita tidak akan bisa memusatkan diri pada pelajaran apabila setiap kita sedang membaca buku atau menyelesaikan soal-soal, suara diluar demikian gaduhnya.
Ruang belajar juga harus bebas dari kemungkinan gangguan dari orang lain. Misalnya, jika kita belajar sambil menjaga toko tentu hasilnya tidak sebaik jika kita belajar tanpa kita sambil menjaga toko.
b.      Sirkulasi dan suhu udara yang baik
Pada zaman modern ini, bagi mereka yang mampu tentu akan lebih baik menyediakan alat pengatur udara (AC). Namun jika tidak memiliki ruang yang sirkulasi udara yang cukup baik, maka carilah tempat dan waktu yang baik untuk itu. Suhu udara haruslah yang enak untuk diri anda, tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. Jika punya kamar sendiri dan kebetulan ventilasinya kurang baik, jangan segan-segan untuk membuat jendela.
c.       Penerangan yang baik
Cahaya yang baik datangnya haruslah dari sisi atau atas kita dan bukan cahaya langsung. Cahaya yang jatuhnya kepermukaan buku secara tidak langsung. Cahaya yang jatuhnya kepermukaan buku secara tidak langsung, akan meringankan beban mata kita.
Penerangan yang ideal adalah yang tidak langsung dan merata diseluruh ruangan. Pada siang hari tentu kita akan menggunakan cahaya dari luar melalui jendela. Sebaiknya jika kita menulis dengan tangan kanan, maka cahaya datangnya dari arah kiri. Untuk mendapatkan sinar yang tepat tersebut, aturlah meja tulis anda sehingga cahaya yang datang dari jendela disiang hari bisa jatuh dengan baik. Menurut Vocks cahaya lampu pijar tak langsung yang lembut (tungsten soft light) berkekuatan 50 watt (3 lilin) dengan jarak kira-kira satu meter sudah cukup.[9]
Jadi lingkungan belajar disini tidak harus sunyi, bagus dan memakai AC, namun lingkungan yang digunakan untuk belajar adalah nyaman dan siswa dapat konsentrasi dengan belajarnya.
B.     Lingkungan Belajar Yang Kondusif
Tahap awal dari proses pembelajaran adalah begaimana kita dapat menyiapkan suasana yang kondusif. untuk bisa menciptakan lingkungan atau sekolah yang kondusif dan mendukung proses pembelajaran, maka sekolah haruslah memberikan kesan sebagai suatu tempat yang menghargai murid sebagai seorang manusia, yang pemikiran dan idenya dihargai sepenuhnya. untuk menciptakan kondisi ini.[10]
Orang dewasa yang sedang belajar memerlukan suasana belajar yang kondusif agar proses belajarnya dapat berjalan dengan lancar. Suasana belajar yang dianjurkan oleh Lunandi sebagai berikut:
1.      Kumpulan manusia aktif
2.      Suasana saling menghormati
3.      Suasana saling menghargai
4.      Suasana saling percaya
5.      Suasana penemuan diri
6.      Suasana tidak mengancam
7.      Suasana keterbukaan
8.      Suasana mengakui kekhasan pribadi
9.      Suasana memperbolehkan perbedaan
10.  Suasana mengkui hak untuk berbuat salah
11.  Suasana membolehkan keragu-raguan.[11]
Menurut Soedomo, kondisi belajar yang perlu dipertimbangkan dalam pendidikan luar sekolah adalah:
1.      Mendorong peserta didik aktif
2.      Mendorong peserta didik menemukan dan mengembangkan gagasan
3.      Memungkinkan peserta didik belajar sesuai dengan minat dan perhatian peserta didik
4.      Memungkinkan peserta didik belajar sesuan dengan sumber daya lingkungnnya
5.      Memungkinkan peserta didik mengakui kekuatan dan kelemahan yang terjadi di masyarakat
6.      Memungkinkan peserta didik mengkaji kelamahan dan kelemahan diri dan kelompoknya
7.      Suasana keterbukaan
8.      Memungkinkan peserta didik tumbuh sesuai dengan nilai dan norma yang ada di masyarakatnya.[12]
Jika diamati, pendapat Lunandi dan Soedomo tentang suasana belajar dapat saling melengkapi. Oleh karena itu, dari kedua pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa suasana belajar yang kondusif bagi orang dewasa adalah sebagai berikut:
1.      Mendorong peserta didik untuk aktif dan mengembangkan bakat
2.      Suasana saling menghormati dan saling menghargai
3.      Suasana saling percaya dan terbuka
4.      Suasana penemuan diri
5.      Suasana tidak mengancam
6.      Suasana mengakui kekhasan pribadi
7.      Suasana omembolehkan perbedaan, berbuat salah, da keragu-raguan
8.      Memungkinkan peserta didik belajar sesuai dengan minat, perhatian, dan sumber daya lingkungannya
9.      Memungkinkan peserta didik mengkui dan mengkaji kelemahan dan kekuatan pribadi, kelompok, dan masyarakatnya
10.  Memungkinkan peserta didik tumbuh sesuai dengan nilai dan norma yang ada di masyarakat.[13].
Agar lingkungan kelas menggairahkan maka perlu segala sesuatu diperhatikan agar lingkungan belajar dapat kondusif. Menciptakan suasana belajar yang menggairahkan, perlu memperhatikan pengaturan atau penataan ruang kelas atau belajar. Penyusunan dan pengaturan ruang belajar hendaknya memungkinkan anak didik duduk berkelompok dan memudahkan guru bergerak secara leluasa. Dalam pengaturan ruang belajar, hal-hal yang perlu diperhatikan:
1.      Ukuran dan bentuk ruang kelas
2.      Bentuk serta ukuran bangku dan meja anak didik
3.      Jumlah anak didik dalam kelas
4.      Jumlah anak didik dalam setiap kelompok
5.      Jumlah kelompok dalam kelas
6.      Komposisi anak didik dalam kelompok.
Selain itu perlu memperhatikan pengaturan atau penataan ruang kelas atau belajar agar lingkungan tersebut menggaerahkan, diantaranya sebagai berikut:
1.      Penggunaan alat-alat pengajaran
Diantara alat-alat pengajaran di Kelas yang harus diatur adalah sebagai berikut:
a.       Perpustakaan kelas
1.      Sekolah yang maju memiliki perpustakaan disetiap kelas
2.      Pengaturannya dilakukan bersama-sama anak didik
b.      Alat-alat peraga atau media pengajaran
1.      Alat peraga atau media pengajaran semestinya diletakkan di Kelas agar memudahkan penggunaannya
2.      Pengaturannya dilakukan bersama-sama anak didik
c.       Papan tulis, kapur tulis, dan lain-lain
1.      Ukurannya disesuaikan
2.      Warnanya harus kontras
3.      Penempatan memperhatikan estetika dan terjangkau oleh anak didik
d.      Papan presensi anak
1.      Ditempatkan dibagian depan sehingga dapat dilihat oleh semua anak didik
2.      Difungsikan sebagaimana mestinya
2.      Penataan keindahan dan kebersihan kelas
a.       Hiasan dinding
Hiasan dinding (pajangan kelas) hendaknya dimanfaatkan untuk kepentingan pengajaran, misalnya:
1.      Burung garuda
2.      Teks proklamasi
3.      Slogan pendidikan
4.      Gambar pahlawan
5.      Peta atau globe
6.      Gambar presiden dan wakil presiden
b.      Penempatan lemari
1.      Lemari buku yang ditempatkan didepan
2.      Lemari alat-alat peraga diletakkan dibelakang
c.       Pemeliharaan kebersihan
1.      Anak didik bergiliran membersihkan dan ketertiban kelas
2.      Guru memeriksa kebersihan dan ketertiban kelas
d.      Ventilasi dan tata cahaya
1.       Ventilasi sesuai dengan ruangan kelas
2.       Sebaiknya tidak merokok
3.       Pengaturan cahaya perlu diperhatikan sehingga cahaya yang masuk cukup
4.       Cahaya masuk dari arah kiri, jangan berlawanan dengan bagian depan.[14]
Jika individu atau peserta didik merasa tertarik atau berminat dalam melakukan aktivitas belajar, maka peserta didik tersebut menunjukkan sikap-sikap perilaku belajar yang baik berupa: peserta didik menunjukkan gaerah yang tinggi dalam melakukan aktivitas belajar sekalipun dalam waktu yang lama, aktif, kreatif, dan produktif dalam melaksanakan aktivitas dan menyelesaikan tugas-tugas belajar.[15]
Kelancaran proses belajar ditentukan dari suasana belajarnya. Jika suasana belajar kondusif, maka kelancaran dalam belajar akan semakin mudah diperolehnya.

C.     Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lingkungan Belajar Yang Kondusif
Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan belajar yang kondusif dapat dibagi menjadi dua:
1.      Faktor eksternal (pemenuhan kebutuhan fisik)
Kebutuhan fisik ini mempunyai arti luas. Tidak hanya fisik dalam arti kata lapar dan haus. Daftar berikut merupakan faktor fisik yang harus mendapat perhatian:
a.       Fisik murid
Pesan untuk guru sangat jelas dan sederhana. Murid tidak akan bisa belajar maksimal bila mereka lapar, terlalu kenyang, haus, lelah, terlalu panas, terlalu dingin atau terlalu dibatasi gerak-geriknya. Bila faktor fisik ini mempengaruhi proses pembelajaran, hal ini harus segera diatasi. Murid tidak akan bisa belajar bila mereka sakit, sedang dalam proses penyembuhan atau mengantuk.
b.      Fisik dan fasilitas pendukung ruang belajar
Bila kita masuk kedalam satu kelas dan melihat cara pengaturan ruang, kita selalu akan melihat meja dan kursi yang disusun berurutan membentuk membentuk baris. Fisik dan fasilitas pendukung belajar diantaranya:
1)      Bentuk meja dan kursi
hal yang perlu diperhatikan adalah ukuran dan bentuk kursi serta meja yang dugunakan oleh murid. Sudah saatnya merancang kursi dan meja yang ergonomis yang memberikan kenyamanan pada anak didik. Rasa nyaman ini sangat menunjang terjadinya proses pembelajaran secara maksimal.
2)      Postur tubuh yang benar
Posisi tubuh saat duduk juga sangat berpengruh. posisi tubuh ideal adalah posisi dimana tubuh tegak namun tidak dipaksakan. Bila posisi duduk ini salah, murid biasanya akan mudah lelah dan mengantuk.
3)      Ukuran kelas
Ukuran kelas yang efektif hingga saat ini masih dalam perdebatan. ada yang mendukung kelas dengan jumlah murid yang banyak (lebih dari 30 orang). Ada yang mendukung kelas yang berukuran kecil dengan jumlah siswa berkisar antara 20 hingga 25 orang. Riset yang dilakukan Mosteller pada 1995 terhadap 6.600 murid sekolah dasar dalam 330 ruang kelas yang lebih kecil terjadi peningkatan pada hasil pembelajaran matematika dan kemampuan membaca.
4)      Suhu ruang kelas
Idealnya setiap kelasdilengkapi dengan AC yang dapat mengatur temperatur ruang sesuai kebutuhan. Bila ruang anda telah dilengkapi dengan AC, ini sangat memudahkan pengaturan. Bila ruang tidak ber-AC, anda perlu memasang kipas angin dan memperhatikan sirkulasi udara. Murid akan sangat sulit belajar dalam kondisi ruang kelas yang panas dan udara yang stagman tidak bersirkulasi. Bukalah jendela dan pintu untuk memperoleh cukup udara segar selama proses pembelajaran berlangsung.


5)      Pencahayaan
Faktor pencahayaan juga sangat penting untuk diperhatikan.[16] Ruangan anda harus mendapatkan cukup cahaya supaya anda tidak harus melelahkan mata, namun inipun merupkan pilihan pribadi.[17]
6)       Ketenangan kelas
Ketenangan kelas ini sangat penting, seringkali guru yang telah menyiapkan materi pembelajaran dengan sangat baik dan menggunakan metode  penyampaian yang baik, harus gagal karena apa yang diajarkan tidak dapat diterima dengan maksimal oleh anak didik dikarenakan pengaruh ribut dari luar ruang kelas.[18] Ketika belajar fisik murid sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar, fisik disini mengakup jasmani maupun rohani.
2.      Faktor internal (pemenuhan kebutuhan akan rasa aman, dicintai, dan dihargai)
Pemenuhan kebutuhan akan rasa aman, dicintai dan dihargai melibatkan guru dan murid itu sendiri. Peran guru disini sangat besar. Apapun yang guru lakukan akan selalu mendapat perhatian dari murid dan tentu saja akan berdampak pada diri murid.
Cara memenuhi kebutuhan rasa aman, dicintai dan dihargai ini diantaranya:
a.       Perasaan diterima
Perasaan diterima diartikan sebagai perasaan disetujui dan dihargai baik oleh sesama rekan maupun oleh guru. Murid yang memiliki perasaan diterima akan merasa bahwa mereka adalah bagian dari satu kelompok yang memiliki arti penting bagi dirinya.
b.      Aspirasi
Siswa yang mempunyai aspirasi akan dapat menetapkan suatu tujuan pembelajaran yang realistis dan terukur pencapaiannya. Mereka akan mengambil tanggung jawab terhadap akibat akibat yang mungkin timbul dari keputusan yang berhubungan dengan aspirassi mereka.
c.       Rasa aman
Rasa aman didefinisikan sebagai suatu perasaan nyaman dan aman saat berada dalam suatu kelompok. Perasaan aman ini melibatkan suatu perasaan akan kepastian. Murid yang merasa aman, baik secara fisik maupun psikologis (mental dan emosional), akan bersedia mengmbil risiko. Resiko ini termasuk resiko ”gagal” dalam proses pembelajaran.[19]
Menciptakan rasa aman di Kelas adalah tanggung jawab guru. Siswa membutuhkan rasa aman dan terjamin di Kelas sehingga mereka menjadi pelajar yang produktif. Ada tiga hal yang menyebabkan siswa merasa tidak aman, yaitu:
1)      Merasa dipandang aneh oleh guru dan siswa lain
2)      Pekerjaannya dirusak oleh siswa lain
3)      Perkelahian dikelas.[20]
d.      Tantangan
Tantangan dibutuhkan untuk bisa memperluas zona kenyamanan kita (comport zone). Zona kenyamanan adalah suatu zona dimana kita merasa aman, nyaman, puas dengan diri dan keadaan kita.
e.       Identitas
Rasa identitas yang kuat berarti seorang siswa mengetahui dengan pasti kekuatan dan kekurangannya, nilai dan kepercayaan yang ia pegang. Murid yang mempunyai rasa identitas yang kuat akan mempunyai daya tahan mental yang kuat, dengan demikian mereka akan tahan terhadap akibat negatif yang dapat ditimbulkan oleh stres yang bersifat negatif.
f.       Sukses
Kehadiran sukses dalam diri seorang murid ditandai dengan perasaan puas akan prestasi mereka. bila murid sadar bahwa mereka sendiri yang menentukan keberhasilan mereka, mereka akan memiliki kesadaran akan kekuatan mereka dan kemauan untuk meletakkan dan mengartikan suatu tantangan atau hambatan secara proporsional.[21]
Faktor internal di sini lebih sulit dari faktor eksternal. Rasa aman, dicintai, dan dihargai ini yang membuat murid semakin percaya diri dalam belajarnya. Jadi, lingkungan belajar di sini sangat besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa. Dapat disimpulkan, siswa berhasil dalam belajarnya tidak hanya tinggi dalam kecerdasannya, namun lingkungan tempat ia belajar juga sangat mempengaruhinya.

D.     Dinamika pesantren sebagai lingkungan belajar
Pesantren berasal dari kata santri, dengan awalan pe dan akhiran an, berarti tempat tinggal santri. Profesor Johns berpendapat bahwa istilah santri berasal dari bahasa tamil yang berarti guru mengaji. Sedangkan pesantren itu sendiri adalah suatu lembaga pendidikan islam imdonesia yang bertujuan untuk mendalami ilmu agama islam dan mengamalkannya sebagai pedoman hidup keseharian atau tafaqquh fi ad-din dengan menekankan pentingnya moral dalam hidup bermasyarakat.
Sedangkan tujuan utama didirikannya pesantren adalah  untuk mendalami ilmu-ilmu agama (tauhid, fiqh, ushul fiqh, tafsir, hadits, akhlak, tasawuf, bahasa arab, dan lain-lain). Diharapkan santri yang keluar dari pesantren telah memahami beraneka ragam untuk pelajaran agama dengan kemampuan merujuk kepada kitab-kitab klasik.[22]
Kemunculan pesantren diawali dengan pengajian-pengajian yang diadakan oleh seseorang yang dianggap ’alim di pedesaan-pedesaan dimana santri yang berdatangan adalah masyarakat sekitar yang ingin memperdalam pengetahuan ke-Islaman pada kiai tersebut. Santri sekitar daerah kiai tersebut biasanya nglaju (santri pulang-pergi atau tidak menetap).
Namun lambat laun dalam perkembangan selanjutnya, realitas seperti ini akan bergeser, tatkala nama seorang ulama semakin tersohor, santri yang berdatangan dan hendak berguru kepadanya semakin banyak, tidak hanya sebatas penduduk daerah sekitarnya saja, namun banyak yang datang dari luar daerah tempat tinggal kiai. Mula-mula santri semacam ini akan tinggal di rumah-rumah prnduduk sekitar lingkungan kiai dengan membawa bekal sendiri-sendiri.
Istilah pondok ini berasal dari kata bahasa arab yaitu funduk yang berarti hotel atau rumah penginapan. Namun seiring dengan perjalanan waktu dan semakin banyaknya santri yang berdatangan dan jauh dari tempat tinggal seorang kiai serta tidak memungkinkan dia nglaju, maka pada akhirnya dibuatlah rumah-rumah kecil untuk menginap santri yang datang dari berbagai daerah. Inilah benih-benih yang nantinya disebut dengan pesantren.[23]
Pondok pesantren adalah merupakan lembaga pendidikan dan pengajaran Islam dimana di dalamnya terjadi interaksi aktif antara kyai atau ustadz sebagi guru dan para santri sebagai murid dengan mengambil tempat di masjid/mushola, ruang kelas, atau emper asrama (pondok) untuk menguji dan membahas buku-buku teks keagamaan karya ulama masa lalu. Buku-buku teks ini dikenal dengan sebutan kitab kuning, karena dulu kitab-kitab itu umumnya ditulis atau dicetak di atan kertas berwarna kuning. Hingga sekarang penyebutan itu tetap lestari, meski sudah banyak di antaranya yang dicetak ulang menggunakan kertas putih. Kyai/ustadz, santri, masjid/mushola, (kitab kuning) inilah yang menjadi unsur pokok pendidikan pesantren.
Jauh sebelum masa kemerdekaan, pondok pesantern telah menjadi sistem pendidikan. Hampir di seluruh pelosok nusantara, khususnya di pusat-pusat kerajaan Islam, terdapat lembaga pendidikan yang kurang lebih serupa dengan pesantren, meski dengan nama yang berbeda-beda, seperti Meunasah di Aceh, surau di minangkabau, dan pesantren di jawa. Namun kapan kepastian awal sejarah kemunculan dan asal usul pesantren, ini masih kabur.
Pandangan ini diperkuat dengan penggunaan istilah pesantren yang sebenarnya. Seperti halnya mengaji, bukan berasal dari bahasa arab, melainkan bahasa dari India. Demikian juga dengan istilah langgar, surau di Minangkabau dan rangkan di Aceh. Pada permulaan berdirinya, bentuk pesantren sangatlah sederhana. Kegiatan pengajian diselenggarakan didalam masjid oleh seorang kiai sebagai guru dengan beberapa orang santri sebagai muridnya.
Dalam sejarah perkembangannya fungsi pesantren adalah mencetak ulama atau ahli agama. Hingga dewasa ini fungsi itu tetap terpelihara dan dipertahankan. Namun seiring dengan perkembangan zaman, selain kegiatan pendidikan dan pengajaran agama, beberapa pesantren telah melakukan pembaharuan dengan mempertahankan dengan mengembangkan komponen-komponen pendidikan lainnya, seperti ditambahkannya pendidikan seperti madrasah ibtidaiyah (MI) sekolah dasar, madrasah tsanawiyah (MTs) atau sekolah menengah pertama, madrasah aliyah (MA) atau sekolah menengah keatas (SMA), bahkan perguruan tinggi (PTAI) atau perguruan tinggi umum (PTU). Ada pula pondok pesantren yang menambah kegiatan pendidikannya pada pendidikan non formal. Sedangkan untuk bidang pengembangan masyarakat pesantren kegiatan dalam bidang koperasi, pertanian, wira usaha, agribisnis, perikanan, ketrampilan, perbankan, syari’ah, dan lain-lain.[24]
Selain itu lahirnya suatu pesantren berawal dari beberapa elemen dasar yang selalu ada didalamnya. Ada lima elemen pesantren yang antara satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan. Kelima elemen tersebut meliputi kiai, santri, pondok, masjid, dan pengajaran kitab-kitab islam klasik atau yang sering disebut kitab kuning.[25]Lembaga pendidikan dapat disebut pesantren apabila terdapat kelima unsur tersebut, diantaranya sebagai berikut:
1        kiai
Kiai atau pengasuh pondok pesantren merupakan elemen yang sangat esensial bagi suatu pesantren. Menurut asal mulanya perkataan kiai dalam bahasa jawa digunakan dalam tiga gelar. Pertama, sebagai gelar kehormatan bagi barang-barang yang dianggap sakti dan kramat. Kedua, sebagai gelar kehormatan bagi orang-orang tua pada umumnya. Dan ketiga sebagai gelar yang diberikan oleh masyarakat kepada seorang ahli agama islam yang memiliki atau menjadi pimpinan pesantren.
Kiai disini mengacu kepada pengertian ketiga yakni gelar yang diberikan para pimpinan agama islam atau pondok pesantren dan mengajarkan berbagai jenis kitab-kitab klasik kepada para santrinya. Dalam perkembangannya gelar kiai tidak lagi menjadi monopoli bagi para pemimpin atau pengasuh pondok pesantren. Gelar kiai dewasa ini juga dianugerahkan sebagai bentuk penghormatan kepada seorang ulama’ yang mumpuni dalam bidang keagamaan walaupun yang bersangkutan tidak memiliki pesantren. Dengan kata lain bahwa gelar kiai tetap dipakai bagi seorang ulama’ yang mempunyai ikatan primordial dengan kelompok islam tradisional.[26]                                                    
2        Pondok
Pondok pada umumnya sering juga disebut dengan pendidikan islam tradisional dimana seluruh santrinya tinggal bersama dan belajar dibawah bimbingan seorang kiai. Asrama para santri tersebut berada dilingkungan komplek pesantren, yang terdiri dari rumah tinggal kiai, masjid, ruang untuk belajar, mengaji,  dan kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya.
Pondok merupakan ciri kas tradisi pesantren yang membedakannya dengan sistem pendidikan lainnya yang berkembang dikebanyakan wilayah islam negara-negara lain. Pentingnya pondok sebagai asrama para santri tergantung juga pada jumlah santri yang datang dari daerah yang jauh.[27]
3        Masjid
Masjid dianggap sebagai simbol yang tidak terpisahkan dari pesantren. Seorang kiai yang ingin mengembangkan pesantren pada umumnya yang pertama menjadi prioritas adalah masjid. Masjid juga tidak hanya sebagai tempat praktek rital ibadah, tetapi juga tempat pengajaran kitab-kitab klasik dan aktifitas pesantren lainnya.
Secara etimologis menurut M. Qurais Shihab masjid berasal dari bahasa arab ” sajada” yang berarti patuh, taat, serta tunduk dengan penuh hormat dan tadzim. Sedangkan secara terminologis, masjid merupakan tempat aktifitas manusia yang mencarminkan kepatuhan kepada Allah. [28]
4        Santri
Santri adalah siswa atau murid yang belajar di pesantren. Seorang ulama bisa disebut sebagai kyai kalau memiliki pesantren dan santri yang tinggal dalam pesantren tersebut untuk mempelajari ilmu-ilmu agama melalui kitab-kitab kuning. Oleh karena itu eksistensinya kiai biasanya juga berkaitan dengan adanya santri yang ada di pesantren.
5        Pengajaran kitab-kitab kuning
Pengajaran kitab-kitab kuning ini khususnya karangan-karangan Madzab Syafi’i. Pengajaran kitab-kitab kuning berbahasa arab dan tanpa harakat atau sering disebut kitab gundul merupakan satu-satunya metode yang secara formal diajarkan dalam komunitas pesantren di Indonesia.[29]


 
BAB III
DINAMIKA PONDOK PESANTREN DARUL HUDA MENUJU LINGKUNGAN BELAJAR YANG KONDUSIF


A.     Paparan Data Umum 
1.       Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Darul Huda
Pondok Pesantren Darul Huda Mayak Ponorogo pada awal berdirinya mempunyai pengertian bagitu sederhana yaitu suatu tempat pendidikan yang mempelajari ilmu pengetahuan Islam dibawah bimbingan seorang Guru atau Kyai.
Pondok Pesantren Darul Huda berdiri sejak tahun 1968 dengan menggunakan metode salafiatil hadisah dengan visi berilmu, beramal dan bertaqwa dengan dilandasi akhlakul karimah serta mempunyai misi menumbuhkan budaya ilmu, amal dan taqwa serta berakhlakul karimah pada jiwa santri, dalam pengabdiannya kepada agama dan masyarakat dengan kurikulum dan sistem pembelajaran memakai sistem asrama menggunakan metode teladan akhlak dan praktek, sorogan dan wekton, mujahaddah kemakam auliya’, pengadaan kamar khusus bahasa dan penyelenggaraan kegiatan ekstra kurikuler.
Pondok Pesantren Darul Huda Mayak Ponorogo dalam menyelenggarakan pendidikannya menggunakan metode ”’ala nahji as-Salafiat al-hadisah” dengan pengertian

38
 
اَلْمُحَافَظَةُ عَلَى الْقَدِيْمِ الصَّالِحِ وَاْلاَخْذُ بِاالْجَدِيْدِ اْلاَصْلَحِ
Artinya: ”memelihara (metode) lama yang baik (salafiah) dan mengambil metode baru yang lebih baik (modern)”.[1]

Pondok Pesantren Darul Huda merupakan lembaga pendidikan islam yang telah dikelola secara salafi dan modern yang bernaung dibawah yayasan Pondok Pesantren Darul Huda Mayak Ponorogo. Metode yang diterapkan Pondok Pesantren Darul Huda dalam bentuk adanya pendidikan formal yang mengajarkan ilmu-ilmu umum atau hal-hal yang baik dengan tuntutan hidup dizaman modern ini dan juga adanya pendidikan non formal yang berupa madrasah salafiah yang khusus mengajarkan ilmu-ilmu agama islam dengan pengkajian kitab-kitab kuning. Selain itu juga ada bina bingkat, bina minat dan bakat dan lain-lain terhadap hal-hal yang sekiranya diperlukan oleh para santri untuk bekal hidupnya kelak. Dengan metode tersebut santri-santri Pondok Pesantren Darul Huda dapat mempelajari ilmu-ilmu agama secara utuh dalam arti tidak hanya mempelajari ilmu-ilmu pengetahuan agama seperti syaria’t, tauhid dan tasawuf, tetapi juga mempelajari ilmu-ilmu pengetahuan yang bersifat umum seperti kimia, fisika, biologi, matematika dan lain-lain dalam rangka tafakkaru fi khalqillah, sehingga dengan metode tersebut akan membentuk santri yang mempunyai jiwa keagamaan yang teguh serta dapat hidup secara fleksibel dalam msyarakat berbangsa dan bernegara dizaman yang serba modern ini.[2]
2.       Letak Geografis
Lokasi Pondok Pesantren Darul Huda Mayak Ponorogo yang merupakan lokasi dalam wilayah perkotaan di Kabupaten Ponorogo. Walau demikian namun jauh dari kebisingan. Pondok Pesantren Darul Huda Mayak Ponorogo terletak di jalan Ir. H. Juanda VI/ 38 Ponorogo, tepatnya didusun Mayak kelurahan Tonatan dan kecamatan Ponorogo.
Lokasi ini merupakan letak yang sangat strategis sehingga sangat mudah untuk dijangkau dari mana saja dan oleh siapa saja, baik menggunakan kendaraan umum maupun menggunakan kendaraan pribadi.
Pondok Pesantren Darul Huda Mayak terletak di dusun Mayak desa Tonatan Kabupaten Ponorogo. Adapun batas-batas dari dusun mayak Tonatan adalah:
Sebelah Utara          : dibatasi oleh jalan menur
Sebelah Selatan       : dibatasi oleh kantor Departemen Agama
Sebelah Timur         : dibatasi oleh jalan Suprapto
Sebelah Barat          : dibatasi oleh jalan jalan menur Gg IV.
Adapun Pondok Darul Huda dari Kecamatan Ponorogo  sekitar  satu kilometer. Sedangkan Pondok Darul Huda dari Kabupaten Ponorogo sekitar 3 kilometer.[3]
3.       Sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana merupakan komponen yang tidak bisa dipisahkan dalam mencapai tujuan pendidikan. Pada masing-masing lembaga pendidikan penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran akan dapat mencapai tujuannya apabila sarana dan prasarananya mendukung.
Adapun sarana dan prasarana yang ada di Pondok Pesantren Darul Huda  ialah asrama putra, asrama putri, ruang pengajian atau belajar, ruang pimpinan atau kiyai, ruang guru atau ustadz, ruang kantor/administrasi, masjid/mushola, perpustakaan, aula (ruang serba guna), klinik, koperasi, ruang usaha, kamar mandi/toilet ustadz, kamar mandi/toilet santri.[4]
Tabel 0.1;
Data sarana dan prasarana Pondok Pesantren Darul Huda

NO
BANGUNAN
JUMLAH
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Asrama Putra
Asrama putri
Ruang Pengajian atau Belajar
Ruang Pimpinan atau Kiyai
Ruang Guru atau Ustadz
Ruang Kantor/ Administrasi
Masjid/ Mushala
Perpustakaan
Aula (Ruang Serba Guna)
Klinik
Koperasi
Ruang Usaha
Kamar Mandi/ Toilet Ustadz
Kamar Mandi/ Toilet Santri
2
2
22
1
3
5
1
2
1
1
2
2
7
189

4.       Struktur Organisasi
Struktur Pondok Pesantren Darul Huda Putra:
Pengasuh        : KH. Abdus Sami’ Hasyim
Kabag             : Abdul Wahid
Ketua              : Anwar
Wakil              : Arif Wibowo
Sekretaris I     : Hasan Basri
Sekretaris II    : Syaiful Mustofa
Bendahara I    : Fuad Ali Muntaha
Bendahara II  : Ihwan Sodiqin
Bidang-bidang:
1. Bidang peribadatan            : Nur Cholid
2. Bidang keamanan   : Agus Rianto
3. Bidang pendidikan : Mufid Saiful Ahyar
4. Bidang bingkat       : Muhammad Rofi’i
5. Bidang kebersihan  : Tamrin Fathoni
6. Bidang sarpras        : Ali Muhtarom.[5]        

B.     Paparan data khusus
1       Lingkungan belajar di Pondok Pesantren Darul Huda Putra
a.       Lingkungan belajar pada tahun 1968-1984
Untuk mengetahui lingkungan belajar, peneliti melakukan wawancara dengan Ustadz Fatawi selaku santri pada masa itu yang mengatakan bahwa
Pada masa ini lingkungan belajar yang digunakan santri di antaranya, kamar yang berjumlah dua kamar, kemudian pada tahun 1971 kamar ditambah menjadi enam kamar. Lingkungan belajar santri pada waktu itu juga ada masjid dan kelas. Kelas pada waktu itu masih pinjam yang bertempat di mayak kulon, sekitar 400 meter dari lokasi pondok, jumlah kelas sebanyak lima kelas. Santri juga belajar di rumah-rumah penduduk yang ada disekitar lokasi pondok. Sedangkan pencahayaan di kelas dan masjid menggunakan lampu petromak, sedangkan di kamar dan di rumah penduduk pencahayaan menggunakan lampu ublik (lampu tradisional). Sekitar tahun 1977 pondok pesantren Darul Huda baru memiliki kelas sendiri yang berjumlah empat kelas. [6]

b.       Lingkungan belajar pada tahun 1985-2000
Untuk mengetahui lingkungan belajar pada masa ini, peneliti melakukan wawancara dengan ustad Dimyati selaku santri pada masa itu yang mengatakan bahwa
Lingkungan belajar yang digunakan santri untuk belajar diantaranya, bangunan baru di asrama putra yang berjumlah empat belas kamar. Sedangkan bangunan lama tidak dipakai lagi. Kemudian pada sekitar tahun 1993 ada penambahan asrama santri yang berlantai satu yang berjumlah tujuh kamar, maka jumlah keseluruhan kamar santri adalah dua puluh satu kamar. Pada masa ini juga ada penambahan kelas yang berjumlah sembilan kelas, jumalh kelas keseluruhan pada masa ini berjumlah tiga belas kelas. Bangunan masjid juga ada perehaban. Sedangkan kondisi pencahayaan pada waktu itu menggunakan listrik. [7]

c.       Lingkungan belajar pada tahun 2000-sekarang
Untuk mengetahui lingkungan belajar, peneliti melakukan wawancara dengan Saiful Mustofa selaku sekertaris Pondok yang mengatakan bahwa
Pada masa ini Asrama ada penambahan, pada awalnya satu lantai menjadi empat lantai, maka jumlah kamar menjadi lima puluh dua kamar. Bangunan masjid juga diperlebar serta kelas berjumlah tiga puluh sembilan kelas. Penerangan pada masa ini menggunakan listrik.[8]

2       Upaya-upaya pengurus Pondok Pesantren Darul Huda Putra dalam meningkatkan lingkungan belajar yang kondusif
a.       Upaya Pengurus pada tahun 1968-1984
Untuk mengetahui upaya yang dilakukan pengurus agar lingkungan belajar kondusif, peneliti melakukan wawancara dengan Ustad Sholeh Hasan selaku santri pertama pada masa ini yang mengatakan bahwa
Pada masa ini semua kembali pada santri masing-masing, yaitu ”himmah” (tekat) yang ada pada diri mereka. Dan juga ”harsun” (lubo) harapan santri pada waktu itu luar biasa. Pada masa ini kesadaran santri sangat tinggi waktu itu, sebab hampir semua santri pada masa ini datang ke pondok dengan tidak membawa bekal dari rumah, mereka dilain waktu belajarnya digunakan untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhannya. Dengan susahnya mencari uang yang menyebabkan mereka semangat untuk belajar. Upaya lain agar santri belajar adalah dari sebagian kalangan ustadz, pada masa ini ustadnya kereng-kereng (keras dalam mengajarnya). Santri dilarang menulis ketika ustadnya sedang menjelaskan materi, kemudian santri boleh menulis setelah selesai ustad menjelaskan.[9]

b.      Upaya Pengurus pada tahun 1985-2000
Untuk mengetahui upaya yang dilakukan pengurus agar lingkungan belajar kondusif, peneliti melakukan wawancara dengan Ustad Mudir Sunani selaku santri pada waktu itu yang  mengatakan bahwa
Pada masa ini pengurus mulai tertata, dari ketua pondok sampai seksi-seksinya sudah ada, pada waktu itu adalah pada masa awal kepengurusan secara terstruktur. Upaya yang dilakukan pengurus pada waktu itu juga sudah ada untuk meningkatkan lingkungan belajar santri agar kondusif. Mereka melaksanakan program-program kepengurusan secara bersama-sama, kemudian dari tahun ketahun ada peningkatan tentang program-program dari pengurus.[10]


c.       Upaya Pengurus pada tahun 2001-sekarang
Dalam meningkatkan lingkungan belajar yang kondusif, Pengurus Pondok Pesantren Darul Huda Putra, membuat program kerja dan peraturan-peraturan yang menunjang pelaksanaan program kerja tersebut. Adapun program kerja Pengurus Pondok Pesantren Darul Huda Putra adalah sebagai berikut:
1)      Program Kerja Pengurus Harian Pondok Pesantren Darul Huda Putra

a)      Tujuan Umum

(1)   Mengarahkan santri serta seluruh komponen yang ada di PPDH menuju insan yang berilmu, beramal dan bertaqwa serta ber akhlaqul karimah.
(2)   menjadi motor penggerak “AKSI” (Akhlaq, Kedisiplinan dan Organisasi)

b)      Program Kerja

(1)   Pembenahan dan pengadaan kelengkapan administrasi pondok
(a)    Papan struktur organisasi
(b)   Papan data jumlah santri
(c)    Papan info santri
(d)   Kotak saran dan kritik
(e)    Pemanfaatan kamar 02 Juhfah dan kantor pondok secara efektif dan efisien
(f)    Pembenahan Surat-surat dan kelengkapan administrasi
(g)   Kartu tanda santri
(h)   Buku Tamu
(i)     Peraturan tamu atau wali santri
(j)     Buku penerimaan Telpon
(k)   Buku Induk
(l)     Tempat baca koran
(m) Penataan ulang kelengkapan-kelengkapan tersebut
(2)   Peningkatan kedisiplinan dan loyalitas  pengurus.
(a)    Penyelenggaraan LKD/ Workshop kepemimpinan
(b)   Kursus penggunaan komputer khusus pengurus
(c)    Pengadaan buku kedisiplinan pengurus
(d)   Pengadaan buku panduan pelaksanaan program kerja
(e)    Penyelenggaraan Rapat rutinan pengurus
(f)    Pengadaan Arisan seluruh pengurus
(3)   Peningkatan kemandirian komplek dan kamar
(a)    Penempatan santri, pertukaran anggota kamar
(b)   Pembuatan kelengkapan administrasi kamar
(c)    Pendataan kembali pengurus dan anggota kamar
(4)   Peningkatan kinerja dan fungsi kepengurusan kamar
(a)    Pembentukan dan penetapan dewan pembimbing kamar
(b)   Pembentukan kembali pengurus kamar
(c)    Pengadaan rapat rutinan kamar
(d)   Pemberlakuan otonomi komplek secara terpimpin
(5)   Pengadaan kegiatan eksternal
(a)    Penyelenggaraan haflah akhir tahun
(b)   Melaksanakan koordinasi dengan lembaga lain di dalam naungan PPDH
(c)    Berpartisipasi terhadap kegiatan di luar pondok yang sesuai dengan peraturan.
(d)   Mengikuti pelatihan-pelatihan
(e)    Study Banding
2)      Program Kerja Bidang Peribadatan

a)       Program Kerja Umum

(1)   Sholat berjama’ah
(2)   Dibaiyah
(3)   Mujahadah
(4)   PHBI
(5)   Ta’ziran

b)      Program Kerja Khusus

(1)   Sub Bidang Jama’ah
(a)    Mengatur jama’ah sholat maktubah
(b)   Memberanglkat santri untuk sholat berjama’ah
(c)    Mengadakan hafalan do’a –do’a dan wirid setelah sholat maktubah
(d)   Mempersiapan keperluan sholat jum’at
(e)    Mengatur pelajksaan shloat tarwih, idul fitrui, idul adha dan malam lailatul qodar.
(f)    Menatur jama’ah shoalat
(g)   Mendartar muajin dan bilal
(2)   Sub Bidang Dibaiyah
(a)    Memberikan bimbingan, pelatihan, menjadual dan mengatur pelaksanaan dibaiyah
(b)   Mengadakan latihan kultum bilal dan MC
(3)   Sub Bidang Mujahadah
(a)    Mengatur pelaksanaan mujahadah/PHBI
(b)   Berkoordinasi dengan bidang lain untuk mempersiapkan sarana dan prasarana mujahadah/PHBI
(4)   Sub Bidang Penta’ziran
(a)    Menta’zir santri yang tidak sholat jamaah
(b)   Menta’zjir santri yang terlambat sholat jamaah
(c)    Menangani santri yang tidak mengikuti kegiatan yang di wajibkan bidang peribadatan
(5)   Sub Bidang Pembangunan
(a)    Membangunkan santri sebelum sholat subuh dan sebelum sholat jum’at
(b)   Melarang santri agar tidak tidur di masjid
(c)    Memberangkatkan santri untuk mengikuti kegiatan- kegiatan yang di wajibkan bidang peribadatan

(6)   Lain-lain
(a)    Membuat buku daftar pelanggar
3)      Program Kerja Bidang Keamanan

a)      Agenda Kerja

(1)    Harian

(a)    Penguncian kamar dan gerbang.

(b)   Pengabsenan kamar.

(c)    Jaga malam.

(d)   Patroli.

(e)    Tabungan.

(f)    Pemberian izin.

(2)    Mingguan

(a)    Ta’zian pelanggaran.

(b)   Jaga telephon.

(c)    Perekapan absen kamar.

(d)   Sensor surat masuk / keluar.

(3)    Bulanan

(a)    Perekapan absen MMH

(b)   Rapat evaluasi

(c)    Rapat koordinator bidang.

(d)   Rapat keamanan kamar.


(4)    Tahunan

(a)    Jaga malam 1 suro.

(b)   Jaga malam tahun baru masehi.


(5)    Kondisional

(a)    Razia / operasi.

(b)   Parkir.

(c)    Pembenahan pagar.

(d)   Penertiban sepeda.

(e)    Pengerasan suara telephon.


4)      Program Kerja Bidang Pendidikan
a)       Program Kerja Umum
(1)    Program Harian
(a)    Pengajian Sorogan Al Qur’an Dan Kitab
(b)   Pengajian Wekton
(c)    Belajar Wajib
(d)   Pengabsenan
(2)    Program Mingguan
(a)    Syawir Nahwu Dan Fiqih
(b)   Taqror
(c)    Muhafadzoh
(d)   Ta’ziran ( Penanganan Pelanggaran )
(3)    Program Bulanan
(a)    Rapat Rutinan
(4)    Program Tahunan
(a)    Pondok Ramadhan
(b)   Pengajian, Seminar,  Bedah Buku dan atau kitab Pada Hari-Hari Khusus

b)       Program Kerja Khusus
(1)    Pengajian Sorogan Al Qur’an Dan Kitab
(a)    Penyelenggaraan tes klasifikasi
(b)   Pengadaan jadual dan kelompok pengajian
(c)    Pengadaan kartu pengajian sorogan al Qur’an
(d)   Pelaksanaan pertemuan pembimbing pengajian
(e)    Penyelenggaraan tes kenaikan tingkat
(f)    Penyelenggaraan halaqoh sema’an al Qur’an
(2)    Pengajian Wekton
(a)    Pembuatan  jadual pengajian
(b)   Pengadaan buku kontrol pengajian
(c)    Pengjoreksian kitab pengajian
(3)    Pengabsenan
(a)    Pengadaan  Absensi kegiatan ( Sorogan, Wekton, Syawir ) dibantu sekertaris
(b)   Penyelenggaraan pengabsenan setiap kegiatan ( Sorogan, Wekton, Syawir )
(c)    Perekapan Absensi kegiatan
(4)    Syawir Nahwu Dan Fiqih
(a)    Pengadaan jadual petugas dan materi syawir
(b)   Pengadaan buku catatan syawir
(c)    Pelaksanaan Syawir Kubro dan atau Bahtsul Masa’il
(5)    Muhafadzoh
(a)    Pemberangkatan Muhafadzoh.
(b)   Menjalin  kerja sama dengan HIMMAH.
(6)    Belajar Wajib Dan Atau  Takror
(a)    Pemberangkatan belajar wajib
(b)   Menjalin Kerja sama dengan pengurus OSIS atau HIMMAH
(7)    Pondok Ramadhan
(a)    Pembuatan Jadual Pengajian Kilatan
(b)   Pembukaan dan Penutupan kegiatan pengajian
(c)    Penerimaan santri kilatan dari luar
(8)    Pengajian, Seminar , Bedah Buku dan atau Kitab Pada Hari-Hari Khusus
(a)    Pengaturan jadual pengajian / kegiatan tertentu
(b)   Pendataan peserta kegiatan
(c)    Pengawasan pelaksanaan kegiatan
(9)    Ta’ziran
(a)    Penanganan pelanggar kegiatan
(b)   Kerja sama dengan bidang lain dalam penta’ziran
(10)      Rapat Rutinan
(a)    Rapat intern sub bidang dengan pembimbing
(b)   Rapat intern bidang pendidikan

5)      Program Kerja Bidang Binkat
a)       Sub Bidang Olah raga
(1)    Agenda Mingguan
(a)    Mengadakan latihan Olah raga
(b)   Penyediaan sara dan prasarana Olah raga
(c)    Mengadakan liga konsul
(d)   Mengadakan pertandingan tennis meja, Bola volli, bulu tangkis
(e)    Mengadakan senam/ lari pagi untuk santri
(2)    Agenda Bulanan
(a)    Mengadakan pertanduingan persahabatan
(3)    Agenda Tahunan
(a)    Mengadakan Pertandingan persahabatan

b)      Sub Bidang Hadroh
(1)    Agenda Mingguan
(a)    Pendataan peserta kursus hadroh dan qoriah
(b)   Penyediaan sarana
(c)    Mengadakan kursus hadroh
(d)   Mengadakan kursus qiroah
(e)    Mengisi acara pondok
(2)    Agenda Bulanan
(a)    Menghadiri undangan – hadroh
(3)    Agenda Tahunan
(a)    Mengisi dan menyemarakkan acara pondok
(b)   Mengadakan lomba

c)       Sub Bidang Kaligrafi
(1)    Agenda Mingguan
(a)    Pendataan peserta kursus
(b)   Penyediaan sarana dan prasarana
(c)    Mengadakan kursus kaligrafi

(2)    Agenda Bulanan
(a)    Praktek Ketrampilan
(3)    Agenda Tahunan
(a)    Mengadakan pameran karya santri
(b)   Diklat tutor kursus
(c)    Mengadakan lomba kaligrafi
(d)   Mengadakan rihlah / kunjungan galeri

d)      Sub Bidang Bahasa
(1)    Agenda Harian
(a)    Mengadakan kursus bahasa
(b)   Menertibkan kawasan wajib berbahas
(c)    Menertibkan mufrodat baru.
(2)    Agenda Mingguan
(a)    Pendataan peserta kursus
(b)   Penyediaan sarana dan prasarana
(c)    Mengadakan muhadloroh
(d)   Halaqoh
(3)    Agenda Bulanan
(a)    Diklat bahasa lain
(b)   Evaluasi bahasa
(c)    Pengadaan madding
(d)   Rihlah bahasa
(e)    Huku
(4)    Agenda Tahunan 
(a)    Musabaqoh Bahasa
6)      Program Kerja Bidang Kebersihan

a)      Tujuan Umum

Menciptakan suasana bersih, indah dan rapi, menuju kenyamanan dan kelancaran aktifitas sehari hari

b)      Program Kerja

(1)    Harian
Pengawasan terhadap :
(a)    Pelaksanakan piket lorong pagi dan sore
(b)   Pembersihan  kolah ( cuci kaki)
(c)    Pembersihan selokan
(d)   Pelaksanakan piket halaman
(2)    Mingguan
(a)    pembersihan jeding dan WC
(b)   pengepelan komplek yalamlam III
(c)    pengurasan kolah tempat wudlu
(3)    Bulanan
(a)    Pelaksanaan jum’at bersih
(b)   Rapat bulanan bidang kebersihan
(c)    Pembuatan jadwal pembagian lokasi jum’at bersih
(d)   Pengepelan masjid
(4)    Tahunan
(a)    Pembuatan jadwal piket
(b)   Mengadakan lomba kebersihan kamar
(5)    Lain-lain
(a)    Pengadaan alat-alat kebersihan meliputi: Penambahan alat-alat pel, Tong/ tempat sampah besar untuk menampung sampah dari Lorong, dan Penyediaan ruang khusus kebersihan
(b)   Pembuatan saringan selokan
(c)    Hal-hal yang bersangkutan dengan bidang kebersihan

7)      Progam Kerja Bidang Kesehatan

a)      Tujuan Umum

(1)    Menumbuhkan sikap hidup sehat
(2)    Untuk lebih efisien waktu tenaga dan biaya
(3)    Sebagai alternatif pertolongan pertama
(4)    Sebagai upaya penyembuhan
(5)    Sebagai usaha meningkatkan kecakapan penanganan preventif dan kemampuan menggunakan peralatan medis .

b)      Program Kerja Umum

(1)    Mengadakan penyuluhan kesehatan
(2)    Mengadakan pengobatan masal (bersipat preventif)
(3)    Menyediakan obat-obat P3K& P3P
(4)    Memeriksa santri yang sakit
(5)    Pelatihan UKS

c)      Peraturan Tekhnis Pelaksanaan Program Kerja

(1)    Mendatangkan tenaga ahli
(2)    Mengantarkan ketempat pengobatan
(3)    Membeli obat di apotik (langganan pondok)
(4)    Mengantarkan kebalai kesehatan
(5)    Mendatangkan tenaga ahli
8)      Program Kerja Bidang Sar-Pras

a)     Kondosional

(1)    Mengganti dan menambah lampu yang di butuhkan.
(2)    Memperbaiki alat-alat listrik.
(3)    Membantu dalam pembangunan Pondok:
(4)    Jadwal ro’an.
(5)    Menggerakkan ro’an.
(6)    Melengkapi alat-alat yang dibutuhkan kepentingan umum { Pondok }.
(7)    Membuat jemuran dan taman
(8)    Merawat dan memperbaiki sarana pondok :
(9)    Pipa-pipa dan kran-kran.
(10)      Atap-atap yang bocor.
(11)      Pintu-pintu dan fasilitas umum.

b)      Bulanan

(1)    Mencari kendaraan mujahadah ke Tegal Sari
(2)    Mengecek terhadap fasilitas umum.
(3)    Operasi fasilitas umum

c)      Tahunan

(1)      Pengecatan kamar- kamar Pondok.[11]

Peneliti juga melakukan wawancara dengan seksi kebersihan putra dan pengurus osis madrasah aliyah, dari hasil wawancara tersebut peneliti bisa membaca bahwa bentuk-bentuk upaya yang dilakukan pengurus kebersihan putra dan osis madrasah aliyah agar lingkungan belajar dapat kondusif lokasi tersebut dibuat jadwal bersih-bersih. Sebagaimana yang telah disampaikan oleh Wahyudi selaku sekertaris seksi kebersihan dan Ma’ruf  al-Amin selaku seksi kebersihan OSIS MA Darul Huda  yang mengatakan bahwa
Upaya yang dilakukan pengurus agar lingkungan belajar bersih adalah Di kamar dan masjid ada piket bersih-bersih. Bersih-bersih di kamar dan masjid dilakukan sehari dua kali. Pengepelan masjid dilaksanakan setiap satu minggu sekali. Bersih-bersih semua lingkungan Pondok dilaksanakan satu bulan sekali. Kemudian agar kamar indah dan nyaman kami melaksanakan lomba kamar dalam satu tahun sekali.[12] Sedangkan kelas yang mengurusi langsung dari OSIS MA Darul Huda. Upaya yang dilakukan agar kelas tetap bersih adalah pengurus kelas membuat jadwal piket. Kemudian untuk kebersihan halaman madrasah pengurus OSIS menjadwal piket bersih-bersih diwaktu pagi hari.[13]

Peneliti juga melakukan wawancara dengan seksi pendidikan putra, dari hasil wawancara tersebut peneliti bisa membaca bahwa bentuk-bentuk upaya yang dilakukan pengurus pendidikan putra agar lingkungan belajar dapat kondusif dengan mengatur pemberangkatan santri, ketika santri belajar dan sampai selesainya santri belajar. Sebagaimana yang telah disampaikan oleh Hafid Mansur selaku koordinator syawir yang mengatakan bahwa  
Program kami adalah semua aktifitas santri sudah kami atur. Di antaranya adalah mulai mengebel sebagai tanda awal belajar santri dimulai. Kemudian kami mengontrol lokasi Pondok agar santri semuanya menuju kelokasi belajarnya. Kami juga melakukan kontrol dilokasi belajar santri agar santri tersebut belajar sungguh-sungguh. Kami juga mengebel  setelah habis waktunya.[14]

Hal serupa diungkapkan Agus Rianto selaku koordinator keamanan yang mengatakan bahwa
Agar santri dapat belajar dengan tenang, aman dan nyaman, disetiap kegiatan belajar santri kami melaksanakan penguncian kamar-kamar santri. Tujuan kami agar semua harta milik santri dapat terjaga. Jadi dengan adanya program ini santri dapat belajar dengan tenang tanpa memikirkan harta benda mereka.[15]

Peneliti juga melakukan wawancara dengan Ali Muhtarom selaku koordinator sarana dan prasarana yang mengatakan bahwa
Sarana dan prasarana di Pondok Pesantren Darul Huda Putra sangat penting. Dikarenakan santri dapat belajar dengan tenang dan nyaman butuh akan sarana dan fasilitas-fasilitas yang memadai. Yang kami laksanakan diantaranya pencahayaan sebagai tempat belajar santri, kami segera mengganti lampu-lampu yang mati agar belajar santri tidak tertunda akibat lampu yang mati.[16]

Hal serupa disampaikan Muklis Rofi’i selaku koordinator seksi kesehatan yang mengatakan bahwa
Santri dapat memahami semua materi pelajarannya dikarenakan kondisi fisiknya sehat, maka yang kami lakukan ketika ada santri yang sakit, kami menyediakan obat-obatan dan kami menyediakan klinik kesehatan Pondok agar santri tersebut lekas sembuh dan dapat mengikuti belajar lagi. Selain itu kami juga melaksanakan foging dilingkungan Pondok serta kamar mandi dan toilet diberi abate (obat pencegah nyamuk) agar santri bebas dari nyamuk.[17]

Upaya yang dilakukan pengurus diantaranya menindak santri yang melanggar aturan dari pengurus.[18] Juga bagi santri yang sering melanggar tindakan pengurus lebih keras.[19] Tindakan tersebut bertujuan agar santri tidak melakukan kesalahan yang kedua kalinya.[20] Upaya pengurus pendidikan, keamanan, dan kebersihan dilaksanakan mulai awal kegiatan belajar santri, proses belajar santri, dan selesainya belajar santri serta upaya menciptakan kenyamanan tempat belajar santri.[21]

3       Faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan lingkungan belajar yang kondusif
a.       Faktor pendukung pada tahun 1968-1984
Untuk mengetahui upaya yang dilakukan pengurus agar lingkungan belajar tetap kondusif, peneliti melakukan wawancara dengan Ustad Sholeh Hasan yang mengatakan bahwa
Bila di prosentase antara yang rajin belajar dengan yang tidak itu banyak yang rajin. Faktor pendukung lain.[22]

b.      Faktor pendukung pada tahun 1985-2000
Untuk mengetahui faktor pendukung lingkungan belajar pada masa ini, maka peneliti melakukan wawancara dengan ustadz Dimyati selaku santri pada waktu itu, beliau mengatakan bahwa
Sebagian santri pada masa ini mempunyai tekat kuat, kesadaran untuk belajar mereka sangat tinggi. Jadi santri belajar dengan sungguh-sungguh atas kesadaran pribadi. Pada masa ini santri belajarnya tidak banyak, namun mereka dalam belajarnya ini langsung di praktekkan (diamalkan) dalam kehidupan sehari santri. Tingkat kepahaman terhadap materi lebih mengena pada masa ini. Pada masa ini sudah ada kepengurusan secara terstruktur. Juga sudah ada program-program dari pengurus untuk meningkatkan belajar santri.[23]




c.       Faktor pendukung pada tahun 2001-sekarang
Untuk mengetahui faktor pendukung lingkungan belajar, peneliti melakukan wawancara dengan seksi pendidikan putra, dari hasil wawancara tersebut peneliti bisa membaca bahwa faktor pendukung lingkungan belajar di Pondok Pesantren Darul Huda Sebagaimana yang telah disampaikan oleh Asfahani selaku anggota seksi sarana dan prasarana yang mengatakn bahwa
Pada masa ini sarana dan prasana yang digunakan belajar santri sudah memadai. Karena semua fasilitas belajar santri sudah dapat terpenuhi. Mulai kelas yang sudah lengkap meja, kursi, papan tulis dan perlengkapan kelas sudah ada. Sedang santri yang belajar dimasjid dan kamar juga sudah memadai fasilitasnya. Tempat-tempa belajar tersebut sudah ada ventilasi udaranya (jendela) dan pencahayaannya.[24]

Faktor-faktor pendukung lingkungan belajar juga dikatakan Mufid Saiful Ahyar selaku koordinator seksi pendidikan yang mengatakan bahwa
Faktor-faktor pendukung lingkungan berajar dari intern santri diantaranya santri mempunyai semangat belajar karena dari diri santri mempunyai motivasi untuk belajar yang tinggi, punya cita-cita dan ada dorongan baik dari dirinya untuk belajar. Kemudian yang ekstern diantaranya pengaruh teman-temannya yang pandai yang membuatnya lebih semangat untuk belajar dan juga dapat dimungkinkan program-program dari pengurus santri tersebut sangat menyukainya atau santri tersebut merasa sangat nyaman ditempat belajarnya serta tidak merasa jenuh.[25]

Dengan adanya kamar yang bersih, indah dan nyaman memudahkan santri untuk belajar.[26] Juga keadaan kelas yang membuat santri dapat belajar dengan konsentrasi.[27] Serta situasi masjid yang juga mendukung untuk belajar.[28]
a.       Faktor penghambat pada tahun 1968-1984
Untuk mengetahui faktor penghambat lingkungan belajar santri, peneliti melakukan wawancara dengan Ustad Fatkhurrazi, dari hasil wawancara tersebut peneliti bisa membaca bahwa faktor penghambat lingkungan belajar di Pondok Pesantren Darul Huda sebagaimana yang telah disampaikan oleh Drs. H. Fatkhurrazi selaku santri pada waktu itu yang mengatakan bahwa:
Pada masa ini faktor utama yang menghambat belajar di antaranya adalah pencayaan. Pada masa itu santri yang belajar di Masjid dan kelas menggunakan lampu petromak (lampu tradisional). Kendalanya adalah jika waktu akan belajar lampu mati atau balonan lampu jebol, maka kegiatan belajar santri akan dibatalkan atau libur. Faktor yang lain adalah dana, kalau dana ada semua fasilitas untuk belajar dapat terpenuhi. pada masa ini dana masih sedikit, jadi semua program dari Pondok untuk mendukung belajar belum terpenuhi. Juga belum mengenal pemerintah, maka waktu itu beliau masih mengenal orang-orang kaya sebagai donatur perkembangan Pondok. Faktor belajar, ada santri yang semangat belajar memang juga ada sebagian santri yang lelah ketika sedang belajar karena pada waktu itu hampir semua santri bekerja untuk memenuhi kebutuhannya dan ketika mereka belajar banyak yang kelelahan. Juga ada sebagian santri yang mengantuk dan tidur waktu belajar.[29]

b.      Faktor penghambat pada tahun 1985-2000
Untuk mengetahui faktor penghambat lingkungan belajar, peneliti melakukan wawancara dengan ustad Dimyati yang mengatakan  bahwa
Faktor yang menghambat terciptanya lingkungan belajar yang kondusif di antaranya sebagian santri siang bekerja dan malamnya belajar, yang membuat mereka kelelahan, selang beberapa tahun ada madrasah pagi, mulai berkurang santri yang bekerja diluar kemudian mulai ada larangan santri untuk bekerja diluar. Pada masa ini program-program dari pengurus sudah ada, namun pelaksanaannya masih kurang maksimal dikarenakan masa ini adalah masa awal organisasi di Pondok. Pada masa ini tindakan terhadap santri yang melanggar juga tergolong masih kurang.  Juga pada masa ini tindakan dari pengurus terhadap santri yang melanggar program dari pengurus masih tergolong kurang, karena santri masih ada saja yang melanggar namun tindakannya yang kurang maksimal dari pengurus.[30]

c.       Faktor penghambat pada tahun 2001-sekarang
Untuk mengetahui faktor pendukung lingkungan belajar, peneliti melakukan wawancara dengan seksi pendidikan putra, dari hasil wawancara tersebut peneliti bisa membaca bahwa faktor penghambat lingkungan belajar di Pondok Pesantren Darul Huda sebagaimana yang telah disampaikan oleh Mufti al-Anam selaku anggota seksi pendidikan yang mengatakan bahwa
Faktor penghambat pada masa ini disebabkan ada sebagian santri yang kebiasaan sehari-hari dirumah yang dimanja orang tuanya dalam belajarnya  Atau kebiasaan belajar dirumah dengan cara sendiri sedangkan di Pondok yang bersama-sama yang membuat santri kurang bisa memahami pelajaran.  juga mungkin ketika sedang belajar tempat tersebut ramai oleh santri-santri yang lain yang membuatnya sulit untuk belajar. Juga ada sebagian santri itu belum ada kedewasaan betapa pentingnya belajar itu bagi mereka. Mungkin juga belajarnya yang monoton, sebenarnya ketika belajar bersama-sama itu bisa menggunakan berbagai metode agar tidak membosankan dalam belajarnya, namun kelihatannya ini masih belum ada.[31]

Hal serupa dikatakan oleh Mufid Saiful Ahyar selaku koordinator seksi pendidikan yang mengatakan bahwa
Dari teman-temannya, ketika melihat teman-temannya malas akan berdampak besar pada diri santri, santri tersebut lambat laun juga akan malas untuk belajar. Juga terlalu padatnya kegiatan di Pondok Pesantren Darul Huda ini yang membuat santri kelelahan, juga ada yang tidur saat belajar berlangsung. Akibatnya suasana menjadi tidak kondusif. Juga ada sebagian santri yang  ramai sendiri ketika temannya belajar, kurang kesadaran dari mereka yang akibatnya santri yang lain tidak bisa belajar.[32]


C.     Rekapitulasi hasil temuan penelitian
Matrik berikut menggambarkan dinamika lingkungan belajar Pondok Pesantren Darul Huda Putra Mayak Ponorogo
Tabel 0.2;
Rekapitulasi hasil temuan penelitian

NO
HAL
TAHUN 1968-1984
TAHUN 1985-2000
TAHUN 2000-SEKARANG
1
Dinamika lingkungan belajar
Lingkungan belajar santri di kamar, kelas, masjid dan rimah-rumah penduduk.
Pencahayaan menggunakan lampu tradisional.
Lingkungan belajar santri dikamar, masjid dan kelas.
Pencahayaan menggunakan lampu listrik.
Lingkungan belajar santri di kamar, kelas dan masjid.
Pencahayaan menggunakan lampu listrik.
2
Dinamika upaya-upaya pengurus
Pengurus belum ada
Pengurus ada secara terstruktur beserta program-program kerjanya
Program-program tertata dan penerapannya maksimal.
3
Dinamika faktor pendukung lingkungan belajar
Kesadaran santri yang paling utama, santri mempunyai himmah dan harsun
Pengurus dalam melaksanakan program secara bersama
Pengurus independen beserta seksi-seksinya
Sarana dan prasana belajar memadai.
Program-program pengurus terlaksana
4
Dinamika faktor penghambat lingkungan belajar
Pencahayaan menggunakan lampu tradisional.
Lampu mati maka belajarnya akan libur.
Banyak santri yang kelelahan akibat disiang harinya bekerja.
Upaya-upaya dari pengurus belum maksimal karena dalam melaksanakan tugasnya tidak sesuai dengan kompetensinya. Tidak ada dana untuk membangun sarana belajar.
Banyak santri yang kelelahan karena disiang harinya bekerja
Lingkungan belajar santri ramai.
Pengaruh teman.
Penuhnya kegiatan santri yang menyebabkan mereka pada waktu belajar lelah
      Dari tabel di atas, dinamika lingkungan belajar menunjukkan peningkatan semakin pesat. Upaya-upaya pengurus juga mengalami perkembangan, mulai belum adanya kepengurusan, kemudian ada pengurus dengan program okerjanya yang belum bisa maksimal sampai kepengurusan terstruktur yang seksi-seksinya dapat melaksanakan program-programnya masing-masing.



BAB IV
ANALISIS DINAMIKA PONDOK PESANTREN DARUL HUDA MENUJU LINGKUNGAN BELAJAR YANG KONDUSIF


A.    Analisis Tentang Lingkungan Belajar Di Pondok Peantren Darul Huda Mayak Ponorogo
Lingkungan merupakan segala sesuatu yang berada diluar diri manusia dan mempengaruhi perkembangannya. Dalam hal ini lingkungan belajar merupakan lingkungan suatu lingkungan dimana peserta didik mendapatkan pendidikan atau tempat peserta didik mendapatkan pendidikannya atau tempat peserta didik untuk belajar atau suatu lingkungan yang memungkinkan peserta didik untuk belajar seperti gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, pusat sarana belajar dan tempat lain yang sengaja dibuat untuk dirancang untuk tempat belajar siswa, atau yang dirancang untuk dimanfaatkan sebagai tempat belajar.
Sedangkan lingkungan belajar yang kondusif merupakan suatu lingkungan yang bebas dari gangguan (baik itu aspek fisiologis meupun psikologis), memiliki sirkulasi udara dan suhu yang baik, penerangan yang memadai dan hal-hal lain yang memungkinkan peserta didik nyaman dalam belajar.
Adapun lingkungan belajar di Pondok Pesantren Darul Huda Putra Mayak Ponorogo sejak awal berdirinya pada tahun 1968 mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dari suatu pesantren yang sangat sederhana dengan sarana-prasarana yang sangat terbatas, menjadi pesantren yang memiliki sarana dan prasarana yang sangat lengkap guna mendukung proses pendidikan bagi para santri.
Santri dapat mudah belajar karena ditunjang dengan lingkungan  yang menyenangkan hal ini dikarenakan kondisi sarana belajar seperti, perpustakaan, laboratorium, halaman kamar, kamar, dan masjid serta tempat-tempat lain yang mungkin bisa membuat santri untuk belajar dilingkungan Pondok Pesantren Darul Huda semakin memadai.
Sarana dan prasarana di Pondok Pesantren Darul Huda Putra merupakan komponen yang tidak bisa dipisahkan dalam mencapai tujuan pendidikan. Dimana proses pendidikan akan dapat mencapai tujuannya apabila ditunjang dengan sarana dan prasarana yang mendukung proses pendidikan tersebut.
Pondok Pesantren Darul Huda sebagai suatu lingkungan belajar, dapat memberikan rasa aman terhadap para santri karena kondisi kamar, sebagai tempat peristirahatan dan peletakan barang-barang para santri terjaga keamanannya karena adanya program penguncian dari bidang keamanan. Hal ini tentu saja berdampak positif terhadap kondisi kejiwaan para santri ketika ia belajar di kelas, sehingga memungkinkan untuk berkonsentrasi dalam proses pembelajaran.
Lingkungan  belajar di Pondok Pesantren Darul Huda Putra Mayak Ponorogo dapat dikatakan kondusif, karena santri dapat belajar dimana saja dengan konsentrasi belajar yang baik.

B.     Analisis Tentang Upaya Pengurus  Dalam Meningkatkan Lingkungan Belajar Yang Kondusif Di Pondok Pesantren Darul Huda Putra Mayak Ponorogo
Lingkungan belajar yang kondusif harus memiliki suasana belajar yangmemungkinkan untuk peserta didik aktif, saling menghormati, saling menghargai, saling percaya, tidak mengancam dan keterbukaan.
Adapun berbagai upaya yang dilakukan pengurus Pondok Pesantren Darul Huda Putra Mayak Ponorogo, seperti program bersih-bersih lingkungan pondok yang meliputi piket harian, pengepelan komplek, kerja bakti bulanan, dan lomba kamar pada setiap tahunnya.
Dengan terjaganya aspek kebersihan di Pondok Pesantren Darul Huda Putra, santri dapat belajar dengan tenang dan nyaman. Tentu saja hal ini akan berdampak positif terhadap kenyamanan santri dalam belajar.
Program penguncian kamar yang dilaksanakan oleh Pengurus Pondok Pesantren Darul Huda Putra sangat berdampak positif terhadap aspek psikis santri. Sebab dengan andanya program penguncian kamar tersebut, santri akan merasa aman dan nyaman ketika proses pembelajaran berlangsung di kelas atau tempat lain di luar lingkungan kamar Pondok Pesantren Darul Huda Putra Mayak Ponorogo.
Adapun upaya-upaya pengurus pondok pesantren darul huda dalam meningkatkan kedisiplinan santri seperti program pembunyian bel kegiatan santri, pengontrolan kegiatan santri, pemberian ta’zir terhadap santri-santri yang melanggar peraturan, berdampak positif terhadap lingkungan belajar di Pondok Pesantren Darul Huda.
Kegiatan ini menunjukkan bentuk-bentuk upaya yang dilaksanakan oleh pengurus pendidikan, keamanan, dan kebersihan serta pengurus-pengurus lain untuk meningkatkan lingkungan belajar yang kondusif.  Dan apabila santri melanggar, maka ada penanganan khusus dari pengurus berupa pemberian sanksi. Bentuk bentuk sanksi atau hukuman yang diberikan pengurus tersebut bersifat pendidikan dan tanpa kekerasan. Sehingga santri tidak mengalami tekanan psikis.
Bentuk-bentuk tindakan yang dilaksanakan pengurus agar dalam meningkatkan lingkungan belajar yang kondusif dapat tercapai. Bentuk tindakan pengurus bermacam-macam, tindakan yang langsung diberikan kepada santri dan juga tidak langsung.
Demi tercapainya lingkungan belajar yang kondusif, maka pengurus berusaha seoptimal mungkin dalam menjalankan tugasnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam hal ini pengurus Pondok Pesantren Darul Huda Putra dalam melaksanakan upaya-upayanya cukup baik.  Dengan melaksanakan upaya dengan program kerjanya. Dengan upaya pengurus tersebut tujuan untuk meningkatkan lingkungan belajar yang kondusif dapat terwujud.
C.    Analisis tentang faktor-faktor pendukung  dan penghambat Pondok Peantren Darul Huda Mayak Ponorogo
1.      Analisa faktor pendukung
Di Pondok Pesantren Darul Huda Putra Mayak Ponorogo dengan kamar yang tertata rapi, kebersihan terjaga, penempatan pakaian, almari, dan buku yang rapi serta ventilasi udara yang teratur membuat santri lebih nyaman untuk belajar. Keadaan lingkungan belajar tersebut turut mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar.
Kualitas guru, metode pengajaran, dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas atau kelengkapan di sekolah, keadaan ruangan, jumlah murid dikelas, pelaksanaan tata tertib sekolah, dan sebagainya di Pondok Pesantren Darul Huda Mayak Ponorogo, turut mempengaruhi keberhasilan belajar santri.
Adanya fasilitas yang memadai serta keadaan pengurus yang tertata. Juga seksi-seksi dari pengurus dapat melaksanakan tugasnya dengan baik ini membuat lingkungan belajar santri menjadi kondusif.
2.      Analisa faktor penghambat
Penuhnya kegiatan santri di Pondok Pesantren Darul Huda Putra Mayak Ponorogo membuat santri harus pandai dalam membagi waktunya. Jika santri tersebut tidak bisa membagi waktu, akibatnya santri tersebut akan kelelahan dalam melakasanakan seluruh aktifitas belajarnya. Maka konsentrasi dalam belajar akan sangat sulit tercapai dari diri santri. Dampak yang nyata mereka akan mengantuk ketika sedang belajar berlangsung dan bahkan tidur ketika sedang belajar. 
Sebenarnya masalahnya satu, mereka tidak bisa membagi waktu, jika santri tersebut dapat membagi waktu untuk belajarnya maka santri tersebut tidak akan kelelahan dalam belajarnya.
Dengan melihat masalah tersebut, faktor penghambat yang nyata adalah dari diri santri, jika diri santri tersebut semangat maka akan mudah baginya membagi waktu untuk belajar.
Penciptakan suasana yang menimbulkan kenyamanan dan rasa santai, karena dalam keadaan santai inilah anda dapat berkonsentrasi dengan sangat baik dan mampu belajar dengan sangat mudah. Dengan demikian faktor penghambat yang utama adalah dari diri santri sendiri.

BAB V
PENUTUP

A.     Kesimpulan
1.       Lingkungan belajar di Pondok Pesantren Darul Huda Putra Mayak ponorogo mengalami peningkatan yang sangat pesat, daru suatu lingkungan belajar dengan sarana dan prasarana yang sangat sederhana menjadi lingkungan belajar yang memiliki sarana dan prasarana yang kondusif terhadap kegiatan belajar santri.
2.      Upaya-upaya Pengurus Pondok Pesantren Darul Huda Putra dalam meningkatkan lingkungan belajar yang kondusif antara lain:
a.       Pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang meningkatkan aspek kebersihan lingkungan pondok seperti piket harian, pengepelan lingkungan pondok dan kerja bakti satu bulan sekali dan pelaksanaan lomba kamar di Pondok Pesantren Darul Huda Mayak Ponorogo.
b.       Peningkatan kedisiplinan; berupa pengawasan, pengaturan jadwal kegiatan santri dan pemberian sanksi/ hukuman bagi santri yang melanggar peraturan Pondok.
c.       Peningkatan rasa aman; seperti pelaksanaan program penguncian kamar.
d.      Perawatan sarana dan prasarana pondok.
3.     

75
 
Faktor-faktor pendukung dalam peningkatan lingkungan belajar yang kondusif di Pondok Pesantren Darul Huda antara lain: adanya peraturan-peraturan yang sistematis, sarana dan prasarana yang memadai, dan  kepengurusan yang independen. Sedangkan faktor-faktor penghambat dalam peningkatkan lingkungan belajar yang  kondusif di Pondok Pesantren Darul Huda Putra Mayak Ponorogo antara lain; lemahnya kemampuan santri dalam memanfaatkan waktu belajar karena padatnya kegiatan santri di Pondok Pesantren Darul Huda.

B.     Saran
Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa lingkungan belajar di Pondok  Pesantren Darul Huda mengalami dinamika yang cukup signifikan dalam menuju lingkungan belajar yang sehat dan kondusif. Oleh karenanya penulis menyarankan supaya hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam upaya merumuskan kebijakan-kebijakan yang terkait dengan pendidikan di lingkungan Pondok Pesantren Darul Huda.

 DAFTAR PUSTAKA



Aisyah, Siti. Upaya Qism al-Amn dalam Meningkatkan Kedisiplinan Santriwati di Pondok Pesantren Darul Huda Mayak Ponorogo (Skripsi, STAIN, Ponorogo, 2007).

Astuti, Yuni. Aktualisasi Nilai-Nilai Kecakapan Hidup Melalui Metode Sorogan Dalam Pembelajaran Kitab Kuning (Studi Analisis Di Pondok Pesantren Darul Huda Mayak Tonatan Ponorogo)  (Skripsi, STAIN, Ponorogo, 2007).

Bahri Jamarah, Syaiful, Guru dan Anak Didik Dalam Interksi Edukatif (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005).

Bobbi Deporter Dan Mike Hernacki, Quantum Learning (Bandung: Kaifa, 2003).

Dalyono,  M.  Psikologi Pendidikan: Komponen MKDK  (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2001).

Esti, Wuryani Djiwandono, Sri. Psikologi Pendidikan (Jakarta: Pt Gramedia Widiasarana Indonesia, 2002).

Hadis, Abdul. Psikologi Dalam Pendidikan (Sangat Penting Untuk: Dosen, Guru, Mahasiswa, Orangtua, Masyarakat, dan Pemerhati Pendidikan).

J.Moleong, Lexi. Metodologi Penelitian Kualitatif (Semarang: PT Remaja Rosda Karya, 2007).

Mustaqim. Psikologi Pendidikan (Semarang: Pustaka Setia Offset).

Mustaqim & Wahid, Abdul. Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003).

Qomar, Mujamil. Tradisionalisme Ahlus Sunnah ke Uneversialisme (Bandung: Mizan, 2002).

Rivai, Ahmad  Dan Sudjana. Media Pengajaran (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2001).

S. Sadiman Dkk, Arief. Media Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Pertsada, 1996).

Sudjana Dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2001).

Sugiono. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif Dan R Dan D (Bandung: Alfabeta, 2007).

Suprijanto. Pendidikan Orang Dewasa (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), 46.

Thabrany, Hasbullah. Rahasia Sukses Belajar (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995).

Uhbiyati, Nur, dan Ahmadi, Abu. Ilmu Pendidikan Islam I  (Bandung: Pustaka Setia, 1997).

Gunawan, Adi W. Genius Learning Strategy, 317-325.
Mahmud, Model-Model Pembelajaran Pesantren (Tangerang: Media Nusantara, 2006), 1-5.
[1] Amin Haedari, Masa Depan Pesantren Dalam Tantangan Komplesitas Global (Jakarta: IRD Press, 2006), 25.
Amin Haedari, Panorama Dalam Cakrawala Modern (Jakarta: Diva Pustaka, 2004), 6-8.
Haidar Putra Dailany, Historitas dan Eksistensi Pesantren Sekolah dan Madrasah (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2001), 7-9.
  [1] Mujamil Qomar, Tradisionalisme Ahlus Sunnah ke Uneversialisme (Bandung: Mizan, 2002), 98.
[1] Lihat Transkip Dokumentasi Nomor: 01/D/F-1/25-III/2008, dalam lampiran laporan hasil penelitian ini.
[1] Lihat Transkip Dokumentasi Nomor: 03/O/F-2/07-IV/2008, dalam lampiran laporan hasil penelitian ini.
[1] Lihat Transkip Dokumentasi Nomor: 03/D/F-1/27-III/2008, dalam lampiran laporan hasil penelitian ini.
[1] Lihat Transkip Dokumentasi Nomor: 04/D/F-1/6-III/2008, dalam lampiran laporan hasil penelitian ini.
[1] Lihat Transkip Wawancara Nomor: 01/01-W/F-1/5-III/2008. dalam lampiran laporan hasil penelitian ini.

[1]Lihat Transkip Wawancara Nomor: 04/04-W/F-1/29-III/2008. dalam lampiran laporan hasil penelitian ini.
[1] Lihat Transkip Wawancara Nomor: 06/06-W/F-1/8-IV/2008. dalam lampiran laporan hasil penelitian ini
[1]Lihat Transkip Wawancara Nomor: 05/1-W/F-1/5-III/2008. dalam lampiran laporan hasil penelitian ini.
[1] Lihat Transkip Wawancara Nomor: 05/05-W/F-1/20-III/2008. dalam lampiran laporan hasil penelitian ini.
[1] Lihat Transkip Dokumentasi Nomor: 05/D/F-1/29-III/2008, dalam lampiran laporan hasil penelitian ini.
[1]Lihat Transkip Wawancara Nomor: 07/07-W/F-2/7-IV/2008. dalam lampiran laporan hasil penelitian ini..
[1] Lihat Transkip Wawancara Nomor: 08/08-W/F-2/5-IV/2008. dalam lampiran laporan hasil penelitian ini.
[1] Lihat Transkip Wawancara Nomor: 09/10-W/F-2/10-IV/2008. dalam lampiran laporan hasil penelitian ini.
[1] Lihat Transkip Wawancara Nomor: 10/10-W/F-1/11-IV/2008. dalam lampiran laporan hasil penelitian ini..
[1]Lihat Transkip Wawancara Nomor: 11/11-W/F-1/3-IV/2008. dalam lampiran laporan hasil penelitian ini.
[1]Lihat Transkip Wawancara Nomor: 12/12-W/F-1/4-IV/2008. dalam lampiran laporan hasil penelitian ini.
[1] Lihat Transkip Dokumentsi Nomor: 09/D/F-1/18-IV/2008. dalam lampiran laporan hasil penelitian ini

[1] Lihat Transkip Dokumentsi Nomor: 08/D/F-1/18-IV/2008. dalam lampiran laporan hasil penelitian ini.
[1] Lihat Transkip Observasi Nomor: 02/O/F-2/01-IV/2008. dalam lampiran laporan hasil penelitian ini
[1] Lihat Transkip Observasi Nomor: 01/O/F-2/01-IV/2008. dalam lampiran laporan hasil penelitian ini.
[1] Lihat Transkip Wawancara Nomor: 19/01-W/F-2/14-III/2008. dalam lampiran laporan hasil penelitian ini.
[1] Lihat Transkip Wawancara Nomor: 14/0/04-W/F-2/5-IV/2008. dalam lampiran laporan hasil penelitian ini.
[1] Lihat Transkip Wawancara Nomor: 13/13-W/F-3/6-IV/2008. dalam lampiran laporan hasil penelitian ini.
[1] Lihat Transkip Wawancara Nomor: 15/14-W/F-3/18-IV/2008. dalam lampiran laporan hasil penelitian ini.
[1] Lihat Transkip Dokumentsi Nomor: 05/D/F-1/13-IV/2008. dalam lampiran laporan hasil penelitian ini
[1] Lihat Transkip Dokumentsi Nomor: 06/D/F-1/16-IV/2008. dalam lampiran laporan hasil penelitian ini.
[1] Lihat Transkip Dokumentsi Nomor: 07/D/F-1/16-IV/2008. dalam lampiran laporan hasil penelitian ini.
[1] Lihat Transkip Wawancara Nomor: 17/03-W/F-3/8-IV/2008. dalam lampiran laporan hasil penelitian ini.
[1] Lihat Transkip Wawancara Nomor: 20/3-W/F-2/6-IV/2007. dalam lampiran laporan hasil penelitian ini.
[1] Lihat Transkip Wawancara Nomor: 20/3-W/F-2/6-Iv/2007. dalam lampiran laporan hasil penelitian ini.
[1] Lihat Transkip Wawancara Nomor: 20/3-W/F-2/6-Iv/2007. dalam lampiran laporan hasil penelitian ini.



Lampiran 1
 
PEDOMAN WAWANCARA


1.      Anda selaku santri pada masa itu, mungkin anda bisa menjelaskan tentang lingkungan belajar di Pondok Pesantren Darul Huda?
2.      Kemudian pada waktu itu santri belajar dimana saja?
3.      Bagaimana keadaan lingkungan belajar santri pada waktu itu?
4.      Pada masa itu apakah sudah ada pengurusnya yang mengurusi santri?
5.      Kemudian bagaimana peran pengurus dalam meningkatkan lingkungan belajar yang kondusif?
6.      Ketika lingkungan belajar tersebut kondusif, apakah anda dapat belajar dengan konsentrasi?
7.      Anda selaku coordinator, apa upaya dari seksi anda agar lingkungan belajar dapat kondusif?
8.      Kemudian ketika banyak anak kurang sadar fungsi lingkungan itu sendiri, bagaimana tindakan anda?
9.      Factor-faktor apa saja  yang mendukung lingkungan belajar yang kondusif?
10.  Kemudian juga factor saja yang menghambat lingkungan belajar yang kondusif?





Lampiran 2
 
DAFTAR HASIL WAWANCARA

                       
No

Tanggal dan informan

Kode
Waktu
Topic Wawancara
Tempat
1.
05 Maret Imam fatawi
01/3-W/F-1/05-III/2008
16.30-17.30 WIB
Lingkungan belajar di Pondok Pesantren Darul Huda Putra Mayak Ponorogo
Rumah kediaman
2.
05 Maret 2008
Sholeh Hasan
02/01-W/F-1/5-III/2008
18.30-19.00 WIB

Upaya Pengurus Pondok Pesantren Darul Huda
di rumah kediaman
3.
08 April 2008
Drs. H. Fatkhurrazi
03/03-W/F-3/8-IV/2008
14.00-15.00 WIB
Faktor Penghambat Lingkungan Belajar
Rumah Kediaman
4.
29 Maret 2008
Dimyati
04/04-W/F-1/29-III/2008
17.00-17.30 WIB
Lingkungan Belajar Santri Di Pondok Pesantren Darul Huda Mayak Ponorogo
Perumahan Ustadz
5.
20 Maret 2008
Mudir Sunani
05/05-W/F-1/20-III/2008
19.00-19.30 WIB
Upaya Pengurus Pondok Pesantren Darul Huda
Perumahan Ustadz
6.
8 April 2008
Saiful Mustofa
06/06-W/F-1/8-IV/2008
21.00-22.00 WIB
Lingkungan Belajar Santri Di Pondok Pesantren Darul Huda Mayak Ponorogo
Kamar Pengurus

7.
07 April 2008
Wahyudi
07/07-W/F-2/7-IV/2008
22.00-23.00 WIB
Upaya Pengurus Pondok Pesantren Darul Huda Dalam Meningkatkan Lingkungan Belajar Yang Kondusif
Kamar 6 Dzulkhulaifah
8.
05 April 2008
Makruf al-Amin

08/08-W/F-1/5-IV/2008
21.00-22.00 WIB
Upaya Pengurus Pondok Pesantren Darul Huda Dalam Meningkatkan Lingkungan Belajar Yang Kondusif
Kamar 7 Yalamlam Dua

9.
10 April 2008
Muhammad Hafid Mansur

09/10-W/F-1/10-IV/2008
22.00-23.00 WIB

Upaya Pengurus Pondok Pesantren Darul Huda Dalam Meningkatkan Lingkungan Belajar Yang Kondusif
kamar 3 Dzulkhulaifah

10.
11 April 2008
Agus Rianto
10/10-W/F-1/11-IV/2008

21.00-22.00 WIB
Upaya Pengurus Pondok Pesantren Darul Huda Dalam Meningkatkan Lingkungan Belajar Yang Kondusif
kamar 7 juhfah
11.
03 April 2008
Ali Muhtarom
11/11-W/F-1/3-IV/2008

23.00-23.30 WIB
Upaya Pengurus Pondok Pesantren Darul Huda Dalam Meningkatkan Lingkungan Belajar Yang Kondusif
Kamar 5 Dzulkhulaifah
12.
04 April 2008
Muklis Rofi’i
12/12-W/F-1/4-IV/2008
21.00-21.30 WIB
Upaya Pengurus Pondok Pesantren Darul Huda Dalam Meningkatkan Lingkungan Belajar Yang Kondusif
Kamar Kesehatan
13.
13/13-W/F-3/6-IV/2008
Asfahani
13/13-W/F-3/6-IV/2008
12.00-13.00 WIB
Faktor Pendukung Dalam Meningkatkan Lingkungan Belajar
Kamar 7 Yalamlam Tiga
14.
08 April 2008
Mufis Saiful Ahyar
14/14-W/F-3/18-IV/2008
22.00-23.00 WIB
Faktor Pendukung Lingkungan Belajar
Kamar Pengurus
15.
6 April 2008
Mufti al-Anam
15/15-W/F-2/6-IV/2008
21.00-22.00 WIB
Faktor Penghambat Lingkungan Belajar
Kamar 6 dzulkhulaifah
















Lampiran 4
 
DAFTAR HASIL DOKUMENTASI

                       
No

Jenis Dokumentasi

Isi Dokumentasi
Koding
Tanggal dan waktu Pencatatan
Jam Pencatatan
1.
Tulisan
Selayang Pondok Pesantren Darul Huda
01/D/F-1/25-III/2008
25 Maret 2008
22.00 WIB
2.
Tulisan
Sarana Dan Prasarana Pondok Pesantren Darul Huda
02/D/F-1/27-III/2008
27 Maret 2008
21.00 WIB
3.
Tulisan
Struktur Organisasi Pondok Pesantren Darul Huda Putra
03/D/F-1/6-III/2008
06 Maret 2008
21.30 WIB
4.
Tulisan
Program Kerja Pengurus Pondok Darul Huda
04/D/F-1/29-III/2008
29 Maret 2008
23.00 WIB
5.
Gambar
Keadaan Kamar Santri
05/D/F-1/13-IV/2008
13 April 2008
20.30 WIB
6.
Gambar
Situasi Belajar Santri Di Masjid
06/D/F-1/16-IV/2008
16 April 2008
17.00 WIB
7.
Gambar
Situasi Belajar Santri Di Kelas
07/D/F-1/16-IV/2008
16 April 2008
17.30 WIB
8.
Gambar
Penindakan terhadap santri yang melanggar pengurus
08/D/F-1/18-IV/2008
16 April 2008
20.00 WIB
9.
Gambar
Upaya Pengurus Dalam Menindak Santri
09/D/F-1/18-IV/2008
18 April 2008
23.00 WIB





Lampiran 2
 
Lampiran 6
 
DAFTAR HASIL OBSERVASI



No
CL
Hari/Tanggal
Koding
Waktu Observasi
Kegiatan Yang Diobservasi
Waktu
Penyusunan CL
01
Selasa
01 April 2008
01/O/F-2/01-IV/2008
17.00-22.30 WIB
Kegiatan santri Pondok Pesantren Darul Huda
23.00-24.00 WIB
02
Senin
07 April 2008
02/O/F-2/01-IV/2008
20.30-22.00 WIB
Penindakan terhadap santri yang melanggar program                     pengurus  
22.30-23.30 WIB
03
Senin
07 April 2008
03/O/F-2/07-IV/2008
20.30-22.00 WIB
Letak Geografis
22.30-23.30 WIB


Lampiran 5
 
TRANSKIP DOKUMENTASI


Koding                        : 01/D/F-1/25-III/2008
Bentuk                                    : Tulisan Buku Orspon
Isi dokumen                : Selayang Pondok Pesantren Darul Huda
Tanggal pencatatan     : 25 Maret 2008
Jam pencatatan            : 22.00 WIB


Bukti dokumen
SELAYANG PANDANG
PONDOK PESANTREN "DARUL HUDA"

Pondok Pesantren Darul Huda merupakan salah satu dari sekian banyak pondok pesantren yang ada di Kabupaten Ponorogo, berdiri sejak tahun 1968. Pada awalnya berdirinya mempunyai pengertian yang sederhana sekali yaitu sebagai tempat pendidikan yang mempelajari pengetahuan agama islam di bawah bimbingan seorang guru atau kiyai. Sejalan dengan perkembangan zaman dan tuntutan masyarakat dewasa ini, lembaga pendidikan Pondok Pesantren masih tetap bertahan di dalam pendidikan modern, bahkan semakin eksis berkembang sedemikian rupa baik jumlah santrinya, tujuannya, maupun sistem pendidikan yang diselenggarakannya.
Belajar dari pengalaman. banyak pondok pesantren yang termasyhur tetapi kemudian tenggelam setelah meninggalnya Pengasuh, maka menurut pengalaman KH. HASYIM SHOLEH pelimpahan tanggung jawab mengasuh pesantren turun temurun lewat garis ahli waris adalah penyebab masalah tersebut. Oleh karena itu, untuk mempertahankan kelangsungan hidup Pondok Pesantren Darul Huda, maka sejak tahun 1984 sistem ahli waris di Pondok Pesantren Darul Huda dihapus dan diganti dengan pengelolaan Yayasan. Dengan dikelolanya Pondok Pesantren Darul Huda tidak lagi milik pribadi kiyai tetapi milik seluruh umat Islam. Selanjutnya kaderisasi tidak hanya terbatas pada sistem keluarga semata, tetapi berdasarkan kemampuan serta bakat dan minat.
Pondok Pesantren Darul Huda terus berevolusi secara bertahap baik dalam perkembangan  system pendidikan maupun perkembangan sarana fisiknya. Perubahan serta pembaharuan yang dilakukan Pondok Pesantren Darul Huda semakin cepat terutama setelah dibukanya lembaga baru pada tahun 1989. Hal tersebut dimaksudkan sebagai kesiapan pesantren dalam menghadapi tantangan dan tuntutan zaman yang semakin kompleks. Karena itu, demi kelangsungan pada masa- masa yang akan datang dibutuhkan persiapan yang lebih matang.
Sesuai dengan orientasi Pondok Pesantren Darul Huda yaitu pemasyarakatan, maka pembinaan dan perbekalan yang diberikan kepada santri difokuskan pada masalah- masalah kemasyarakatan dengan harapan semoga mereka yang telah menyelesaikan pendidikan di Pondok Pesantren
Darul Huda mau berjuang ditengah- tengah masyarakat dengan segala kempuan yang dimilikinya.
   Dasar Pondok Pesantren Darul Huda yang menganut sistem Salafiyah     Haditsah
 Adalah

اَلْمُحَافَظَةُ عَلَى الْقَدِيْمِ الصَّالِحِ وَاْلاَخْذُ بِاالْجَدِيْدِاْلاَصْلَحِ


artinya melestarikan metode yang lama yang baik dan mengambil metode baru yang lebih baik. Sedangkan tujuan yang ingin dicapai oleh Pondok Pesantren Darul Huda adalah mendidik  santri supaya berilmu, beramal, dan bertaqwa yang dilandasi dengan akhlakul karimah.
Dalam garis besarnya kegiatan Pondok Peantren Darul Huda ada tiga macam yaitu;
1.      Kegiatan pengajian kitab termasuk di dalamnya mempelajari dasar- dasar ilmu yang mencakup dengan penguasaan bahasa arab yang merupakan alat utama dalam memahami kitab, juga termasuk kegiatan majlis ta'lim. Kitab yang dikaji ditentukan Pengurus dengan terlebih dahulu dan mendapat izin dari Pengasuh.
2.      Pendidikan formal (pendidikan jalur sekolah) baik madrasah maupun sekolah umum. Kegiatan jalur sekolah meliputi Madrasah Tsanawiyah, Aliyah, dan Salafiyah mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6.
3.      Kegiatan pengembangan dan keterampilan dan peningkatan partisipasi masyarakat di dalam pengembang  pembangunan seperti pendidikan pelatihan, pendidikan kejuruan.
4.      Demikianlah selayang pandang Pondok Pesantren Darul Huda beserta gambaran yang ada pada Pondok Pesantren Darul Huda  semoga dapat bermanfaat bagi santriwan- santriwati semuanya.
refleksi
Pondok pesantren darul huda merupakan jenis pesantren salaf-khalaf yaitu menggabungkan metode kuno dan modern.
TRANSKIP DOKUMENTASI


Koding                        : 02/D/F-1/27-III/2008
Bentuk                                    : Dokumentasi Sarana Dan Prasarana
Isi dokumen                : Sarana Dan Prasarana Pondok Pesantren Darul Huda
Tanggal pencatatan     : 27 Maret 2008
Jam pencatatan            : 21.00 WIB


Bukti dokumen
NO
BANGUNAN
JUMLAH
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Asrama Putra
Asrama putri
Ruang Pengajian atau Belajar
Ruang Pimpinan atau Kiyai
Ruang Guru atau Ustadz
Ruang Kantor/ Administrasi
Masjid/ Mushala
Perpustakaan
Aula (Ruang Serba Guna)
Klinik
Koperasi
Ruang Usaha
Kamar Mandi/ Toilet Ustadz
Kamar Mandi/ Toilet Santri
2
2
22
1
3
5
1
2
1
1
2
2
7
189
refleksi
Sarana dan prasarana yang ada si Pondok Pesantren Darul Huda sudah cukup memadai sebagai lingkungan belajar santri yang nyaman dan sehat.



TRANSKIP DOKUMENTASI


Koding                        : 03/D/F-1/6-III/2008
Bentuk                                    : Tulisan Dokumentasi Pengurus Pondok
Isi dokumen                : Struktur Organisasi Pondok Pesantren Darul Huda Putra
Tanggal pencatatan     : 06 Maret 2008
Jam pencatatan            : 21.30 WIB         


Bukti dokumen
Struktur Pondok Pesantren Darul Huda Putra:
Pengasuh        : KH. Abdus Sami’ Hasyim
Kabag                        : Abdul Wahid
Ketua             : Anwar
Wakil             : Arif Wibowo
Sekretaris I     : Hasan Basri
Sekretaris II   : Syaiful Mustofa
Bendahara I   : Fuad Ali Muntaha
Bendahara II  : Ihwan Sodiqin
Bidang-bidang:
1. Bidang peribadatan: Nur Cholid
2. Bidang keamanan  : Agus Rianto
3. Bidang pendidikan            : Mufid Saiful Ahyar
4. Bidang bingkat      : Muhammad Rofi’i
5. Bidang kebersihan : Tamrin Fathoni
6. Bidang sarpras       : Ali Muhtarom.
refleksi
Struktur organisasi diatas merupakan struktur organisasi dari atas sampai jajarannya yaitu seksi-seksinya. Dari Seksi-Seksi Tersebut Mempunyai Program-Program Sendiri

TRANSKIP DOKUMENTASI


Koding                        : 04/D/F-1/29-III/2008
Bentuk                                    : Dokumentasi Program Kerja Pengurus
Isi dokumen                : Program Kerja Pengurus Pondok Darul Huda
Tanggal pencatatan     : 29 Maret 2008
Jam pencatatan            : 23.00 WIB


Bukti dokumen
PROGRAM KERJA PENGURUS HARIAN


TUJUAN UMUM

1.    Mengarahkan santri serta seluruh komponen yang ada di PPDH menuju insan yang berilmu, beramal dan bertaqwa serta ber akhlaqul karimah.
2.    menjadi motor penggerak “AKSI” (Akhlaq, Kedisiplinan dan Organisasi)

PROGRAM KERJA

1.         Pembenahan dan pengadaan kelengkapan administrasi pondok
a.    Papan struktur organisasi
b.    Papan data jumlah santri
c.    Papan info santri
d.    Kotak saran dan kritik
e.    Pemanfaatan kamar 02 Juhfah dan kantor pondok secara efektif dan efisien
f.     Pembenahan Surat-surat dan kelengkapan administrasi
g.    Kartu tanda santri
h.    Buku Tamu
i.      Peraturan tamu atau wali santri
j.      Buku penerimaan Telpon
k.    Buku Induk
l.      Tempat baca koran
m.   Penataan ulang kelengkapan-kelengkapan tersebut
2.         Peningkatan kedisiplinan dan loyalitas  pengurus.
a.    Penyelenggaraan LKD/ Workshop kepemimpinan
b.    Kursus penggunaan komputer khusus pengurus
c.    Pengadaan buku kedisiplinan pengurus
d.    Pengadaan buku panduan pelaksanaan program kerja
e.    Penyelenggaraan Rapat rutinan pengurus
f.     Pengadaan Arisan seluruh pengurus
g.    Peningkatan kemandirian komplek dan kamar
h.    Penempatan santri, pertukaran anggota kamar
i.      Pembuatan kelengkapan administrasi kamar
j.      Pendataan kembali pengurus dan anggota kamar
k.    Peningkatan kinerja dan fungsi kepengurusan kamar
l.      Pembentukan dan penetapan dewan pembimbing kamar
m.   Pembentukan kembali pengurus kamar
n.    Pengadaan rapat rutinan kamar
o.    Pemberlakuan otonomi komplek secara terpimpin
3.         Pengadaan kegiatan eksternal
a.    Penyelenggaraan haflah akhir tahun
b.    Melaksanakan koordinasi dengan lembaga lain di dalam naungan PPDH
c.    Berpartisipasi terhadap kegiatan di luar pondok yang sesuai dengan peraturan.
d.    Mengikuti pelatihan-pelatihan
e.    Study Banding

PROGRAM KERJA BIDANG PERIBADATAN

PROGRAM KERJA UMUM

A.      Sholat berjama’ah
B.      Dibaiyah
C.     Mujahadah
D.     PHBI
E.      Ta’ziran

PROGRAM KERJA KHUSUS

A.   Sub Bidang Jama’ah
1.     Mengatur jama’ah sholat maktubah
2.     Memberanglkat santri untuk sholat berjama’ah
3.     Mengadakan hafalan do’a –do’a dan wirid setelah sholat maktubah
4.     Mempersiapan keperluan sholat jum’at
5.     Mengatur pelajksaan shloat tarwih, idul fitrui, idul adha dan malam lailatul qodar.
6.     Menatur jama’ah shoalat
7.     Mendartar muajin dan bilal
B.   Sub Bidang Dibaiyah
1.     Memberikan bimbingan, pelatihan, menjadual dan mengatur pelaksanaan dibaiyah
2.     Mengadakan latihan kultum bilal dan MC
C.  Sub Bidang Mujahadah
1.     Mengatur pelaksanaan mujahadah/PHBI
2.     Berkoordinasi dengan bidang lain untuk mempersiapkan sarana dan prasarana mujahadah/PHBI
D.  Sub Bidang Penta’ziran
1.     Menta’zir santri yang tidak sholat jamaah
2.     Menta’zjir santri yang terlambat sholat jamaah
3.     Menangani santri yang tidak mengikuti kegiatan yang di wajibkan bidang peribadatan
E.   Sub Bidang Pembangunan
1.     Membangunkan santri sebelum sholat subuh dan sebelum sholat jum’at
2.     Melarang santri agar tidak tidur di masjid
3.     Memberangkatkan santri untuk mengikuti kegiatan- kegiatan yang di wajibkan bidang peribadatan
F.    LAIN-LAIN
1.     Membuat buku daftar pelanggar
2.     Perubahan ta’zir yang diberikan (Berdiri tegak sambil membaca sholawat )

 

PROGRAM KERJA BIDANG KEAMANAN

A.        AGENDA KERJA

1.     Harian

a.    Penguncian kamar dan gerbang.
b.    Pengabsenan kamar.
c.    Jaga malam.
d.    Patroli.
e.    Tabungan.
f.     Pemberian izin.

2.     Mingguan

a.     Ta’zian pelanggaran.
b.     Jaga telephon.
c.     Perekapan absen kamar.
d.     Sensor surat masuk / keluar.

3.     Bulanan

a.    Perekapan absen MMH
b.    Rapat evaluasi
c.    Rapat koordinator bidang.
d.    Rapat keamanan kamar.

4.     Tahunan

a.     Jaga malam 1 suro.
b.     Jaga malam tahun baru masehi.

5.     Kondisional

a.    Razia / operasi.
b.    Parkir.
c.    Pembenahan pagar.
d.    Penertiban sepeda.
e.         Pengerasan suara telephon.


PROGRAM KERJA BIDANG PENDIDIKAN


A.      PROGRAM KERJA UMUM

1.     PROGRAM HARIAN

a.    Pengajian Sorogan Al Qur’an Dan Kitab
b.    Pengajian Wekton
c.    Belajar Wajib
d.    Pengabsenan

2.     PROGRAM MINGGUAN

a.    Syawir Nahwu Dan Fiqih
b.    Taqror
c.    Muhafadzoh
d.    Ta’ziran ( Penanganan Pelanggaran )

3.     PROGRAM BULANAN

a.    Rapat Rutinan

4.     PROGRAM TAHUNAN

a.    Pondok Ramadhan
b.    Pengajian, Seminar,  Bedah Buku dan atau kitab Pada Hari-Hari Khusus

B.       PROGRAM KERJA KHUSUS

1.     Pengajian Sorogan Al Qur’an Dan Kitab

a.     Penyelenggaraan tes klasifikasi
b.     Pengadaan jadual dan kelompok pengajian
c.     Pengadaan kartu pengajian sorogan al Qur’an
d.     Pelaksanaan pertemuan pembimbing pengajian
e.     Penyelenggaraan tes kenaikan tingkat
f.      Penyelenggaraan halaqoh sema’an al Qur’an

2.     Pengajian Wekton

a.    Pembuatan  jadual pengajian
b.    Pengadaan buku kontrol pengajian
c.    Pengjoreksian kitab pengajian

3.     Pengabsenan

a.    Pengadaan  Absensi kegiatan ( Sorogan, Wekton, Syawir ) dibantu sekertaris
b.    Penyelenggaraan pengabsenan setiap kegiatan ( Sorogan, Wekton, Syawir )
c.    Perekapan Absensi kegiatan

4.     Syawir Nahwu Dan Fiqih

a.    Pengadaan jadual petugas dan materi syawir
b.    Pengadaan buku catatan syawir
c.    Pelaksanaan Syawir Kubro dan atau Bahtsul Masa’il

5.     Muhafadzoh

a.    Pemberangkatan Muhafadzoh.
b.    Menjalin  kerja sama dengan HIMMAH.

6.     Belajar Wajib Dan Atau  Takror

a.    Pemberangkatan belajar wajib
b.    Menjalin Kerja sama dengan pengurus OSIS atau HIMMAH

7.     Pondok Ramadhan

a.    Pembuatan Jadual Pengajian Kilatan
b.    Pembukaan dan Penutupan kegiatan pengajian
c.    Penerimaan santri kilatan dari luar

8.     Pengajian, Seminar , Bedah Buku dan atau Kitab Pada Hari-Hari Khusus

a.    Pengaturan jadual pengajian / kegiatan tertentu
b.    Pendataan peserta kegiatan
c.    Pengawasan pelaksanaan kegiatan

9.     Ta’ziran

a.    Penanganan pelanggar kegiatan
b.    Kerja sama dengan bidang lain dalam penta’ziran

10.  Rapat Rutinan

a.    Rapat intern sub bidang dengan pembimbing
b.    Rapat intern bidang pendidikan

PROGRAM KERJA BIDANG BINKAT


A.      PERATURAN TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM KERJA

1.     Sub Bidang Olah Raga

a.    Akan diadakan latihan-latihan olah raga ,seperti : sepak bola ,tennis meja, senam serta lari pagi untuk  santri, sedang pelaksanaan diadakan setiap hari jum’at dan selasa pagi.
b.    Sarana dan prasarana olah raga yang telah tersedia dan mampu untuk dikembangkan akan digunakan senaksimal mungkin, semisal  : sepak bola, tennis meja, bulu tangkis, bola volley dan lain-lain.
c.    Pertandingan Liga konsul dilaksanakan setiap hari jum’at sore ,ketika tidak ada acara/ .kegiatan pondok , untuk olah raga yang lain juga menggunakan serta mengevektifkan hari jum’at
d.    Mengadakan pertandingan persahabatan yang sifatnya kondisional

2.     Sub Bidang Hadroh

a.    Kursus dilaksanakan tiap 2 x dalam 1 minggu , yakni malam senin untuk tingkat yunior dan malam kamis untuk tingkat senior.
b.    Pelaksanaan serta waktu  kursus qiroah diadakan pada malam jum’at setelah isya’.
c.    Menyemarakkan serta mengisi kegiatan pengurus yang lain, seperti dzibaiyah tiap malam jum’at.
d.    Mengisi dan menyemarakkan acara –acara pondok.
e.    Menghadiri undangan yang mana sifatnya kondisional ,apabila ada undangan yang  telah menggunakan prosedur izin yang ada.
f.      Lomba hadroh sifatnya kondisional.

3.     Sub Bidang Kaligrafi

a.     Kursus kaligrafi dilaksanakan tiap hari jum’at sore
b.     Program yang liannya bersifat kondisional , ketika ada waktu yang pas dan memungkinkan untuk melaksanakan program tersebut.
c.     Pelaksanaan Pembuatan karya kaligrafi dilaksanakan ketika liburan semester ini berlaku pada anggota kursus , sedang pembuatan karya untuk pondok menyesuaikan ,ketika diperlukan untuk menghias / memperindah pondok.

4.     Sub Bidang Bahasa

a.    Kursus bahasa dilaksanakan setiap selesai belajar wajib, sedang untuk pelaksanaan diadakan dikamar bahasa masing –masing .
b.    Diwajibkan /dianjurkan untuk menggunakan bahasa , ketika berada dikawasan wajib berbahasa , untuk rencana kawasan wajib bahasa yaitu : kantin dan ketika akan minta izin .
c.    Pelaksanaan muhadloroh diadakan setiap 1 x dalam seminggu, untuk tempat , Anak STAIN dan  MMH berada di komplek dzulkulaifah, sedang anak MTs dan MA dilaksanakan di masjid. Hari pelaksanaan Malam Rabu ,setelah isya’
d.    Rihlah / kunjungan bahasa , dilaksanakan akhir bulan ( kalau bisa maksimal )
e.    Lomba bahasa dilaksanakan akhir tahun .

B.      AGENDA KERJA

1.    Sub Bidang Olah raga
a.    Agenda Mingguan
1)    Mengadakan latihan Olah raga
2)    Penyediaan sara dan prasarana Olah raga
3)    Mengadakan liga konsul
4)    Mengadakan pertandingan tennis meja, Bola volli, bulu tangkis
5)    Mengadakan senam/ lari pagi untuk santri
b.    Agenda Bulanan
1)    Mengadakan pertanduingan persahabatan
c.    Agenda Tahunan
1)    Mengadakan Pertandingan persahabatan

2.    Sub Bidang Hadroh
a.    Agenda Mingguan
1)    Pendataan peserta kursus hadroh dan qoriah
2)    Penyediaan sarana
3)    Mengadakan kursus hadroh
4)    Mengadakan kursus qiroah
5)    Mengisi acara pondok

b.    Agenda Bulanan
1)    Menghadiri undangan – hadroh
c.    Agenda Tahunan
1)    Mengisi dan menyemarakkan acara pondok
2)    Mengadakan lomba

3.    Sub Bidang Kaligrafi
a.    Agenda Mingguan
1)    Pendataan peserta kursus
2)    Penyediaan sarana dan prasarana
3)    Mengadakan kursus kaligrafi

b.    Agenda Bulanan
1)    Praktek Ketrampilan
c.    Agenda Tahunan
1)    Mengadakan pameran karya santri
2)    Diklat tutor kursus
3)    Mengadakan lomba kaligrafi
4)    Mengadakan rihlah / kunjungan galeri

4.    Sub Bidang Bahasa
a.    Agenda Harian
1)    Mengadakan kursus bahasa
2)    Menertibkan kawasan wajib berbahas
3)    Menertibkan mufrodat baru.
b.    Agenda Mingguan
1)    Pendataan peserta kursus
2)    Penyediaan sarana dan prasarana
3)    Mengadakan muhadloroh
4)    Halaqoh

c.    Agenda Bulanan
1)    Diklat bahasa lain
2)    Evaluasi bahasa
3)    Pengadaan madding
4)    Rihlah bahasa
5)    Hukuman para pelanggar

d.    Agenda Tahunan 
1)    Musabaqoh Bahasa

PROGRAM KERJA BIDANG KEBERSIHAN


A.      TUJUAN UMUM
Menciptakan suasana bersih, indah dan rapi, menuju kenyamanan dan kelancaran aktifitas sehari hari
B.      PROGRAM KERJA
1.    Harian
Pengawasan terhadap :
a.    Pelaksanakan piket lorong pagi dan sore
b.    Pembersihan  kolah ( cuci kaki)
c.    Pembersihan selokan
d.    Pelaksanakan piket halaman
2.    Mingguan
a.    pembersihan jeding dan WC
b.    pengepelan komplek yalamlam III
c.    pengurasan kolah tempat wudlu
3.    Bulanan
a.    Pelaksanaan jum’at bersih
b.    Rapat bulanan bidang kebersihan
c.    Pembuatan jadwal pembagian lokasi jum’at bersih
d.    Pengepelan masjid
4.    Tahunan
a.    Pembuatan jadwal piket
b.    Mengadakan lomba kebersihan kamar
5.    Lain-lain
a.    Pengadaan alat-alat kebersihan meliputi
b.    Penambahan alat-alat pel
c.    Tong/ tempat sampah besar untuk menampung sampah dari Lorong
d.    Penyediaan ruang khusus kebersihan
e.    Pembuatan saringan selokan
f.     Hal-hal yang bersangkutan dengan bidang kebersihan

C.     PERATURAN TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM KERJA
1.       Santri yang mendapatkan dispensasi diberi tugas khusus dalam hal kebersihan
2.       Ta’ziran dari bidang lain dapat diarahkan untuk melaksanakan program kerja kebersihan
3.       Pembagian tugas pengawas program kerja kebersihan :
4.       Peralatan Kebersihan tanggung jawab koordinator
5.       Koordinator Sub. WC adalah Sukarno dan Wahyudi
6.       Jeding dan WC Dibersihkan 1X dalam seminggu hari Kemis Sore
7.       Pengepelan masjid dibebankan kepada siswa MAK
8.       Pengepelan masjid 2 minggu sekali

PROGAM KERJA BIDANG KESEHATAN

 

D.     TUJUAN UMUM
1.      Menumbuhkan sikap hidup sehat
2.      Untuk lebih efisien waktu tenaga dan biaya
3.      Sebagai alternatif pertolongan pertama
4.      Sebagai upaya penyembuhan
5.     Sebagai usaha meningkatkan kecakapan penanganan preventif dan kemampuan menggunakan peralatan medis .
E.      PROGRAM KERJA UMUM
1.       Mengadakan penyuluhan kesehatan
2.       Mengadakan pengobatan masal (bersipat preventif)
3.       Menyediakan obat-obat P3K& P3P
4.       Memeriksa santri yang sakit
5.       Pelatihan UKS
F.      PERATURAN TEKHNIS PELAKSANAAN PROGRAM KERJA
1.       Mendatangkan tenaga ahli
2.       Mengantarkan ketempat pengobatan
3.       Membeli obat di apotik (langganan pondok)
4.       Mengantarkan kebalai kesehatan
5.       Mendatangkan tenaga ahli

G.     AGENDA KERJA
1.       Bersifat tahunan
2.       Program tersebut bersifat bulanan/ musiman
3.       Kondisional (apabila persediaan sudah habis)
4.       Kondisional (apabila pasien perlu diperiksa)
5.       Bulanan


PROGRAM KERJA BIDANG SAR-PRAS

A.      TUJUAN UMUM
1.       Menumbuhkan sikap rasa memiliki pondok
2.       Memperlancar berbagai kegiatan pondok

B.      PROGRAM KERJA
1.     KONDOSIONAL

a.     Mengganti dan menambah lampu yang di butuhkan.

b.     Memperbaiki alat-alat listrik.

c.     Membantu dalam pembangunan Pondok:

d.     Jadwal ro’an.

e.     Menggerakkan ro’an.

f.      Melengkapi alat-alat yang dibutuhkan kepentingan umum { Pondok }.

g.     Membuat jemuran dan taman

h.     Merawat dan memperbaiki sarana pondok :

i.      Pipa-pipa dan kran-kran.

j.      Atap-atap yang bocor.

k.     Pintu-pintu dan fasilitas umum.


2.     BULANAN

a.    Mencari kendaraan mujahadah ke Tegal Sari

b.    Mengecek terhadap fasilitas umum.

c.    Operasi fasilitas umum

 

3.     TAHUNAN

a.    Pengecatan kamar- kamar Pondok.

 




refleksi
Transkip diatas merupakan upaya dari pengurus pondok pesantren darul huda mayak ponorogo.




























TRANSKIP DOKUMENTASI


Koding                        : 05/D/F-1/13-IV/2008
Bentuk                                    : Gambar
Isi dokumen                : Keadaan Kamar Santri
Tanggal pencatatan     : 13 April 2008
Jam pencatatan            : 20.30 WIB


Bukti dokumen
refleksi
Gambar diatas merupakan kamar santri, kamar tersebut digunakan santri untuk belajar. Lokasi tersebut indah dan nyaman untuk belajar santri.























TRANSKIP DOKUMENTASI


Koding                        : 06/D/F-1/16-IV/2008
Bentuk                                    : Gambar
Isi dokumen                : Situasi Belajar Santri Di Masjid
Tanggal pencatatan     : 16 April 2008
Jam pencatatan            : 17.00 WIB


Bukti dokumen
refleksi
Gambar diatas merupakan kegiatan belajar santri di masjid, santri dapat belajar dengan penuh konsentrasi dan dapat memahami materi yang disampaikan ustadznya.





















TRANSKIP DOKUMENTASI


Koding                        : 07/D/F-1/16-IV/2008
Bentuk                                    : Gambar
Isi dokumen                : Situasi Belajar Santri Di Kelas
Tanggal pencatatan     : 16 April 2008
Jam pencatatan            : 17.30 WIB


Bukti dokumen
refleksi
Gambar diatas merupakan kegiatan belajar santri di kelas, santri menulis apa yang di disampaiakan ustadnya. Santri dapat belajar dengan penuh konsentrasi dan dapat memahami materi yang disampaikan ustadznya dengan sarana dan prasarana yang mendukung.


















TRANSKIP DOKUMENTASI


Koding                        : 08/D/F-1/18-IV/2008
Bentuk                                    : gambar
Isi dokumen                : Penindakan terhadap santri yang melanggar pengurus
Tanggal pencatatan     : 18 April 2008
Jam pencatatan            : 20.00 WIB


Bukti dokumen
refleksi
Garbar di atas merupakan penindakan pengurus bagi santri yang melanggar program-program dari pengurus.






















TRANSKIP DOKUMENTASI


Koding                        : 09/D/F-1/18-IV/2008
Bentuk                                    : Gambar
Isi dokumen                : Upaya Pemgurus Dalam Menindak Santri
Tanggal pencatatan     : 18 April 2008
Jam pencatatan            : 23.00 WIB


Bukti dokumen
refleksi
Garbar diatas adalah upaya pengurus dalam melaksanakan aktifitasnya, yaitu menjaga di depan asrama danmananyai santri yang terlambat ketika akan melaksanakan belajarnya.







Lampiran 7
 
TRANSKRIP OBSERVASI


Kode. CL                                : 01
koding                                     : 01/O/F-2/01-IV/2008
Tanggal Pengamatan               : 01 April 2008
jam                                          : 17.00-22.30 WIB
Disusun jam                            : 23.00-24.00 WIB
Kegiatan yang diobservasi      : Kegiatan santri Pondok Pesantren Darul Huda

Transkip observasi
Sehabis sholat asar, pada hari selasa tanggal 1 april pukul 17.00 WIB. Rekan-rekan santri menuju ke kamarnya masing-masing. Kemudian di antara mereka ada yang mandi dan ada yang makan sore. Selang beberapa menit, pengurus bidang kebersihan menyiarkanagar santri yang terjadwal piket untuk segera melaksanakan tugasnya. Beberapa saat kemudian, rekan-rekan santri menuju ke tempat berjamaah untuk melaksanakan sholat magrib.
Semua santri melaksanakan jamaah sholat maghrib di masjid, di komplek yalamlam dua dan di komplek yalamlam empat. Setelah selesai jamaah, semua santri mengambil al-quran di rak yang mereka bawa tadi sebelum jamaah. Setelah imam selesai melakasanakan sholat sunah, imam membaca tartil al-quran dan santri menirukan bacaan imam. Setelah beberapa ayat terbaca, imam mengakhiri pembacaan ayat al-quran tersebut dan bel berbunyi menandakan waktu sorogan dimulai. Para santri menuju ke tempat sorogan masing-masing. Tempat sorogan santri di antaranya di kelas, masjid, dan halaman kamar (kompleks). Setelah sepuluh menit, pengurus pendidikan melaksanakan kontrol di kamar-kamar dan lingkungan pondok. Setelah itu, pengurus keamanan mengunci kamar-kamar santri. Pengurus pendidikan juga mengontrol di tempat-tempat sorogan santri. Pukul 19.40 bel berbungi menandakan sorogan selesai dan santri langsung menuju ke tempat jamaah sholat isya. Sehabis sholat isya pengurus bidang keamanan membuka kunci kamar-kamar santri, dan bel berbunyi menandakan kegiatan belajar wajib (belajar sendiri) akan dilaksanakan. Pada waktu belajar wajib ini santri belajar di kelasnya masing-masing dan pengurus pendidikan juga mengontrol tempat trersebut. Setelah pukul 21. 30 WIB. Santri baru diperbolehkan istirahat. Kemudian ada sebagian santri yang meneruskan belajarnya di kamar dan halaman kamarnya masing-masing.
Tanggapan pengamat
Kegiatan di atas menunjukkan bentuk-bentuk upaya yang dilaksanakan oleh pengurus pendidikan, keamanan, dan kebersihan untuk meningkatkan lingkungan belajar yang kondusif. Upaya pengurus ini dilaksanakan mulai awal kegiatan belajar santri, proses belajar santri, dan selesainya belajar santri serta upaya menciptakan kenyamanan tempat belajar santri.

TRANSKRIP OBSERVASI


Kode. CL                                : 02
koding                                     : 02/O/F-2/01-IV/2008
Tanggal Pengamatan               : 07 April 2008
jam                                          : 20.30-22.00 WIB
Disusun jam                            : 22.30-23.30 WIB
Kegiatan yang diobservasi     : Penindakan terhadap santri yang melanggar program                     pengurus  

Transkip observasi
Sehabis sholat isya, pada hari senin terpampang di pengumuman beberapa nama santri. Kemudian ada siaran dari pengurus pendidikan bahwa rekan-rekan para santri yang namanya ada di pengumuman untuk segera di kamar pendidikan. Setelah santri datang, para pengurus mena’zir rekan-rekan santri tersebut dengan mgnaji di depan pondok. Menurut pengurus pendidikan bahwa rekan-rekan sanrti ini tidak mengikuti kegiatan belajar wajib.
Tanggapan pengamat
Kegiatan di atas merupakan bentuk-bentuk tindakan yang dilaksanakan pengurus pendidikan agar dalam meningkatkan lingkungan belajar yang kondusif dapat tercapai.





















TRANSKIP OBSERVASI


Kode. CL                                : 03
koding                                     : 03/O/F-2/07-IV/2008
Tanggal Pengamatan               : 07 April 2008
jam                                          : 20.30-22.00 WIB
Disusun jam                            : 22.30-23.30 WIB
Kegiatan yang diobservasi     : Letak Geografis




Bukti dokumen
Sebelah Utara            : dibatasi oleh jalan menur
Sebelah Selatan          : dibatasi oleh kantor Departemen Agama
Sebelah Timur            : dibatasi oleh jalan Suprapto
Sebelah Barat : dibatasi oleh jalan jalan menur Gg IV.
Kecamatan Ponorogo :  sekitar  satu kilometer
Kabupaten Ponorogo : sekitar 3 kilometer.
Tanggapan pengamat
Adapun letak geografis yang ada di Pondok Pesantren Darul Huda ini menunjukkan bahwa letak Pondok dekat dengan perkotaan yang memudahkan santri untuk memenuhi kebutuhannya. Serta lokasi tersebut tidak di pinggir jalan raya yang membuat santri tidak terganggu dalam belajarnya.


Lampiran 3
 
TRANSKRIP WAWANCARA


Kode                         : 01/3-W/F-1/05-III/2008
Nama Informan         : Imam fatawi
Tanggal                      : 05 Maret 2008
Jam                            : 16.30-17.30 WIB
Disusun jam               : 20.30.22.00 WIB
Tempat Wawancara   : Rumah kediaman
Topik Wawancara     :  Lingkungan belajar di Pondok Pesantren Darul Huda Putra Mayak Ponorogo



Materi wawancara
Peneliti

Informan







Peneliti
Informan


Peneliti

Informan


Pada masa itu berapa jumlah kamar jumlah kamar dan kelas? Dan bagaimana keadaan kamar, kelas dan masjid?
Pada awalnya jumlah kamar dua kamar, kemudian mengingat jumlah santri yang meningkat maka ada pembangunan Asrama yang menjadi enam kamar. Kemudian jumlah kelas lima kelas, pada masa itu kelas masih pinjam di Mayak Kulon yang berjarak 400 meter dari lokasi Pondok. Sedangkan keadaan kamar dan kelas masih sederhana sekali. Sekitar tahun 1977 pondok dapat membangun sendiri madrasah dengan jumlah kelas empat kelas. Sedangkan Masjid pada waktu itu juga sederhana.
Pada waktu itu santri belajar dimana saja?
Santri belajar dimana-mana, ada sebagian santri belajar di kelas, masjid, kamar dan rumah-rumah penduduk juga digunakan untuk belajar.
Sedangkan santri ketika belajar di malam hari bagaimana pencahayaannya?
Untuk di kelas dan masjid menggunakan lampu petromak (lampu tradisional) sedangkan untuk belajar dikamar dan dirumah penduduk menggunakan lampu ublik (lampu tradisional)
refleksi
Lingkungan yang digunakan untuk belajar santri diataranya adalah di kelas, di masjid, di kelas dan di rumah-rumah penduduk








TRANSKRIP WAWANCARA


Kode                         :  02/01-W/F-1/5-III/2008
Informan                   : Sholeh Hasan
Tanggal                      : 05 Maret 2008
Jam                            : 18.30-19.00 WIB
 Disusun jam              : 20.00-21.00 WIB
Tempat Wawancara   : di rumah kediaman
Topik Wawancara     : Upaya Pengurus Pondok Pesantren Darul Huda



Materi Wawancara
Peneliti

Informan
Peneliti
informan
Pada masa itu apa sudah ada suatu pengurusnya atau yang mengatur santri?
Belum ada, semua belajar kembali pada santri masing-masing.
Kemudian bagaimana belajar santri pada masa itu?
Pada masa ini semua kembali pada santri masing-masing, yaitu ”himmah” (tekat) yang ada pada diri mereka. Dan juga ”harsun” (lubo) harapan santri pada waktu itu luar biasa. Pada masa ini kesadaran santri sangat tinggi waktu itu, sebab hampir semua santri pada masa ini datang ke pondok dengan tidak membawa bekal dari rumah, mereka dilain waktu belajarnya digunakan untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhannya. Dengan susahnya mencari uang yang menyebabkan mereka semangat untuk belajar. Upaya lain agar santri belajar adalah dari sebagian kalangan ustadz, pada masa ini ustadnya kereng-kereng (keras dalam mengajarnya). Santri dilarang menulis ketika ustadnya sedang menjelaskan materi, kemudian santri boleh menulis setelah selesai ustad menjelaskan.
refleksi
Pada Masa Ini Belajar Santri Adalah Atas Dasar Kesadaran


TRANSKRIP WAWANCARA


Kode                         : 03/03-W/F-3/8-IV/2008
Informan                   : Drs. H. Fatkhurrazi
Tanggal                      : 08 April 2008
Jam                            : 14.00-15.00 WIB
 Disusun jam              : 21.00-22.00 WIB
Tempat Wawancara   : Rumah Kediaman
Topik Wawancara     : Faktor Penghambat Lingkungan Belajar



Materi wawancara
Peneliti


informan
Dalam lingkungan belajar dapat dipastikan ada faktor yang menghambat mendukungnya lingkungan belajar, menurut anda faktor yang menjadi penghambat belajar santri apa saja?
Pada masa ini faktor utama yang menghambat belajar di antaranya adalah pencayaan. Pada masa itu santri yang belajar di Masjid dan kelas menggunakan lampu petromak (lampu tradisional). Kendalanya adalah jika waktu akan belajar lampu mati atau balonan lampu jebol, maka kegiatan belajar santri akan libur.
Faktor yang lain adalah dana, kalau dana ada semua fasilitas untuk belajar dapat terpenuhi. pada masa ini dana masih sedikit, jadi semua program dari Pondok untuk mendukung belajar belum terpenuhi. Juga belum mengenal pemerintah, maka waktu itu beliau masih mengenal orang-orang kaya sebagai donatur perkembangan Pondok.
Juga faktor dari santri sendiri, santri ada yang semangat belajar memang juga ada sebagian santri yang lelah ketika sedang belajar karena pada waktu itu hampir semua santri bekerja untuk memenuhi kebutuhannya dan ketika mereka belajar banyak yang kelelahan. Juga ada sebagian santri yang mengantuk dan tidur waktu belajar. Juga kepengurusan di Pondok belum ada pada masa itu, jadi santri masih kesadaran untuk belajarnya.
refleksi
Faktor penghambat lingkungan belajar yang kodusif diantaranya adalah pencahayaan, dana dan motivasi dari santri itu sendiri serta kepengurusan yang belum ada.







TRANSKRIP WAWANCARA


Kode                         : 04/04-W/F-1/29-III/2008
Informan                   : Dimyati
Tanggal                      : 29 Maret 2008
Jam                            : 17.00-17.30 WIB
 Disusun jam              : 22.00-23.00 WIB
Tempat Wawancara   : Perumahan Ustadz
Topik Wawancara     :  Lingkungan Belajar Santri Di Pondok Pesantren Darul Huda Mayak Ponorogo



Materi Wawancara
Peneliti
Informan





Peneliti
Informan

Peneliti
Informan


Pada waktu itu santri belajar dimana saja?
Lingkungan belajar yang digunakan santri untuk belajar diantaranya, bangunan baru di asrama putra, Sedangkan bangunan lama tidak dipakai lagi. Kemudian pada sekitar tahun 1993 ada penambahan asrama santri. Santri juga belajar di kelas serta santri belajar dimasjid. Bangunan masjid pada masa itu ada perehaban.
Bagaimana kondisi pencahayaannya?
Sedangkan kondisi pencahayaan pada waktu itu menggunakan listrik.
Berapa jumlah tempat yang digunakan santri tersebut?
Kamar berjumlah empat belas kamar, kemudian ada penambahan menjadi 21 kamar. Jumlah kelas ada sembilan belas kelas.
refleksi
Lingkungan belajar pada waktu itu mengalami suatu peningkatan, santri dapat belajar di kamar, masjid dan kelas.













TRANSKRIP WAWANCARA


Kode                         : 05/05-W/F-1/20-III/2008
Informan                   : Mudir Sunani
Tanggal                      : 20 Maret 2008
Jam                            : 19.00-19.30 WIB
 Disusun jam              : 21.30-22.00 WIB
Tempat Wawancara   : Perumahan Ustadz
Topik Wawancara     :  Upaya Pengurus Pondok Pesantren Darul Huda



Materi Wawancara
Peneliti
informan
Pada waktu itu apa sudah ada pengurusnya?
Sudah ada
Bagaimana keadaan pengurus dan apakah sudah ada program-program kerja dari pengurus itu sendiri?
Pada masa ini pengurus mulai tertata, dari ketua pondok sampai seksi-seksinya sudah ada, pada waktu itu adalah pada masa awal kepengurusan secara terstruktur.
Bagaimana upaya pengurus dalam meningkatkan lingkungan belajar yang kondusif?
Upaya yang dilakukan pengurus pada waktu itu juga sudah ada untuk meningkatkan lingkungan belajar santri agar kondusif. Mereka melaksanakan program-program kepengurusan secara bersama-sama, kemudian dari tahun ketahun ada peningkatan tentang program-program dari pengurus.
refleksi
Kepengurusan pada masa ini sudah mulai tertata, dari ketua pondok sampai seksi-seksinya sudah ada, masa ini adalah masa awal kepengurusan secara terstruktur. Upaya yang dilakukan pengurus yaitu melaksanakan program-program kepengurusan secara bersama-sama.











TRANSKRIP WAWANCARA


Kode                         : 06/06-W/F-1/8-IV/2008
Informan                   : Saiful Mustofa
Tanggal                      : 8 April 2008
Jam                            : 21.00-22.00 WIB
 Disusun jam              : 22.00-23.00 WIB
Tempat Wawancara   : Kamar Pengurus
Topik Wawancara     :  Lingkungan Belajar Santri Di Pondok Pesantren Darul Huda Mayak Ponorogo



Materi Wawancara
Peneliti
Informan
Peneliti
informan
Pada waktu itu santri belajar dimana saja?
Santri belajar di kamar, kelas dan masjid.
Bagaimana kondisi pencahayaannya?
Sedangkan kondisi pencahayaan pada waktu itu menggunakan listrik.
Berapa jumlah tempat yang digunakan santri tersebut?
Pada masa ini Asrama ada penambahan, pada awalnya satu lantai menjadi empat lantai, maka jumlah kamar menjadi lima puluh dua kamar. Bangunan masjid juga diperlebar serta kelas berjumlah tiga puluh sembilan kelas. Penerangan pada masa ini menggunakan listrik.
refleksi
Pada masa ini santri semakin mudah belajar dimana saja. Santri dapat belajar di kamar, masjid dan kelas dengan fasilitas yang lebih mendukung.















TRANSKRIP WAWANCARA


Kode                         : 07/07-W/F-2/7-IV/2008
Informan                   : Wahyudi
Tanggal                      : 07 April 2008
Jam                            : 22.00-23.00 WIB
 Disusun jam              : 23.00-23.30 WIB
Tempat Wawancara   : Kamar 6 Dzulkhulaifah
Topik Wawancara     :  Upaya Pengurus Pondok Pesantren Darul Huda Dalam Meningkatkan Lingkungan Belajar Yang Kondusif



Materi Wawancara
Peneliti


informan
Apa upaya yang dilakukan pengurus kebersihan dalam meningkatkan lingkungan belajar yang bersih, nyaman dan sehat untuk belajar santri?
Upaya yang dilakukan pengurus agar lingkungan belajar bersih adalah Di kamar dan masjid ada piket bersih-bersih. Bersih-bersih di kamar dan masjid dilakukan sehari dua kali. Pengepelan masjid dilaksanakan setiap satu minggu sekali. Bersih-bersih semua lingkungan Pondok dilaksanakan satu bulan sekali. Kemudian agar kamar indah dan nyaman kami melaksanakan lomba kamar dalam satu tahun sekali.
refleksi
Upaya yang dilakukan pengurus agar lingkungan belajar bersih adalah Di kamar dan masjid dengan adanya piket Bersih-bersih, Pengepelan dan Bersih-bersih semua lingkungan Pondok mengadakan lomba kamar.















TRANSKRIP WAWANCARA


Kode                         : 08/08-W/F-1/5-IV/2008
Informan                   : Makruf al-Amin
Tanggal                      : 05 April 2008
Jam                            : 21.00-22.00 WIB
 Disusun jam              : 22.00-22.30 WIB
Tempat Wawancara   : Kamar 7 Yalamlam Dua
Topik Wawancara     :  Upaya Pengurus Pondok Pesantren Darul Huda Dalam Meningkatkan Lingkungan Belajar Yang Kondusif




Materi Wawancara
Peneliti


informan
Apa upaya yang dilakukan pengurus OSIS dalam meningkatkan lingkungan belajar yang bersih, nyaman dan sehat untuk belajar santri?
OSIS MA Darul Huda. Upaya yang dilakukan agar kelas tetap bersih adalah pengurus kelas membuat jadwal piket. Kemudian untuk kebersihan halaman madrasah pengurus OSIS menjadwal piket bersih-bersih diwaktu pagi hari.
refleksi
Tugas OSIS MA Darul Huda adalah menjadwal piket bersih-bersih halaman kelas serta kelas tanggunga jawa utama adalah ketua kelas.


















TRANSKRIP WAWANCARA


Kode                         : 09/10-W/F-1/10-IV/2008
Informan                   : Muhammad Hafid Mansur
Tanggal                      : 10 April 2008
Jam                            : 22.00-23.00 WIB
 Disusun jam              : 23.00-24.00 WIB
Tempat Wawancara   : kamar 3 Dzulkhulaifah
Topik Wawancara     :  Upaya Pengurus Pondok Pesantren Darul Huda Dalam Meningkatkan Lingkungan Belajar Yang Kondusif



Materi Wawancara
Peneliti

informan
Apa upaya pengurus pendidikan dalam meningkatkan lingkungan belajar yang kondusif?
Upaya kami adalah semua aktifitas santri sudah kami atur. Di antaranya adalah mulai mengebel sebagai tanda awal belajar santri dimulai. Kemudian kami mengontrol lokasi Pondok agar santri semuanya menuju kelokasi belajarnya. Kami juga melakukan kontrol dilokasi belajar santri agar santri tersebut belajar sungguh-sungguh. Kami juga mengebel  setelah habis waktunya.
refleksi
Upaya yang dilaksanakan adalah semua aktifitas santri dari awal pemberangkatan belajar sampai selesai sudah di atur oleh pengurus pendidikan.

















 TRANSKRIP WAWANCARA


Kode                         : 10/10-W/F-1/11-IV/2008
Informan                   : Agus Rianto
Tanggal                      : 11 April 2008
Jam                            : 21.00-22.00 WIB
 Disusun jam              : 22.00-23.00 WIB
Tempat Wawancara   : kamar 7 juhfah
Topik Wawancara     : Upaya Pengurus Pondok Pesantren Darul Huda Dalam Meningkatkan Lingkungan Belajar Yang Kondusif



Materi Wawancara
Peneliti

informan
Apa upaya pengurus keamanan dalam meningkatkan kenyamanan santri untuk belajar?
Agar santri dapat belajar dengan tenang, aman dan nyaman, disetiap kegiatan belajar santri kami melaksanakan penguncian kamar-kamar santri. Tujuan kami agar semua harta milik santri dapat terjaga. Jadi dengan adanya program ini santri dapat belajar dengan tenang tanpa memikirkan harta benda mereka.
refleksi
Upaya dari pengurus keamanan adalah dengan melaksanakan penguncian kamar-kamar santri.




















TRANSKRIP WAWANCARA


Kode                         : 11/11-W/F-1/3-IV/2008
Informan                   : Ali Muhtarom
Tanggal                      : 03 April 2008
Jam                            : 23.00-23.30 WIB
 Disusun jam              : 23.30-24.00
Tempat Wawancara   : Kamar 5 Dzulkhulaifah
Topik Wawancara     : Upaya Pengurus Pondok Pesantren Darul Huda Dalam Meningkatkan Lingkungan Belajar Yang Kondusif




Materi Wawancara
Peneliti

informan
Bagaimana upaya pengurus sarana dan prasarana dalam meningkatkan kenyamanan belajar santri?
Upaya dari kami adalah meningkatkan kelengkapan sarana dan prasarana di Pondok Pesantren Darul Huda karena Sarana dan prasarana di Pondok Pesantren Darul Huda Putra ini sangat penting. santri dapat belajar dengan tenang dan nyaman butuh akan sarana dan fasilitas-fasilitas yang memadai. Yang kami laksanakan diantaranya pencahayaan sebagai tempat belajar santri, kami segera mengganti lampu-lampu yang mati agar belajar santri tidak tertunda akibat lampu yang mati.
refleksi
Upaya dari pengurus sarana dan prasarana diantaranya segera mengganti lampu-lampu yang mati agar belajar santri tidak tertunda akibat lampu yang mati.















TRANSKRIP WAWANCARA


Kode                         : 12/12-W/F-1/4-IV/2008
Informan                   : Muklis Rofi’i
Tanggal                      : 14 April 2008
Jam                            : 21.00-21.30 WIB
 Disusun jam              : 22.00-23.00 WIB
Tempat Wawancara   : Kamar Kesehatan
Topik Wawancara     :  Upaya Pengurus Pondok Pesantren Darul Huda Dalam Meningkatkan Lingkungan Belajar Yang Kondusif



Materi Wawancara
Peneliti

informan
Bagaimana upaya pengurus kesehatan dalam meningkatkan kesehatan santri?
Santri dapat memahami semua materi pelajarannya dikarenakan kondisi fisiknya sehat, maka yang kami lakukan ketika ada santri yang sakit, kami menyediakan obat-obatan dan kami menyediakan klinik kesehatan Pondok agar santri tersebut lekas sembuh dan dapat mengikuti belajar lagi. Selain itu kami juga melaksanakan foging dilingkungan Pondok serta kamar mandi dan toilet diberi abate (obat pencegah nyamuk) agar santri bebas dari nyamuk.
refleksi
Upaya pengurus kesehatan adalah segera memeriksakan santri yang sedang sakit.

















TRANSKRIP WAWANCARA


Kode                         : 13/13-W/F-3/6-IV/2008
Informan                   : Asfahani
Tanggal                      : 06 April 2008
Jam                            : 12.00-13.00 WIB
 Disusun jam              : 13.00-13.30 WIB
Tempat Wawancara   : Kamar 7 Yalamlam Tiga
Topik Wawancara     :  Faktor Pendukung Dalam Meningkatkan Lingkungan Belajar



Materi Wawancara
Peneliti

informan
Apa faktor pendukung dalam meningkatkan lingkungan belajar yang kondusif?
Pada masa ini sarana dan prasana yang digunakan belajar santri sudah memadai. Karena semua fasilitas belajar santri sudah dapat terpenuhi. Mulai kelas yang sudah lengkap meja, kursi, papan tulis dan perlengkapan kelas sudah ada. Sedang santri yang belajar dimasjid dan kamar juga sudah memadai fasilitasnya. Tempat-tempa belajar tersebut sudah ada ventilasi udaranya (jendela) dan pencahayaannya.
refleksi
Semua sarana dan prasarana yang digunakan untuk belajar santri sudah mendukung.



















TRANSKRIP WAWANCARA


Kode                         : 14/0/04-W/F-2/5-IV/2008
Informan                   : Dimyati
Tanggal                      : 05 Maret 2008
Jam                            : 17.00-17.30 WIB
 Disusun jam              : 21.00-22.00 WIB
Tempat Wawancara   : Perumahan Ustadz
Topik Wawancara     : Faktor pendukung lingkungan belajar



Materi Wawancara
Peneliti

Informan
Peneliti
informan
Apa pengurus waktu itu sudah berupaya untuk meningkatkan lingkungan belajar yang kondusif?
Sudah, tapi belum maksimal.
Bagaimana belajar santri pada masa itu?
Sebagian santri pada masa ini mempunyai tekat kuat, kesadaran untuk belajar mereka sangat tinggi. Jadi santri belajar dengan sungguh-sungguh atas kesadaran pribadi. Pada masa ini santri belajarnya tidak banyak, namun mereka dalam belajarnya ini langsung di praktekkan (diamalkan) dalam kehidupan sehari santri. Tingkat kepahaman terhadap materi lebih mengena pada masa ini. Pada masa ini sudah ada kepengurusan secara terstruktur. Juga sudah ada program-program dari pengurus untuk meningkatkan belajar santri.
refleksi
Santri belajar atas kesadaran pribadi.  Pada masa ini juga sudah ada program-program dari pengurus untuk meningkatkan belajar santri.














TRANSKRIP WAWANCARA


Kode                         : 15/14-W/F-3/18-IV/2008
Informan                   : Mufis Saiful Ahyar
Tanggal                      : 08 April 2008
Jam                            : 22.00-23.00 WIB
 Disusun jam              : 23.00-24.00 WIB
Tempat Wawancara   : Kamar Pengurus
Topik Wawancara     : Faktor Pendukung Lingkungan Belajar



Materi Wawancara
Peneliti

informan
Apa saja faktor pendukung lingkungan belajar di Pondok Pesantren Darul Huda?
Faktor-faktor pendukung lingkungan berajar dari intern santri diantaranya santri mempunyai semangat belajar karena dari diri santri mempunyai motivasi untuk belajar yang tinggi, punya cita-cita dan ada dorongan baik dari dirinya untuk belajar. Kemudian yang ekstern diantaranya pengaruh teman-temannya yang pandai yang membuatnya lebih semangat untuk belajar dan juga dapat dimungkinkan program-program dari pengurus santri tersebut sangat menyukainya atau santri tersebut merasa sangat nyaman ditempat belajarnya serta tidak merasa jenuh.
refleksi
Faktor-faktor pendukung lingkungan berajar dari intern santri dan ekstern santri diantaranya pengaruh teman-temannya.serta  dimungkinkan program-program dari pengurus.
















TRANSKRIP WAWANCARA


Kode                         : 16/01-W/F-3/5-III/2008
Informan                   : Sholeh Hasan
Tanggal                      : 05 Maret 2008
Jam                            : 18.30-19.00 WIB
 Disusun jam              : 21.00-22.00 WIB
Tempat Wawancara   : Rumah Kediaman
Topik Wawancara     :  faktor pendukung lingkungan belajar


Materi Wawancara
Peneliti
informan
Apa faktor yang mendukung lingkungan  belajar yang kondusif?
Yang jelas kalau yang mendukung itu adalah dari kesadaran dantri itu sendiri. Bila di prosentase antara yang rajin belajar dengan yang tidak itu banyak yang rajin.
refleksi
Belum ada upaya dari pengurus pada masa itu, namun belajar rajin itu dari semangat santri itu sendiri.

























TRANSKRIP WAWANCARA


Kode                         : 17/03-W/F-3/8-IV/2008
Informan                   : Dimyati
Tanggal                      : 08 April 2008
Jam                            : 19.00-20.00 WIB
 Disusun jam              : 22.00-23.00 WIB
Tempat Wawancara   : Perumahan Ustadz
Topik Wawancara     : Faktor Penghambat Lingkungan Belajar       


Materi Wawancara
Peneliti

informan
Menurut anda faktor apa yang menghambat terciptanya lingkungan belajar yang kondusif pada masa itu?
Faktor yang menghambat terciptanya lingkungan belajar yang kondusif di antaranya sebagian santri siang bekerja dan malamnya belajar, yang membuat mereka kelelahan, selang beberapa tahun ada madrasah pagi, mulai berkurang santri yang bekerja diluar kemudian mulai ada larangan santri untuk bekerja diluar. Pada masa ini program-program dari pengurus sudah ada, namun pelaksanaannya masih kurang maksimal dikarenakan masa ini adalah masa awal organisasi di Pondok. Pada masa ini tindakan terhadap santri yang melanggar juga tergolong masih kurang.  Juga pada masa ini tindakan dari pengurus terhadap santri yang melanggar program dari pengurus masih tergolong kurang, karena santri masih ada saja yang melanggar namun tindakannya yang kurang maksimal dari pengurus.
refleksi
Faktor yang menghambat terciptanya lingkungan belajar yang kondusif di antaranya sebagian santri kelelahan ketik akan belajar dikarenakan santri tersebut siangnya bekerja. Program-program dari pengurus sudah ada, namun pelaksanaannya masih kurang maksimal.











TRANSKRIP WAWANCARA


Kode                         : 20/15-W/F-2/6-IV/2008
Informan                   : Mufti al-Anam
Tanggal                      : 6 April 2008
Jam                            : 21.00-22.00 WIB
 Disusun jam              : 23.00-24.00 WIB
Tempat Wawancara   : Kamar 6 dzulkhulaifah
Topik Wawancara     :  Faktor Penghambat Lingkungan Belajar      



Materi Wawancara
Peneliti

informan
Menurut anda faktor apa yang menghambat terciptanya lingkungan belajar yang kondusif pada masa itu?
Faktor penghambat pada masa ini disebabkan ada sebagian santri yang kebiasaan sehari-hari dirumah yang dimanja orang tuanya dalam belajarnya  Atau kebiasaan belajar dirumah dengan cara sendiri sedangkan di Pondok yang bersama-sama yang membuat santri kurang bisa memahami pelajaran.  juga mungkin ketika sedang belajar tempat tersebut ramai oleh santri-santri yang lain yang membuatnya sulit untuk belajar. Juga ada sebagian santri itu belum ada kedewasaan betapa pentingnya belajar itu bagi mereka. Mungkin juga belajarnya yang monoton, sebenarnya ketika belajar bersama-sama itu bisa menggunakan berbagai metode agar tidak membosankan dalam belajarnya, namun kelihatannya ini masih belum ada.
refleksi
Faktor ini disebabkan dari santri sendiri dan teman-temannya yang ada di Pondok Pesantren Darul Huda.














TRANSKRIP WAWANCARA


Kode                         : 19/01-W/F-2/14-III/2008
Informan                   : Mufid Saiful Ahyar
Tanggal                      : 14 Maret 2008
Jam                            : 18.30-19.00 WIB
 Disusun jam              : 22.00-23.00 WIB
Tempat Wawancara   : Kamar Pengurus
Topik Wawancara     : Faktor Penghambat Lingkungan Belajar



Materi Wawancara
Peneliti

informan
Menurut anda faktor apa yang menghambat terciptanya lingkungan belajar yang kondusif pada masa itu?
Dari teman-temannya, ketika melihat teman-temannya malas akan berdampak besar pada diri santri, santri tersebut lambat laun juga akan malas untuk belajar. Juga terlalu padatnya kegiatan di Pondok Pesantren Darul Huda ini yang membuat santri kelelahan, juga ada yang tidur saat belajar berlangsung. Akibatnya suasana menjadi tidak kondusif. Juga ada sebagian santri yang  ramai sendiri ketika temannya belajar, kurang kesadaran dari mereka yang akibatnya santri yang lain tidak bisa belajar.
refleksi
Faktor penghambat ini berasal dari teman-temannya, jika teman rajin maka akan rajin juga santri tersebut dan begitu juga sebaliknya.















 SURAT PERNYATAAN



Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan ini kami yang bertanda tangan di bawah ini:
 Nama              : _____________________________________
TTl                   : _____________________________________
Alamat            : _____________________________________
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa mahasiswa STAIN Ponorogo dibawah ini:
Nama               : Tamrin Fathoni
TTL                 : Ponorogo, 14 November 1985
Nim                 : 243042086
Alamat                        : Pondok Pesantren Darul Huda Putra Mayak Tonatan Ponorogo
Benar-benar telah bertemu langsung dan mengadakan wawancara dengan saya pada:
Hari, Tanggal  : _____________________________________  
Waktu             : _____________________________________
Tempat            : _____________________________________

Demikian surat pernyataan ini kami buat untuk dipergunakan sebagaimana semestinya.
Assalamu’alaikum Wr. Wb.







Ponorogo, ..............................
Hormat Kami,




( __________________ )

RIWAYAT HIDUP
Tamrin Fathoni, dilahirkan pada tanggal 14 November 1985 di Ponorogo, Jawa Timur. Ia adalah putra dari Bapak Saiful Badri dan Ibu Tasmiati. Pendidikan taman kanak-kanak ditamatkannya pada tahun 1992. Jenjang pendidikan ia tempuh selanjutnya yaitu SDN Bedingin I Sambit Ponorogo, ditamatkannya pada tahu 1998.
Setelah itu ia melanjutkan pendidikannya di MTsN Jetis Ponorogo yang ditamatkannya pada tahun 2002.
Setelah itu, ia melanjutkan pendidikannya di MAK (Madrasah Aliyah Keagamaan) Darul Huda di Mayak Ponorogo, ia juga belajar di Madrasah Diniyah MMH (Madrasah Miftahul Huda) Pondok Pesantren Darul Huda Mayak Ponorogo, ditamatkannya pada tahun 2006, ia menetap di Pondok Pesantren Darul Huda putra Mayak Ponorogo sampai sekarang.
Pada tahun 2004 ia meneruskan pendidikannya di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Ponorogo dengan mengambil Program Studi Pendidikan Agama Islam sampai sekarang.
 Selama tahun 1998 sampai sekarang, ia aktif di organisasi. Seperti Dewan Galang MTsN Jetis Ponorogo (sejak tahun 1999 sampai 2000), pengurus Pondok Pesantren Darul Huda putra Mayak Ponorogo (sejak tahun 2005 sampai sekarang), dan organisasi di Madrasah Diniyah Miftahul Huda Pondok Pesantren Darul Huda Mayak Ponorogo (sejak tahun 2004 sampai 2006).



ABSTRAK

Tamrin Fathoni. 2008. Dinamika Pesantren Menuju Lingkungan Belajar Yang Kondusif (Studi Kasus Di Pondok Pesantren Darul Huda Putra Mayak Ponorogo). Skripsi. Program Studi Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ponorogo. Pembimbing (I) Drs. H. Sugihanto M. Ag, (II) Drs. H. Sutoyo M. Ag.

Kata kunci: Lingkungan Belajar, Pondok Pesantren Darul Huda, Kondusif.

Lingkungan pondok pesantren, entah itu salafiah ataupun modern sering kali diidentikan dengan tempat yang kumuh, kotor, tidak teratur dan kurang menghargai aspek kebersihan dan kerapian. Hal ini disebabkan karena para santri sibuk untuk belajar atau mengaji, sehingga melupakan aspek-aspek tersebut.
Pondok Pesantren Darul Huda Mayak Ponorogo sebagai salah satu Pondok Pesantren di wilayah Ponorogo mengalami perkembangan yang cukup pesat bila dibandingkan dengan pondok-pondok lainnya. Perkembangan tersebut bersifat menyeluruh mulai dari sistem pendidikan, maupun sarana dan prasarana yang ada.
Dari latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian lingkungan Pondok Pesantren Darul Huda Putra Mayak Ponorogo dengan judul dinamika pesantren menuju lingkungan belajar yang kondusif (studi kasus di Pondok Pesantren Darul Huda Putra Mayak Ponorogo) denga rumusan masalah sebagai berikut: 1). Bagaimana lingkungan belajar di Pondok Pesantren Darul Huda Putra Mayak Ponorogo? 2). Apa upaya-upaya pengurus Pondok Pesantren Darul Huda Putra Mayak Ponorogo dalam meningkatkan lingkungan belajar yang kondusif? 3). Faktor-faktor apa saja yang mendukung dan penghambat dalam meningkatkan lingkungan belajar yang kondusif Pondok Pesantren Darul Huda Putra Mayak Ponorogo?
Melalui pendekatan kualitatif yang memiliki karakteristik alami sebagai sumber data langsung dan analisis induktif, hasil penelitian ini adalah









Dari penelitian ini, saran yang dapat penulis kemukakan adalah diharapkan para santri di Pondok Pesantren Darul Huda Putra Mayak Ponorogo dapat meningkatkan lingkungan belajar yang kondusif.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar