Minggu, 01 April 2012

ALIRAN-ALIRAN DAN MADZAB DALAM FILSAFAT




PENDAHULUAN
Pemikiran filsafat Yunani mencapai puncaknya pada saat murid Plato bernama Aristoteles (384-322 SM). Ia mengatakan bahwa tugas utama ilmu pengetahuan ialah mencari penyebab-penyebab objek yang diselidiki. Kekurangan utama para filosof sebelumnya yang telah menyelidiki alam adalah bahwa mereka tidak memeriksa semua penyebab. Aristoteles berpendapat bahwa tiap-tiap kejadian mempunyai empat penyebab yang semuanya harus disebut, bila manusia hendak memahami proses kejadian segala sesuatu.



Wacana filsafat yang menjadi topik utama pada zaman modern adalah persoalan epistemologi atau teori pengetahuan. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang bersifat epistemology, maka dalam filsafat modern muncullah berbagai aliran filsafat yang memberikan jawaban berbeda bahkan saling bertentangan.
Madzab-madzab dalam filsafat. Setiap masdzab terdapat berbagai aliran-aliran didalamnya dengan argument yang bertentangan. Kemunculan mazhab ini terutama berada di abad pertengahan sebagai konsekuensi dari munculnya golongan-golongan pemikir yang sepaham dengan teori, ajaran, bahkan aliran tertentu terhadap tokoh-tokoh filsafat atau filsuf sampai zaman modern aliran-aliran ini terus berkembang. Dengan banyaknya aliran yang berkembang dalam filsafat, maka saya memerinci, meemilah-milah berbagai aliran tersebut.
ALIRAM-ALIRAN DAN MADZAB DALAM FILSAFAT
A. Aliran-Aliran Filsafat
1. Monisme
Aliran yang menyatakan bahwa hanya ada satu kenyataan fundamental. Kenyataan tersebut dapat berupa jiwa, materi, tuhan, atau subtansi lainnya yang tidak dapat diketahui. Tokoh-tokohnya adalah Thales (625-545 SM), Anaximander (610-547 SM) dan Anaximenes (585-528 SM). Filsuf modern yang termasuk penganut monisme adalah Baruch Spinoza. Aliran ini menganggap bahwa hakikat asal dari seluruh kenyataan itu satu. Satu disini mencakup jasmani maupun rohani.
2. Dualisme
Aliran ini berpendapat bahwa benda terdiri dari dua materi dari dua macam hakikat sebagai asal sumbernya, yaitu hakikat materi dan hakikat ruhani, benda dan ruh, jasad dan spirit. Tokoh-tokohnya adalah Descrates (1596-1650 M), Benedictus de Spinoza (1632-1677 M) dan Gitifried Wilhelm von Leibniz (1646-1716 M).  Aliran ini menentang aliran monisme. Aliran ini hakikat ada dua. Kedua hakikat ini masing-masing bebas dan berdiri sendiri-sendiri.
3. Pluralisme
Aliran ini berpendapat bahwa segenap macam bentuk merupakan kenyataan. Tokoh aliran ini pada masa yunani kuno adalah Anaxagoras dan Empedocles. Sedangkan tokoh modern adalah William james (1842-1910 M). Pluralisme ini bertolak dari keseluruhan dan semua bentuk adalah nyata.
4. Spiritualisme
Spiritualisme berarti kepercayaan bahwa roh-roh orang mati berkomunikasi dengan orang yang masih hidup melalui orang-orang tertentu yang menjadi perantara dan lewat bentuk wujud yang lain. Tokoh aliran ini adalah Plato (430-348 M) dan Leibniz (1646-1718 M).
5. Matrealisme
Aliran ini menganggap bahwa sumber yang asal itu adalah materi, bukan rohani. Tokoh-tokohnya adalah Demokritos (460-370 SM), Thales (624-546 SM) dan Anaximander (585-528 SM). Aliran ini tidak menyepakati atas segala persoalan atau tidak berpegang sepenuhnya kepada persoalan-persoalan materi.
6. Mekanisme
Aliran ini menyatakan bahwa semua gejala (peristiwa) dapat dijelaskan berdasarkan asas-asas mekanik (mesin). Tokoh-tokohnya adalah Leucippus dan Demokritus. Kemudian dianut oleh Galileo galilei (1564-1641 M).
7. Teleologi
Teleologi berpendirian bahwa yang berlaku dalam kejadian alam bukanlah kaidah sebab akibat, akan tetapi sejak semua memang ada sesuatu kemauan atau kekuatan yang mengarahkan alam kesuatu tujuan.
8. Vitalisme
Vitalisme memandang bahwa kehidupan tidak dapat sepenuhnya dijelaskan secara fisika-kimiawi, karena hakikatnya berbeda dengan yang tidak hidup. Filsuf vitalisme adalah Hans adolf eduard driesch (1867-1940) dan Henry bergson (1859-1941).
9. Organisisme
Aliran ini berpendapat bahwa hidup adalah suatu struktur yang dinamik, suatu kebulatan yang memiliki bagian-bagian yang heterogen, akan tetapi yang utama adalah adanya system yang teratur. Semua bagian bekerja dibawah kebulatannya.
10. Rasionalisme
Bahwa sumber pengetahuan yang memadai dan dapat dipercaya adalah akal. Tokoh-tokohnya adalah Decartes, Spinoza, Leibniz dan Rene Descartes. Faham atau aliran atau ajaran yang berdasarkan rasio, ide-ide yang masuk akal saja. Selain itu, tidak ada sumber kebenaran yang hakiki. Dengan akal ini sumber pengetahuan dapat di katakana memiliki syarat sebagai pengetahuan yang ilmiah. Sedangkan pengalaman hanya dapat dipaksa untuk mengukuhkan kebenaran pengetahuan yang telah diperoleh dari akal itu sendiri.
11. Empirisme
Empirisme berpendirian bahwa semua pengetahuan diperoleh lewat indera. Indera memperoleh kesan-kesan dari alam nyata kemudian kesan-kesan itu berkumpul dalam diri manusia sehingga menjadi pengalaman. Penganut aliran ini bertolak belakang dasri aliran rasionalisme. Sumber pengetahuan yang memadai adalah dari pengalaman. Pengalaman lahir yang menyangkut dunia, sedangkan bathin yang menyangkut pribadi manusia.
12. Realisme
Realisme adalah aliran yang menyatakan bahwa objek-objek yang diketahui adalah nyata dalam dirinya sendiri. Pengetahuan diperoleh dari panca indera dan pengetahuan ini merupakan kopi yang sebenarnyatentang fakta-fakta yang ada diluar akal. Pengetahuan menggambarkan kebenaran.
13. Kritisme
Aliran ini berpendapat bahwa pengetahuan merupakan hasil terakhir yang diperoleh dengan adanya kerjasama diantara dua komponen, yaitu disatu pihak berupa bahan-bahan yang bersifat pengalaman inderawi dan di lain pihak cara mengolah kesan-kesan yang bersangkutan sedemikian rupa sehingga terdapat suatu hubungan antara sebab adan akibatnya. Tokohnya Immanuel kant.
14. Idealisme
Aliran ini beranggapan bahwa hakikat kenyataan yang beraneka ragam itu semua berasal dari ruh atau sejenis dengannya, yaitu sesuatu yang tidak terbentuk dan menempati ruang. Kenyataan manusia adalah ruh. Ruh tidak hanya pada manusia, akan tetapi termasuk kepada kebudayaan.
15. Positifisme
Bahwa ilmu adalah satu-satunya pengetahuan yang valid dan fakta-fakta sajalah yang mungkin dapat menjadi objek pengetahuan. Tokoh terpenting dalam aliran ini adalah Auguste comte (1798-1857). Penekanan aliran ini adalah pada hubungan fakta satu dengan fakta yang lain. Persoalan filsafat bukanlah masalah hakikat, asal mula dan tujuan akhir gejala-gejala, namun bagaimana hubungan antara gejala satu dengan yang lain itu.
16. Pragmatisme
Aliran ini megajarkan bahwa yang benar apa yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan perantaraan akibat-akibatnya yang bermanfaat secara praktis. Tokohnya adalah C.S Pierce, William james dan John dewey. Aliran ini lahir dari aliran empirisme. Aliran ini akan memberikan sesuatu yang difokuskan adalah hal yang praktis.
17. Idealisme etis
Aliran yang meyakini asas-asas moral atau aturan-aturan untuk bertindak.
18. Deontologisme etis
Berpendirian bahwa sesuatu tindakan dianggap baik tanpa disangkutkan dengan nilai kebaikan sesuatu hal.
19. Etika teleologis
Bahwa kebaikan atau kebenaran suatu tindakan sepenuhya bergantung pada sesuatu tujuan atau sesuatu hasil.
20. Hedonisme
Aliran ini menganjurkan manusia untuk mencapai kebahagiaan yang didasarkan kepada kenikmatan dan kesenangan.
21. Utilitarisme
Utilitarisme adalah pandangan yang menyatakan bahwa tindakan yang baik adalah tindakan yang menimbulkan kenikmatan atau kebahagiaan yang sebesar-besarnya bagi manusia yang sebanyak-banyaknya.
Madzab-madzab dalam filsafat terbagi dari aspek ontology, epistimologi dan aksiologi. Tiga golongan ini yang dapat membedakan dari berbagai aliran yang ada dalam filsafat. Dengan adanya satu golongan yang terperinci, maka aliran-aliran tersebut dapat diketahui dengan jelas.
Madzab yang pertama, filsafat dari golongan ontology. Diantaranya adalah aliran monisme, aliran dualisme dan aliran pluralisme. Aliran-aliran ini termasuk madzab ontology karena keberadaan dilihat dari segi jumlah dan banyak (kuantitas) dari aliran tersebut. Kemudian aliran spiritualisme dan matrealisme. Aliran¬-aliran ini termasuk dalam madzab ontology karena keberadaan dipandang dari segi sifatnya. kemudian aliran mekanisme, aliran teologi, aliran metalisme dan aliran olganisisme. Aliran ini juga termasuk kedalam ontology karena keberadaan dipandang dari prosesnya.
Madzab yang kedua, filsafat dari golongan epistemology. Diantaranya adalah aliran rasionalisme, aliran empirisme, aliran realisme dan aliran kritisme. Aliran¬-aliran ini termasuk kedalam epistemology karena pengetahuan yang bertalian dengan sumber-sumber pengetahuan tersebut. Kemudian aliran idealisme, aliran empirisme, aliran positifisme dan aliran pragmatisme. Aliran-aliran tersebut masuk epistemology dikarenakan pengetahuan tersebut menekankan pada hakikat dari pengetahuan itu sendiri.
Madzab yang ketiga, madzab dari golongan aksiology. Diantaranya adalah aliran idealisme etis, aliran deontologisme etis, aliran etika teleologis, aliran hedonisme dan aliran utilitarisme. Aliran-aliran ini termasuk kategori aksiology karena aliran-aliran tersebut menelaah pada penerapan dari pengetahuan itu. Dapat dilihat dari klasifikasinya, tujuan dari pengetahuan serta perkembangannya. Aliran ini menekankan sifat nilai, type dari nilai dan kriteria dari nilai itu.
KESIMPULAN
Aliran-aliran dalam filsafat adalah monisme, dualisme, pluralisme, spiritualisme, matrealisme, mekanisme, teleology, vitalisme, organisisme, rasionalisme, empirisme, realisme, kritisme, idealisme, positifisme, pragmatisme, idealisme etis, deontologisme etis, etika teleologis, hedonisme dan utilitarisme.
Dari berbagai aliran tersebut terbagi kedalam tiga madzab besar. Madzab ontology diantaranya monisme, dualisme, pluralisme, spiritualisme dan matrealisme. Madzab kedua adalah epistemology diantaranya mekanisme, teleology, vitalisme, organisisme, rasionalisme, empirisme, realisme, kritisme, idealisme, positifisme dan pragmatisme. Sedangkan madzab ketiga adalah aksiology, aliran-alirannya adalah idealisme etis, deontologisme etis, etika teleologis, hedonisme dan utilitarisme.
DAFTAR PUSTAKA
Mada, Tim Dosen Filsafat Ilmu Fakultas Filsafat Universitas Gajah. Filsafat Ilmu (Yokyakarta: Liberty Yogyakarta, 2003).
Bahtiar, Amsal. Filsafat Ilmu (Jakarta: PT RajaGrafindo, 2005).
Dkk, Rizal Mustansyir. Filsafat Ilmu (Yokyakarta: Puataka Pelajar, 2004).
Muhajir, Noeng. Filsafat Ilmu Positivisme, PostPositifisme dan PostModernisme (yokyakarta: Raskesarasin, 2001).
Praja, Juhaya S. Aliran-Aliran Dan Etika (Jakarta: Kencana, 2003).
http://kangarul.wordpress.com/2009/07/31/pengertian-dan-mazhab-filsafat/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar